Ternak Sapi Perah Hasilkan Ratusan Liter Susu Murni Perhari

Ternak sapi perah masih punya prospek bisnis yang cerah. Model bisnis yang dijalankan juga bisa merambah dua pasar sekaligus. Mulai ternak sapi perah dengan model binsis B2B atau Business to Business dengan memasarkan hasil perahan susu sapi ke pelaku bisnis. Sampai model bisnis B2C atau Business to Consumer dengan segmen pasar konsumen akhir. Dalam satu hari saja untuk kebutuhan industri kuliner seperti restoran atau kafe bisa menyerap sebanyak 50-100 liter susu sapi murni.

Belum lagi ditambah dengan konsumsi harian para end user yang juga tidak sedikit. Di mana sekarang ini sudah banyak orang yang lebih memilih susu sapi murni dibandingkan susu olahan. Susu sapi murni adalah salah satu bahan pangan penting yang banyak dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gizi seseorang. Untuk susu murni dari sapi perah juga sudah sangat dikenal oleh banyak orang karena bisa dikonsumsi oleh banyak kalangan mulai dari anak-anak sampai orang tua. Sehingga susu sapi murni terus mengalami peningkatan permintaan di pasaran.

Dalam menjalankan bisnis ternak sapi perah, hal yang sangat penting untuk dipahami adalah soal ketersediaan pakan yang tercukupi dan manajemen kebersihan kandang. Manajamen pemeliharaan yang baik juga merupakan penunjang keberhasilan bisnis ternak sapi perah. Semakin bersih kandang sapi, maka semakin besar kesempatan dilirik oleh industri olahan susu yang tentunya merupakan pasar potensial. Keuntungan dalam menjalankan bisnis ternak sapi perah juga tidak hanya berasal dari hasil perahan susu sapi saja. Tapi ada juga keuntungan lain dalam berbisnis ternak sapi perah, yaitu dari kotoran untuk diolah menjadi pupuk, pembibitan pedet atau anakan sapi, sampai sapi potong untuk sapi indukan yang sudah tidak produktif.

Memulai Bisnis Ternak Sapi Perah

Peluang bisnis ternak sapi perah dimanfaatkan betul oleh Tuti Novita beserta suaminya yang telah menjalankan bisnis ternak sapi sejak tahun 1982. Tuti dan suaminya telah mengelola Peternakan Sapi Perah Rejomulyo yang berlokasi di Pakem, Sleman, Yogyakarta selama puluhan tahun. Berawal dari keanggotaannya di Koperasi Warga Mulya. Di tahun 80-an Tuti dan masyarakat di sekitar dikenalkan dengan usaha ternak sapi perah oleh Koperasi  Warga Mulya yang juga bekerja sama dengan peternak sapi perah setempat. Kemudian beberapa orang tertarik untuk terjun langsung mencoba beternak sapi perah. Termasuk Tuti dan suaminya yang pada saat itu difasilitasi dua ekor sapi perah oleh Koperasi Warga Mulya.

Pada pelaksanaannya, peternakan yang dijalankan tidak hanya fokus pada pemerahan susu sapi saja. Tapi dilakukan juga breeding untuk menghasilkan bibit-bibit pedet atau anakan sapi perah yang berkualitas. Dalam dunia ternak sapi, garis keturunan itu sangat penting. Ketika sudah dari awal indukan menghasilkan susu yang berkualitas, nantinya anak sapi bentina kualitasnya susu perahannya juga akan mengikuti. Di tahun 2012 Peternakan Sapi Perah Rejomulyo dipercaya oleh pemerintah daerah setempat untuk menjadi salah satu kelompok ternak yang fokus menghasilkan bibit sapi perah berkualitas.

“Kita dari awal memang tergabung di Koperasi Warga Mulya, kemudian dikenalkan tentang peternakan sapi perah. Beberapa orang tertarik untuk menoba usaha ternak ini. Pertama dapat fasilitas sapi perah dua ekor. Terus dibibitkan dari kandang sendiri, karena sudah tahu kualitas induk dan pejantannya secara jelas. Jadi turunannya atau anak sapinya nanti akan dijamin bagus. Turunan itu sangat penting ,Karena  induknya menghasilkan susu berapa liter dan kualitasnya juga bagus,” ujar Tuti.

Modal Bisnis Ternak Sapi Perah

Dalam memulai bisnis ternak sapi perah, pada dasarnya Tuti tidak mengeluarakan modal yang besar. Alasannya karena di awal Tuti diberi fasilitas dua ekor sapi perah yang kemudian berhasil juga dikembangbiakkan menghasilkan bibit sapi perah berkualitas. Harga pasaran sapi perah dara bunting dipatok dengan kisaran harga 23 sampai 25 juta untuk satu ekor. Sementara untuk yang sudah pernah melahirkan harganya lebih rendah antara 20 sampai 21 juta. Jadi kalau modal sapi perah dara 25 juta, keuntungan yang Tuti dapatkan adalah 15% dari modal. Tapi 15% baru hitungan dari hasil perahan susu sapi saja. Belum ditambah dengan pedet ataupun pupuk yang juga bisa menghasilkan keuntungan dari ternak sapi perah ini.

“Ternak seperti ini keuntungannya itu bukan hanya dari hasil perahan susu saja. Tapi juga dari pedet dan juga pupuknya. Nah misalkan sapi dara bunting ngelahirin satu pedet, nilai pedetnya bisa di kisaran 2 jutaan. Belum lagi ditambah sama penjualan pupuk dari kotoran sapi. Jadi untungnya itu gak cuma satu, tapi bisa lebih banyak asal bisa kelola dengan tepat,” kata Tuti.

Tips Sukses

Dalam menekui bisnis ternak sapi perah ini, Tuti memperhatikan betul bagaimana pengelolaan yang tepat untuk menghasilkan perahan susu sapi yang berkualitas. Mulai dari pembuatan kandang sapi yang tepat sampai pemberian pakan yang sesuai. Sejauh ini sudah ada 12 ekor sapi yang ada di Peternakan Sapi Perah Rejomulyo. Dalam satu hari, sapi perah di peternakan ini bisa menghasilkan 100 liter susu sapi murni. Hasil perahan susu tidak semuanya dijual ke konsumen. Tapi juga tetap dibagi untuk diberikan ke pedet atau anak sapi supaya kebutuhan gizi mereka tetap terpenuhi.

Sejauh pengalaman Tuti, standar kandang untuk sapi perah itu minimal panjangnya dua meter. Tujuannya untuk memberi keleluasaan dan ruang gerak. Sapi itu sangat rawan untuk terjatuh ketika ruang geraknya tidak sesuai. Maka dari itu sapi-sapi yang ada di Peternakan Sapi Perah Rejomulyo juga sudah diasuransikan untuk jaminan sakit dan kematian.

 Ketersediaan kandang umbar atau kadang luas untuk melepas sapi juga sangat penting terutama untuk sapi bunting. Untuk perawatannya, sapi dimandikan dua kali sehari. Ketersediaan air dalam 24 jam harus diperhatikan dengan betul. Sebab sapi perah itu butuh mineral yang banyak. Begitu juga pakan konsentrat dengan kandungan protein minimal 16% beda dengan sapi potong yang cukup dengan protein 12%.

Masuk usia kebuntingan tujuh bulan, sapi harus dikeringkan untuk mempersiapkan dan menjaga kualitas susu sapi. Dalam kurun waktu 50 hari setelah melahirkan, sapi betina sudah masuk ke masa kawin lagi. Kemudian untuk sapi yang sudah tidak produktif lagi, nantinya akan dibeli pedagang untuk dijadikan sapi potong. Susu sapi yang berkualitas pada dasarnya bisa dinilai dari warna, bau, dan kekentalannya. Kalau susu sapi murni yang berkualitas itu tidak pecah.

Pemasaran Susu Sapi

Sejauh ini konsumen dari hasil perahan susu sapi Peternakan Sapi Perah Rejomulyo adalah Rumah Keju Jogja, Es Cream Sunday, Koperasi Susu Warga Mulya, beberapa Kafe, dan juga konsumen akhir. Susu sapi murni biasanya digunakan untuk bahan pembuatan keju rumahan, campuran aneka minuman, dan juga bahan pembuatan es krim. Komunikasi yang terjalin dengan konsumen dilakukan dengan memanfaatkan platform whatsapp. Meski dalam satu wilayah banyak peternak sapi perah, Peternakan Sapi Perah Rejomulyo tetap menjalankan bisnis dengan fair. Di mana tiap peternak sudah ada area pasarnya masing-masing.

Itulah kisah perjalanan bisnis Peternakan Sapi Perah Rejomulyo yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.

Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis lainnya hanya di BisnisUKM.com

Tinggalkan komentar