Sukses Menjadi Pengusaha Dengan Membidik Pulau Jawa

Bisnis keripik pisang aneka rasaMengawali bisnisnya dari Daerah Lampung Selatan, ternyata tak menghalangi Puji Norbawa (25) dan Hidayatuz Zu’amah (25) untuk bisa sukses menapaki karirnya sebagai produsen keripik pisang aneka rasa. Melihat perkembangan usaha keripik pisang di Provinsi Lampung sudah cukup menjamur, pasangan pengusaha muda ini tidak kehilangan akal dan mencari daerah pemasaran yang sekiranya masih potensial.

“Sebelum melakukan produksi, saya melakukan survey pasar di Lampung. Dan ternyata hasilnya nihil karena produk keripik pisang sudah begitu menjamur di daerah tersebut. Hingga akhirnya saya mencari daerah pemasaran lain selain di Lampung, dan target awal pemasaran saya adalah Pulau Jawa,” katanya.

Baca Juga Artikel Ini :

Usaha Keripik Pisang Omzetnya Capai Puluhan Juta

Keripik Bonggol Pisang, Renyah dan Kaya Akan Serat

Kepada tim liputan BisnisUKM.com, Puji Norbawa mengungkapkan bahwa ide untuk merintis usaha keripik pisang ini telah Ia peroleh sejak duduk di bangku kuliah. “Kebetulan saat itu saya menerima beastudi Etos. Saat itu selain menerima beasiswa, kami juga diajarkan untuk berkontribusi terhadap masyarakat. Waktu itu kami diajarkan mengelola desa binaan, mengelola potensi desa tersebut dengan prinsip social entrepreneur. Konsep inilah yang coba saya terapkan, mengelola dan pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi,” jelas suami dari Hidayatuz Zu’amah tersebut.

Omzet Melesat Dalam Waktu Cukup Singkat

Owner keripik pisang Mr. PiccoMeski sebenarnya bisnis camilan ini masih tergolong baru, karena mulai dirintis bulan Agustus 2015 yang lalu, namun perkembangannya bisa dikatakan cukup pesat. Hanya dalam hitungan bulan, pasangan pengusaha muda ini bisa menemukan partner bisnis yang tepat karena bisa memproduksi keripik pisang yang lebih renyah, dengan bumbu yang menyatu dan tahan lama tanpa perlu menambahkan bahan pengawet buatan.

“Pertama kali datang ke Lampung, melihat potensi pertanian pisang yang begitu besar. Namun demikian tidak banyak yang melihat sebagai potensi usaha. Setelah produk dilepas di pasaran saya melakukan branding dan promosi dengan menggunakan media sosial yang ada. Untuk memperkuat branding agar produk bisa terlihat elegan kami menggunakan media Facebook, Instagram, blog, dan lain-lain,” terangnya.

Dengan membidik segmen pasar anak muda dan golongan menengah ke atas, produk keripik pisang yang diberi merek Mr. Picco ini sengaja dikemas berbeda dengan beberapa produk yang sudah ada sebelumnya. “Dan ternyata dari hasil riset marketing tersebut hasilnya sangat memuaskan, melebihi ekspektasi saya. Kurang dari satu tahun kami bisa mengantongi omzet puluhan juta rupiah dalam sebulan,” tambah Hidayatuz Zu’amah.

Lokasi Usaha Sempat Menjadi Kendala

Keripik pisang Mr. PiccoSelama menjalankan usaha keripik pisang aneka rasa, Puji Norbawa mengaku selama ini kendala terbesar ada pada sistem distribusi. Mengingat lokasi tempat produksi berada di daerah yang cukup pelosok, dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk bisa sampai di agen pengiriman barang. “Biasanya kita menunggu order untuk mencapai kuota terlebih dahulu, baru kami bisa melakukan pengiriman. Karena jika pengiriman dilakukan kurang dari kuota biaya produksi membengkak menjadi sangat tinggi,” ujar Puji Norbawa yang diamini juga oleh sang istri.

Melalui strategi promosi online, saat ini jangkauan pemasaran produk keripik Mr. Picco berhasil merambah Pulau Jawa, dan sudah tersebar di sekitar Jakarta, Bekasi, Semarang, Solo, Purbalingga, Jogja, Lumajang, dan lain sebagainya.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

“Untuk kedepan harapannya bisa menjangkau area di luar Pulau Jawa. Saat ini untuk daerah luar Pulau Jawa kami masih mencari partner untuk bisa membuat packing house. Kami juga berharap produk kami bisa diterima masyarakat luas sebagai snack dan camilan yang sehat karena kami menggunakan bahan baku pisang asli dan tanpa bahan pengawet sedikitpun,” tuturnya.

Bagi pasangan pengusaha muda ini, kunci sukses yang selama ini dipegang adalah jika ingin berbisnis maka wajib hukumnya untuk bekerja keras dan berpikir kreatif. “Soal rejeki itu yang menentukan Allah tetapi soal kreativitas dan kerja keras kita yang menentukan,” ucap keduanya sembari menutup sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM

1 Komentar

Komentar ditutup.