Retno pelaku usaha kerajinan wayang

Usaha Kerajinan Wayang di Wonogiri Bikin Souvenir Asian Games 2018!

Retno pelaku usaha kerajinan wayang
Retno pelaku usaha kerajinan wayang di Wonogiri, pemilik Sanggar Wayang Asto Kedaton.

Indonesia menjadi tuan rumah gelaran Asian Games XVIII 2018 pada 18 Agustus-2 September mendatang, di Jakarta dan Palembang. Segalanya pun disiapkan tak terkecuali souvenir atau pernak-pernik. Siapa sangka salah satu souvenir resmi ASIAN Games dibuat di sebuah desa kecil di Wonogiri, Jawa Tengah. Para pelaku usaha kerajinan wayang di Wonogiri banjir rejeki dari souvenir Asian Games 2018.

Ialah Retno Lawiyani (38) salah seorang pelaku usaha kerajinan wayang kulit di Kampung Wayang Dusun Kepuh Tengah. Tepatnya di RT 04/ RW 01, Kepuhsari, Manyaran ia mendapat kehormatan membuat cendera mata Asian Games 2018. Retno dan suami, Sujoko (42), kebagian pesanan membuat 65 set wayang mini yang akan digunakan sebagai souvenir bagi para atlet.

“Awalnya seorang vendor datang ke sanggar saya dan menawarkan file dari bentuk kerajinan yang pernah kami buat. Katanya, nanti akan disodorkan ke pusat dan akan ada presentasi serta kompetisi. ‘Kalau seandainya lolos mungkin berlanjut’ begitu katanya,” kata Retno mengawali cerita.

Setiap set souvenir terdiri dari empat wayang mini yang dibuat dari kulit kerbau asli. Cempurit atau gapitnya pun terbuat dari tanduk kerbau asli. Setiap set tersebut terdiri dari satu gunungan dan tiga maskot Asian Games 2018, yakni Bhin-Bhin (cendrawasih), Atung (rusa bawean), dan Ika (badak bercula satu).

“Kami coba dulu karena kami baru pertama kali menerima pesanan semacam ini. Alhamdulillah mungkin melalui beberapa revisi, akhirnya deal dan disetujui panitia pusat. Kemudian, kita mulai dengan target 1 bulan,” ungkap Retno.

Produksi Usaha Kerajinan Wayang Mini

proses produksi wayang
Salah satu proses penting dalam membuat wayang adalah menatah. Tatah atau mengukir bahan kulit kerbau sehingga berbentuk karakter yang diinginkan.

Dalam proses produksi, Retno dan suami dituntut memperhatikan detail dan kesempurnaan garapan. Mereka dibantu tiga penatah, dua penyungging, tiga pencetak, dan satu orang bertugas memasang gapit untuk menyelesaikan seluruh pesanan.

Retno mengaku saking detailnya, orang yang memegang harus langsung tahu kalau itu kulit asli. Sujoko bahkan harus beberapa kali mencoba membuat sebelum menemukan cara yang tepat. Awalnya kulit dikerok agar pas ketebalannya. Setelah itu dipenthang, diampelas, dan diseterika.

“Baru setelah pori-porinya halus dan kulitnya rata, diwarnai menggunakan mesin khusus. Setelah itu ditatah sesuai pola dan diberi warna tambahan. Baru dipasang gapit dan finishing,” jelas Retno.

Ditanya soal kesulitan, Retno mengatakan waktu yang singkat menjadi tantangan tersendiri. Ditambah panitia menginginkan spesifikasi khusus. Panitia mengingikan ukuran tiap karakter wayang mini berbeda-beda. Retno menyontohkan gunungan harus berukuran lebar 180 mm, tinggi 297 mm, panjang gapit 80 mm dan lebar bundaran gapit 10 mm.

Lestarikan Budaya Lewat Usaha Kerajinan Wayang Mini

kerajinan wayang mini souvenir asian games
Salah satu wayang mini souvenir Asian Games yang dibuat Retno berbentuk gunungan.

Retno dan Sujoko memang tinggal di lingkungan seniman wayang. Dusun Kepuh Tengah pun telah dinobatkan menjadi Kampung Wayang ada November 2014 silam. Karenanya wajar bila panitia mempercayakan produksi souvenir pada salah satu warga Kepuh Tengah.

“Beliau (panitia.red) inginnya salah satu potensi yang ada di Indonesia. Salah satunya wayang karena sudah diakui UNESCO sebagai warisan nenek moyang yang tak ternilai. Termasuk juga media kulit kerbau dan anduk kerbau,” ujar Retno.

Retno mengaku merasa tersanjung karena selama bertahun-tahun menjalankan bisnis souvenir wayang, kini Ia bisa berpartisipasi untuk sebuah acara Internasional. Ia pun berjanji tak akan menyia-menyiakan kesempatan untuk mengembangkan usaha sekaligus mengangkat nama desanya.

Sanggar Asto Kenyoat Produksi Kerajinan Wayang Mini

Karyawan sanggar wayang asto kedaton
Dibantu sekitar sembilan orang, Retno berhasil menyelesaikan pesanan 65 set wayang mini dalam waktu sebulan.

Bangunan sederhana di sudut Dusun Kepuh Tengah, disulap Retno dan Sujoko menjadi sebuah sanggar. Mereka menamai sanggar tersebut Sanggar Asto Kenyoat. Di sana pengunjung bisa menemukan berbagai barang seni. Semua dijual Retno dan suami dengan harga bervariasi. Untuk satu set souvenir Asian Games 2018 tersebut, mereka biasa dengan kisaran harga 650 ribu rupiah.

Tak hanya berfungsi sebagai workshop, sanggar Asto Kenyoat juga  menjadi pusat untuk menimba ilmu. Warga pun sering datang kesana baik sekedar memesan produk kerajinan maupun untuk belajar membuat kerajinan kulit dan tanduk kerbau, khususnya wayang.

“Siapa tahu nanti kampung wayang Dusun Kepuh Tengah bisa menjadi salah satu obyek wisata dan saya bersyukur tergabung di dalamnya. Mungkin nama Kepuh Tengah bisa terangkat lewat souvenir yang dibuat untuk acara Asian Games ini,” tutupnya.

Tim Liputan BisnisUKM.com
(/Rizky B.P)
Kontributor BisnisUKM.com Wilayah Solo Raya