Sukseskan Program Pemberdayaan Petani Tanpa Dibayar!

Pemberdayaan petani mungkin sejauh ini kesannya hanya bisa dilakukan melalui program-program pemerintah. Baik itu pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah yang punya visi dan misi untuk menjadikan para petani di Indonesia makin berdaya dan sejahtera. Tapi pada nyatanya, sekarang makin banyak pengusaha ataupun pebisnis yang berbasis sociopreneur dengan menciptakan program tertentu dengan tujuan untuk memberikan manfaat positif bagi lingkungan sekitar.

Sociopreneurship sudah mulai familiar di Indonesia sejak beberapa tahun ke belakang. Di tahun 2018, CNN Indonesia telah menyebutkan bahwa setidaknya ada lebih dari 300 ribu pengusaha yang bergerak di bidang bisnis sosial atau sociopreneurship. Menariknya, para sociopreneur ini makin hari terus bertambah, terutama dari kalangan generasi milenial. Sociopreneurship berasal dari kata socio dan preneur, yang artinya menggabungkan konsep bisnis dengan isu sosial.

Kalau pada umumnya suatu bisnis itu bertujuan untuk mendapatkan profit saja, berbeda dengan sociopreneur yang tidak hanya mengejar profit bisnis saja. Tapi lebih dari itu tujuannya adalah untuk mengatasi masalah atau isu sosial yang terjadi. Jadi profit bisnis yang didapatkan selain untuk keuntungan pribadi juga akan dimanfaatkan untuk membuat sebuah aksi positif yang berarti terhadap suatu isu atau masalah sosial yang terjadi. Ada tiga bidang sociopreneurship yang sejauh ini paling diminati di Indonesia yaitu industri kreatif, agrikultur dan perikanan, serta pendidikan.

Termasuk salah satunya Ir. M. Gunung Soetopo dengan socioprenurship di bidang agrikultur. Sarjana lulusan Institut Pertanian Bogor di bidang ilmu tanah yang akrab dipanggil Pak Gun ini menjadi seorang sociopreneur di usia yang matang. Setelah sebelumnya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan memutuskan untuk menekuni bidang pertanian, lebih tepatnya holtikultur. Di tahun 2005 Pak Gun mendirikan Sabila Farm yang terletak di Jalan Kaliurang KM 18,5, Desa Kertodadi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Awal Mula Menciptakan Program Pemberdayaan Petani

Awalnya Sabila Farm merupakan kebun buah naga yang fokus pada produksi berbagai jenis buah naga. Kemudian seiring berjalannya waktu berkembang menjadi kebun buah naga yang tidak hanya fokus pada produksi saja, tapi juga edukasi dan rekreasi. Bicara soal bisnis pertanian, sekarang ini memang masih sedikit peminatnya. Salah satu penyebabnya karena risiko bisnis pertanian cukup tinggi dibandingkan bisnis lain. Begitu juga dengan anggapan beberapa orang yang menilai bisnis pertanian itu tidak menjanjikan. Lain halnya bagi Pak Gun yang memutuskan berhenti sebagai PNS dan fokus bertani dengan menyewa tanah desa untuk mendirikan kebun buah naga Sabila Farm dengan filosofi Sarana Belajar Ilmu Allah.

Jadi dalam membangun bisnis kebun buah naga Sabila Farm, Pak Gun bukan hanya berofkus pada profit saja. Tapi lebih dari itu Pak Gun ingin menjadikan kebun buah naga Sabila Farm sebagai produsen buah-buahan berkhasiat dan bertani di lahan marginal. Pada mulanya tanah yang ditanami oleh Pak Gun merupakan bekas tanah untuk aktivitas tambang. Kalau dari penilaian orang awam mungkin tanah tersebut sudah tidak produktif lagi. Tapi dari tanah yang miskin itulah dimanfaatkan oleh Pak Gun untuk menjadi lahan kebun produktif dibantu dengan teknologi berbekal ilmu tanah yang dimiliki.

Makin ke sini profit bisnis saja dirasa tidak bisa memberikan Pak Gun kepuasan batin. Dari sinilah Pak Gun termotivasi untuk melakukan sesuatu supaya manfaat yang dirasakan untuk dirinya lebih bisa mengena. Muncul program pemberdayaan petani dari Pak Gun dengan misi menciptakan sebanyak mungkin petani yang kaya materi dan juga kaya hati. Pak Gun membuka pintu Sabila Farm di lahan seluas 10 hektar bagi siapa saja yang mau belajar untuk menjadi petani sukses seperti dirinya. Di Sabila Farm, bagi siapa saja yang tertarik untuk belajar akan diberikan bimbingan secara gratis tanpa dipungut biaya. Mulai dari belajar cara budidaya, cara pemasarannya, teknologinya, dan pengembangan bisnis ke depannya.

Pemberdayaan Petani dari Sabila Farm

Diakui oleh Pak Gun, menjadi seorang pebisnis sukses saja ternyata tidak cukup. Tapi memberikan dampak positif dan berarti bagi orang lain itulah yang akan menjadikan bisnis yang dijalankan terasa lebih nikmat. Bertani dengan hati, itulah yang menjadikan Pak Gun tidak pernah merasa terbebani dengan segala aktivitas bisnisnya. Bahkan secara terang-terangan, program pemberdayaan petani yang diusung olehnya justru bertujuan untuk menciptakan sebanyak-banyaknya pesaing untuk bisnisnya.

“Pemberdayaan petani ini ya biar makin banyak orang yang jadi petani sukses, kaya, dan juga kaya hati juga. Saya yakin kalau makin banyak hal baik yang dibagikan, dampak positifnya juga nyebar ke mana-mana. Makin banyak pesaing artinya kan makin banyak petani binaan kami yang berkembang. Inilah yang memang kami inginkan. Petani binaan bisa mandiri, sejahtera, dan terus berkembang,” ujar Pak Gun.

Sejauh ini dalam satu tahun, lewat program pemberdayaan petani gratis dari Sabila Farm setidaknya ada sekitar 5 ribu orang yang terlibat. Mereka semua tersebar di banyak wilayah Indonesia, bahkan beberapa di antaranya menjadi mitra Sabila Farm untuk komoditas buah tertentu disesuaikan dengan kondisi lahan wilayahnya. Sabila Farm punya keyakinan yang kuat atas produk-produk buah yang dibudidayakan. Sebab dalam menjalankan bisnisnya, Pak Gun punya prinsip bertani dengan hati. Kualitas produk akan mengikuti, pasar akan mengikuti, dan keuntungan yang didapatkan juga mengikuti.

“Kami ini tidak menjual dengan mengikuti harga pasar, justru kami ciptakan pasar sendiri. Kira-kira di waktu ini tren buah yang berkembang dan bisa berkelanjutan itu apa, ini yang kami tawarkan ke konsumen. 70% itu kami jual ke konsumen akhir, sementara 30% untuk konsumen yang langsung datang ke kebun. Kalau harga, yang tentukan juga kami sendiri sebab dari kualitas udah pasti beda dari yang lain karena hasil dari cara bertani dengan hati. Selain itu ilmu yang kami bagikan juga akan punya pengaruh ke hal ini,” tambah Pak Gun.

Pengembangan Program

Awalnya Pak Gun ini hanya menjadikan bertani sebagai bisnis saja. Mulai dari bagimana bisa produksi buah berkualitas, cara jualnya gimana, konsumennya siapa, keuntungannya berapa. Tapi bagi Pak Gun makin ke sini sadar ternyata kalau cuma dari bisnis saja kurang berarti. Bagi Pak Gun kalau punya ilmu itu harus dibagikan, disebarkan, dan terus dikembangkan. Sabila Farm sejauh ini produknya sudah mencakup pasar Eropa, Amerika, serta negara-negara lain di dunia. Dari situ juga Pak Gun belajar bahwa para petani yang tergabung dalam Forum Petani Dunia yang pada dasarnya juga pesainganya justru menjadi teman bisnis yang paling baik.

“Tiap tahun kami ada forum petani buah kalau Februari di Berlin, German dan September itu di Hongkong. Ketika di pertemuan itu sama sekali tidak ada persaingan. Justru saling berbagi ilmu, berbagi pasar, pengalaman, sampai masalah dan solusinya. Mereka tanya perkembangan, teknologi, pupuk, bididaya, jadi pertemanan yang dijalin ini sangat bermanfaat,” ucap Pak Gun.

Penghargaan yang Didapat

Tidak heran kalau jiwa sociopreneurship Pak Gun dalam bidang holtikultura ini diapresiasi oleh Institut Pertanian Bogor di akhir tahun 2020. Pak Gun diberikan gelar doktor kehormatan atau Doctor Honoris Causa karena kreasi dan inovasinya berhasil mengubah lahan bekas tambang menjadi perkebunan buah naga Sabila Farm. Selain itu, Pak Gun Soetopo layak mendapatkan gelar doktor kehormatan karena kiprah dan karya nyatanya dalam mentransfer ilmu dan teknologi kepada masyarakat. Termasuk program pemberdayaan petani yang telah membina ribuan orang yang jadi mandiri terutama untuk anak-anak muda.

Itulah kisah inspiratif dari Pak Gun Soetopo sebagai sociopreneur di bidang agrikultur dengan program pemberdayaan petani yang telah menghasilkan ribuan petani mandiri di Indonesia. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis ya. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.

Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis lainnya hanya di BisnisUKM.com

Apakah kamu tertarik untuk bertani ataupun berkebun?

Tinggalkan komentar