AKSESORIS FLANEL DAN KAIN VELBOA ALA SIMPHONY ART

Aksesoris Flanel dan Kain Velboa Ala Simphony Art

bantal peluk dan tasMemiliki latar belakang pendidikan di bidang seni, ternyata memberikan keuntungan tersendiri bagi R. Satrio Suryo Pratomo, S.pd (27) dalam menekuni dunia usaha. Jiwa seni yang mengalir dalam dirinya, memberikan inspirasi bisnis yang cukup menjanjikan bagi alumni jurusan seni musik di Universitas Negeri Semarang (UNNES) tersebut.

Berbekal kecintaannya pada bidang seni, lelaki yang setiap harinya dipanggil Satrio ini mulai merintis bisnis aksesoris sejak 10 Mei 2009 silam. Mengangkat Simphony art sebagai nama usahanya, suami dari Dian Nurul Farida ini berusaha menghadirkan seni keindahan dalam setiap produk aksesoris yang Ia produksi.

Dengan memanfaatkan bahan baku kain flanel dan velboa (kain untuk membuat boneka) yang keberadaannya cukup mudah didapatkan di seputaran kota Semarang, Satrio mulai memproduksi gantungan kunci, tempat tissue, serta toples flanel yang banyak dibutuhkan masyarakat sekitar.

AKSESORIS FLANEL DAN KAIN VELBOA ALA SIMPHONY ART

Ditemui di kediamannya pada Jumat (9/11), Satrio mengaku bahwa dirinya merintis bisnis aksesoris dengan modal mesin jahit dari sang eyang buyut serta modal dana sebesar Rp 45.000,00 yang saat itu Ia gunakan untuk membeli bahan baku. Siapa sangka bila dari modal usaha yang terbilang sangat kecil tersebut, kini Satrio bisa sukses mengembangkan bisnisnya hingga memiliki delapan orang tenaga kerja.

Info Produk Kreasi Simphony Art

“Produk-produk yang kami unggulkan ada bantal peluk, tas-tas cantik, toples flanel, tempat tissue, dan souvenir-souvenir kecil lainnya,” ujar Satrio kepada tim bisnisUKM. Awalnya Ia hanya memproduksi kerajinan flanel, lalu setahun kemudian tepatnya 2010 yang lalu Satrio mulai mengembangkan produk barunya yaitu bantal peluk yang diproduksi dari kain velboa dan diisi dengan bahan dakron. Respon pasarnya sangat bagus, sehingga setiap bulan Ia bisa memproduksi sekitar 200 pcs bantal peluk yang sekarang ini telah dikreasikan menjadi kurang lebih 50 model.

Mematok harga jual yang sangat terjangkau yakni sekitar Rp 1.000,00 untuk souvenir kecil dari kain flanel dan Rp 70.000,00 untuk harga bantal peluk, sekarang ini produk kreasi Simphony Art telah tersebar ke seluruh Indonesia. Dengan bantuan para reseller yang berada di Kalimantan, Papua (Sorong), serta Daerah Sumatera, setiap bulannya Satrio bisa mengantongi omzet berkisar antara Rp 10 juta sampai Rp 20 juta dengan keuntungan bersih sekitar 50%.

pengusaha aksesoris“Untuk metode pemasaran yang paling efektif adalah pemasaran dari mulut ke mulut, karena banyak orang percaya dengan informasi yang didengar dari mulut orang lain baru selanjutnya melalui bantuan promosi di dunia maya,” jawab Satrio ketika ditanya mengenai strategi pemasaran yang Ia jalankan. Berkat pemasaran yang dijalankan Satrio, produk kerajinan tempat tissue yang dibuat Simphony Art bahkan pernah sampai ke Negara Cina.

Meskipun sekarang ini persaingan pasar di bisnis aksesoris sudah sangat ketat, Satrio memiliki cara jitu untuk mengatasinya. Ia sengaja membina hubungan baik dengan relasi bisnisnya dan juga mengeluarkan produk-produk baru setiap tiga bulan sekali untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Dengan inovasi yang Ia ciptakan, Satrio berharap produknya bisa dikenal masyarakat luas dan bisa menembus pasar ekspor. “Kedepannya tentu ingin lebih baik dan lebih banyak berbagi dengan semuanya, karena ketika kita berkembang maka otomatis orang-orang di sekitar kita juga akan terangkat kesejahteraannya,” ungkap Satrio di akhir wawancara.

Tim liputan bisnisUKM

5 Comments

  1. Simphony art ada jual velboa eceran gk? Per M nya brapa ya?Soalnya saya lg butuh kurleb 2m aja.thx

  2. mba apakah berbisnis seperti ini akan menghasilkan keuntungan yang stabil ?

    • Stabil atau tidaknya tergantung bagaimana manajemen kita.

    • alamat lengkap simphonyart di jalan Banaran Rt 03, Rw.04. sekaran-Gunung Pati Semarang. (daerah Universitas Negeri Semarang, kampus Sekaran)

Comments are closed.