Terinspirasi dari kegemarannya makan masakan serba pedas, Yoyok Hery Wahyono (40) mulai terpancing untuk menjadikannya sebagai sebuah ladang bisnis yang menjanjikan. Berbekal hobi memasak dan kegemarannya dalam mengkonsumsi sambal, pria asal Boyolali tersebut kemudian mendirikan sebuah warung makan yang menyajikan sambal sebagai menu utamanya, yakni Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS).
Bulan Agustus 2002 menjadi awal mula bagi Yoyok yang ketika itu dibantu oleh temannya nekat mendirikan warung kaki lima di seputaran kampus UGM Yogyakarta. “Sebagai mahasiswa perantauan, saya berfikir bagaimana cara menghidupi diri sendiri, berhubung saya hobi memasak plus senang sekali dengan sambal, saya memutuskan untuk mendirikan warung makan kaki lima dengan mengangkat sambal sebagai menu utamanya,” terang Yoyok kepada tim liputan bisnisUKM di kantornya, Jumat (3/5). Ketika itu (2002) belum ada satupun warung makan di seputaran Yogyakarta yang khusus menyajikan hidangan dengan sambal sebagai menu andalannya.
Sebelum benar-benar terjun dalam dunia usaha (warung makan) tersebut, Yoyok terlebih dahulu melakukan survey dan riset terkait menu apa yang akan dipilih sebagai menu utamanya. “Saat itu hal pertama yang saya lakukan adalah memulai dari teman-teman kos, hasilnya 8 dari 11 teman kos saya menyukai sambal, tetapi mereka (teman kos) menganggap bahwa sambal yang ada di Jogja itu cenderung manis,” kenangnya.
Selain itu, Yoyok juga mengamati warung pecel lele yang ada di Jogja, hasilnya warung yang punya sambal enaklah yang paling ramai pengunjung. Atas dasar itulah, Yoyok kemudian mendirikan bisnis kuliner yang diberi brand ‘Waroeng Spesial Sambal (Warung SS)’, dengan 11 (sebelas) menu sambal andalannya.
Dibantu 2 orang teman dan 3 orang karyawan ketika itu, Yoyok yang langsung menghandle proses masaknya mendapati warungnya ternyata disukai oleh masyarakat. Bahkan, hanya dalam waktu satu bulan, warung yang buka dari sore hingga tengah malam tersebut mulai mendaptkan banyak pelanggan tetap.
“Pada bulan pertama itu kami sudah bisa mendapatkan omzet rata-rata 1,5 juta per hari, uang segitu pada bisa dibilang cukup besar saat itu untuk sebuah warung yang baru dibuka,” jelasnya sembari tersenyum. Pelan tapi pasti, selama hampir setahun Waroeng Spesial Sambal miliknya sudah memiliki pangsa pasar serta pelanggan tetap yang tidak sedikit jumlahnya. Namun, Yoyok menganggap jika selama tahun pertama tersebut usahanya ‘belum sehat’ karena masih kurangnya pengetahuan terkait manajemen.
“Bisa dikatakan selama tahun pertama itu saya hanya fokus di produksi dan produksi saja, belum memikirkan bagaimana mengatur manajemen yang baik, khususnya manajemen keuangan, sehingga meskipun warung kita ramai, namun uangnya tidak terkumpul,” lanjut Yoyok yang akhirnya tidak melanjutkan kuliahnya di Teknik Kimia UGM.
Setelah berfikir keras dan sadar akan kesalahannya, di tahun pertama itu juga Waroeng Spesial Sambal mendirikan cabang yang pertama, dimana lokasinya berada di salah satu sudut keramaian Kota Jogja. Dari cabang tersebut, hari-hari berikutnya Waroeng SS berlanjut dengan mendirikan cabang kedua dan disusul cabang-cabang berikutnya.
“Empat tahun awal, Waroeng SS masih mengembangkan cabang di regional Yogyakarta, baru sesudah tahun keempat tersebut, kami mulai melakukan ekspansi cabang hingga ke Solo, Semarang, Purwokerto, Salatiga, Malang, Kediri, dan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa dan Sumatera,” jelasnya. Dari warung kaki lima, kemudian semi permanen (cabang Yogyakarta), maka di tahun keempat tersebut Waroeng SS juga mulai menggunakan bangunan permanen. Hal tersebut tidak lain karena memenuhi tuntutan pasar yang menginginkan adanya warung yang standar.
Keunggulan dan Menu Waroeng Spesial Sambal
Ketika ditanya mengenai apa yang menjadi keunggulan dari warung miliknya, dengan tegas Yoyok menjawab bahwa sambal lah yang selama ini menjadi daya tarik bagi para konsumennya. “Kami fokus dan konsisten di sambal, sampai saat ini kami memiliki 32 jenis sambal dengan 27 menu sambal utama, sambal-sambal tersebut merupakan sambal tradisi (sudah ada sejak jaman dulu), kami hanya menyempurnakan formula dan menspesifikkan kualitas bahan bakunya, jadi tidak ada resep khusus di warung SS,” tambah ayah dari 1 orang putra tersebut.
Menurut Yoyok, warung SS miliknya memiliki konsep atau karakter yang khas, yakni tidak formal, santai, menu usil dan lucu-lucu, dan kreatif. “Sengaja memang kami membuat menu dengan nama yang usil dan lucu, karena konsep kami memang santai,” katanya. Beberapa menu sambal yang ada di Waroeng SS antara lain sambal belut smack down, sambal teri geli, terasi Lombok ijo horror, sambal tomat the end, sambal gobal gabul bingung, sambal bajak teroris, dan masih banyak yang lainnya. Sementara untuk menu lauknya antara lain wader goreng, belut goreng, ayam goreng, udang goreng, nila, lele, sapi, dll.
Menu makanan dan sambal di Waroeng SS memang cukup variatif. Di dalamnya terdapat menu makanan yang mudah ditemukan (di warung lain) dan yang tidak mudah ditemukan. Dari situ bisa didapatkan bahwa bahan baku yang digunakan dalam produksi aneka menu di Waroeng SS filternya sangat ketat. Sejauh ini menurut Yoyok ada beberapa bahan baku yang merupakan bahan baku utama/ kunci sistemnya terpusat, agar control qualitynya lebih maksimal.
Pengembangan dan Ekspansi Cabang
Saat ini sudah lebih dari 50 outlet Waroeng Spesial Sambal yang tersebar di semua daerah di Indonesia. Terdapat kurang lebih 1.800 karyawan yang terdiri dari 250 orang di manajemen, dan sisanya operasional warung. Saat ini Waroeng SS memiliki sistem kemitraan yang tertutup dan sangat selektif. Hal tersebut sebagai evaluasi dari sistem franchise yang pernah mereka terapkan sekitar 4 tahun lalu. “Waktu boomingnya franchise sekitar 4 tahun yang lalu, kami sempat tergoda dan menawarkan SS dengan sistem tersebut, disamping karena memang banyak yang menanyakan,” terang Yoyok yang kini menjabat Direktur Waroeng SS. Namun, setahun sistem tersebut berjalan, Yoyok menemui banyak kendala dan menganggap sistem itu tidak bisa berjalan dengan baik.
“Menurut saya itu berbahaya, karena orientasi mereka berbeda, saya mengelola SS ini orientasinya jangka panjang dengan laba tipis tapi berkesinambungan (tidak butuh BEP cepat), namun mereka berbeda yakni bagaimana balik modal secepat-cepatnya, dengan kurang memperhatikan control quality, disitu citra kami (Waroeng SS) yang dipertaruhkan,” lanjutnya. Alhasil, hanya dalam waktu setahun Waroeng SS menerapkan sistem kemitraan (franchise) tersebut, meskipun sampai saat ini masih ada beberapa yang terlanjur terikat kontrak dan masih berjalan.
Sambil berseloroh, Yoyok mengaku jika perkembangan Waroeng SS jika diukur dari harga atau biaya mengalami alur yang terus menanjak. “Jadi ketika saya membangun Waroeng SS yang pertama (kaki lima) modalnya 9 juta, lanjut ke cabang yang kedua sekitar 14 juta, cabang yang ketiga 23 juta sampai 25 juta, dan hingga saat ini sudah mencapai 300 juta,” jelasnya.
Tim liputan bisnisUKM
Saya kepingin mewawancarai pak Yoyok seputar bisnis kuliner untuk penerbitan buku saya yang berjudul “Kisah Inspiratif Orang Indonesia”.
Assalamualaikum wr.wb
Maaf apa bisa saya bergabung dengan SS ,saya tertarik dengan bisnis kuliner ,mau banget bisa buka cabang di purwodadi ,no 085742761512 saya kalo boleh dan bisa bergabung,terimakasih
Yang dimaksud kemitraan tertutup seperti apa Pak ? Saya tertarik untuk menjadi mitra. Trimakasih.
sekarang pak yoyok ada di ss mana? boleh tau alamatnya? terimakasih.
pak,buka cabang di karawang dong
Pertama mkn [d̲̅i̲̅] SS sy lsg jatuh cinta..dan ketagihan..
Sy asli salatiga dan domisili d karawang (kota industri)
Jika Bpk berkenan beri kami kesempatan untuk menjadi mitra Bpk Yoyok.biar ikut sukses seperti Bpk
Salam Sukses. Waroeng SS
sayang sekali ya pak yoyok sudah tidak membuka franchise,,pdhal mungkin tidak semua orang yang mengajukan franchise menginginkan modal ceped balik sperti yng pak yoyok bilang tadi,,saya digresik tidak ad SS,,jd kalo pengen makan SS kesby dulu,,suka banget saya sama warung SS nya pak yoyok,,coba kalo saya bisa bergabung dengan bpak,,pasti seneng banget,,sukses selalu ya pak,,:)
saya sependapat dengan dewi swary. kenepa francisnya gak dilanjut aja
Pak Yoyok yang saya hormati, saya terkesan dengan semangat dan perjuangan Pak Yoyok, jika boleh kiranya Pak yoyok mau berbagi ilmu dan pengalaman dengan saya, saya adalah seorang pegawai pemerintah dan masih mempunyai anak yg masih kecil, saya sudah hitung begitu saya pensiun anak masih sekolah untuk itu saya ingin membuka usaha yg berkaitan dgn hobi saya yaitu kuliner, saya harap Pak Yoyok mempertimbangkan kembali untuk membuka kemitraan Waroeng SS seperti pepatah ilmu yang bermanfaat pasti mendatangkan barokah.
Pengen banget seperti pak yoyok, sya juga penyuka sambal sangat suka. saya juga Juga sudah jdi langganan di waroeng ss. pengen jd resellernya bisa gak ya. Kali aja pak yoyok minat buka cabang di kalimantan tengah. Karena peminat sambal disana banyak sekali. Apkh dg modal 10jt bisa buat seperti waroeng ss ya? mhn msukannya.trims
Terimakasih telah berkunjung di BisnisUKM.com. Pada dasarnya untuk membuka bisnis warung makan dengan menu lesehan serba sambal bermodalkan uang 10 juta, bisa menggunakan alternatif konsep warung tenda. Dengan konsep tersebut Ibu Nanna bisa menghemat biaya sewa gedung yang sekarang ini bisa dikatakan cukup mahal. Namun meski menggunakan konsep warung tenda, Ibu harus memperhatikan faktor kebersihan lokasi dan makanan yang dihidangkan. Dengan begitu, konsumen tak akan ragu untuk menikmati sajian kuliner serba sambal di warung ibu Nanna. Kesuksesan bisnis Waroeng SS juga bermula dari warung tenda di sekitar kampus UGM Yogyakarta. Semoga bisa membantu dan salam sukses!
wah sayang sekali franchise nya sudah tertutup,
pdhal saya berminat sekalo :(
dan saya juga sependapat dengan sistem yg diterapkan..,.
waktu saya di tangerang WSS sangat jauh, tp seminggu sekali di sempetin ke citra, kadang di Bsd, klo ke aksel pasti mampir bintaro.. :(
permisi pak yoyok,, saya pisua mahasiswa di bethesda yogyakarta,,saya boleh minta alamatnya pak yoyok gak?? saya pengen belajar bisnis sama pak yoyok mengenai warung sambal seperti ss.
saya pingin menjadi mitra ss di Salatiga…sudah ajuin permohonan via tertulis n email…kapan disurvey ya…lokasinya ramai bangeetttt….dekat sekolah mulai sd,smp,sma baik lokal n international…penduduk padat perumahan…lokasi pinggir jalan…tanah kosong sluas 260 m2….sepanjang jalan sdh banyak ruku2 bahkan indo n alfa banyak…mohon diberi kesempatan pertama disurvey…..
Jadi, sudah tidak menerapkan sistem franchise lagi nih??
Padahal banyak lho yg minat termasuk saya.
Saya siap kok menerapkan budaya pelayanan WSS yg selama ini sudah berjalan.. karena memnag tdk ada masalah kok dengan hal tsb.
Mohon diinfo jika suatu saat WSS kembali menerapkan sistem franchise ..makasih !!!
saya penggemar berat waroeng ss, setiap kali ke solo selalu tidak lupa pasti mampir…..jempoll abis…….pengen bisa bikin di Gemolong……caranya gimana ya? yakin dengan harga terjangkau dan cocok di lidah pasti lris habis di gemolong yang merupakan kota pelajar terbesaR DI kab. sragen.
kalo mau franchise caranya gimana ya, minta nomer yg bisa dhubungi untuk informasi franchise ss. mkasih
pengen bgt deh waroeng ss ada d lampung..pasti laku keras..coz lampung kan sangat mengilai sambal dan masyarakat ny konsumtif..
trus pengen jg deh sya bs masuk dlm bagian bisnis ini…hehe..smoga d dngar
bagaimana caranya menjadi bagian dari waroeng ss dan saya berada di kupang nusa tenggara timur saya tertarik ingin menjadi salah satu reseller yang ada ti timor indonesi . terima kasih