Memproduksi dan menjual aneka tas berbahan kain, batik, kanvas, vinil, spundbound, plastik, dan mika menjadi rutinitas harian bagi seorang ibu rumah tangga Endraswati Dewi (40). Setelah memutuskan keluar dari sebuah perusahaan tahun 2008, ibu dua orang putra tersebut beralih menekuni hobinya memproduksi aneka tas dan perlengkapan lainnya. Tahun pertama menjalankan usaha, Bu Dewi masih mengerjakan produksi milik usaha temannya. Baru di tahun berikutnya (2010), beliau memutuskan untuk menjalankan usaha sendiri di rumahnya Perumnas Condongcatur Depok Sleman.
Ditemui di rumahnya Sabtu (30/4), Bu Dewi berujar jika saat ini beliau mampu memproduksi 50 jenis produk kreasi dari berbagai bahan. “Produk-produk yang berhasil saya kreasi sendiri antara lain tas wanita, tas laptop, tas ransel, tas souvenir, dompet, korden, sarung bantal, dan masih banyak lagi,” terang Bu Dewi kepada tim liputan bisnisUKM. Didukung empat buah mesin jahit yang memenuhi sudut rumahnya, Bu Dewi melayani beragam pesanan beragam produk tersebut seorang diri. “Dulu pernah merekrut karyawan, namun sebagai usaha yang baru dirintis ternyata biaya operasional untuk karyawan termasuk tinggi, sehingga saat ini memutuskan mengerjakan sendiri,” kata Bu Dewi.
Meskipun mengaku belum begitu memaksimalkan proses pemasarannya, produk-produk Radintas saat ini sudah beredar ke beberapa wilayah di tanah air seperti Jakarta, Sumatera, Kalimantan, bahkan Papua. “Produk kami beredar hampir ke suluruh wilayah Indonesia, dan itu salah satu keuntungan menggunakan media online akses wilayahnya tidak terbatas,” tambah Bu Dewi sembari tersenyum. Hasil kreasi Radintas diproduksi sendiri menggunakan bahan baku yang dibeli dari Jogja. Beragam bahan baku tersebut dikreasikan sedemikian rupa sehingga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan hasil kreasi pabrikan.
Dalam satu bulan, Bu Dewi mengaku mampu memproduksi rata-rata 200 buah tas berukuran sedang. Namun jika pesanan yang masuk ke Radintas dalam jumlah yang banyak, Bu Dewi sering meminta rekannya untuk ikut serta membantu memproduksi. “Saya memperhitungkan kemampuan dalam menerima maupun menolak pesanan yang datang, sehingga tidak jarang meminta bantuan teman ketika memperoleh pesanan dalam jumlah besar,” terang ibu lulusan fakultas hukum universitas negeri ternama tersebut.
Kendala yang menjadi hambatan bagi Bu Dewi adalah tenaga produksi, karena saat ini beliau mengerjakan dan memasarkan produk-produk tersebut seorang diri. Selain tenaga produksi, resiko yang sering dihadapi Bu Dewi adalah memperoleh customer ‘nakal’. “Karena media yang kita gunakan adalah via online, maka kasus customer nakal menjadi salah satu resiko bisnis yang siap kita hadapi,” Bu Dewi kembali menambahkan.
Di akhir wawancara, Bu Dewi kembali menegaskan meskipun produksinya masih terbatas dan dikerjakan dengan peralatan manual, namun kualitas produk tetap menjadi patokan utama baginya. Menurutnya justru dengan pengerjaan manual maka detail produk bisa lebih diperhatikan.
Tim liputan bisnisUKM
Saya tertarik dg produk tas hasil kreasi ibu…saya tertarik utk menjual kalo sy mw order gmn caranya ? N boleh dikirim katalog tasnya ga ya ke email saya : imoet_thress@yahoo.com. mohon infonya segera, thx. By annie
bagaimana saya bisa menjadi reseller???
bagaimana cara jadi reseler?boleh minta katalog barang dan harganya juga?
sy minat masarkan produk ibu. tlg brosur n harganya krm ke email sy or ke rmh:
RITA SUSANTI
JL.ADISUCIPTO GG.NUSANTARA NO.40 PTK 78124 KALBAR
bagaimana cara membuka pangsa pasar dlm menjalankan produk agar aku
SANGAT BERMANFAAT SEMOGA DAPAT MENJADI BAHAN MOTIVASI BAGI USAHAWAN LAIN….
bagus..dan bermanfaat sekali pengetahuan yg diberikan
Terimakasih, semoga bisa memberi sedikit bekal dan motifasi bagi yang ingin memulai usaha.Salam sukses.
kami menerima reseller dari seluruh indonesia.Persyaratan reseller cukup mudah, pesan,pembayaran,barang kirim.lama kirim bisa di negosiasikan.
Untuk reseller ada harga khusus dari kami.
untuk informasi lebih detail bisa sms 081328705662 – ibu dewi
apa bisa saya jadi reseller, bagaimana caranya?