Bisnis kedai kopi memang sedang banyak dilirik nih. Saat ini, gaya hidup generasi baru menjadikan nongkrong sembari menyeruput kopi sebagai bagian dari keseharian. Bisa dibilang sejak 2018 hingga sekarang, tingkat konsumsi kopi Indonesia sangat besar, bahkan masuk lima besar tertinggi di dunia lho.
Kalau kamu masih ragu membuka usaha satu ini, tenang, Sri Rahayu dari Kedai Kopi Polonia akan membantumu dengan tips-tips usahanya. Ayu bisa dibilang nekat karena membuka bisnis di tengah pandemi seperti ini. Namun ternyata kedai kopi yang beralamat di jalan Airport Adisutjipto nomor 280, utara bandara adisuctipto ini justru laris manis dan disukai banyak kalangan. Simak yuk kisah inspiratifnya!
Awal Mula Bisnis Kedai Kopi Polonia Berkembang
Siapa hobi minum kopi? Kalau kamu salah satu kalangan yang tidak bisa tidak ngopi dalam sehari, cerita Ayu-begitu ia biasa dipanggil- akan menarik banget. Ia awalnya juga tidak pernah terpikir bakalan usaha minuman satu ini. Bermula dari hobinya yang sering jalan-jalan untuk mencari varian kopi, terbersit ide untuk mengembangkannya menjadi usaha. Keputusan bisnis Ayu termasuk nekat, karena ia memutuskan untuk membuka kedai kopi di tenah pandemi.
Eits jangan salah, Ayu sebenarnya lebih dulu memiliki usaha penginapan di dekat Bandara Adisutjipto. Namun karena seluruh penerbangan lokal di pindahkan ke Yogyakarta International Airport, Kulon Progo, otomatis pengunjung penginapan berkurang drastis. Karena itu ia lantas banting setir menjadi pengusaha minuman kopi racik.
“Awalnya saya tidak tahu apa-apa soal kopi, taunya cuma minum saja, cuma menikmati di kedai kopi dan kafe-kafe di Jogja,” aku Ayu jujur. Akan tetapi sifat nekatnya membuat ia bertekad untuk belajar lebih dalam tentang kopi. Beruntung Ayu memiliki salah seorang kenalan barista handal. Dari kawan barista ini, ia praktik secara langsung, saat ini Ayu adalah owner-founder-merangkap barista di kedai kopinya sendiri!
Keyakinan Jadi Modal Utama Memulai Bisnis Kedai Kopi
Banyak dari kita yang ragu ketika memulai bisnis. Hal tersebut wajar, terutama jika kita tidak memiliki persiapan maupun data sebelum memulai. Nah Ayu berusaha mengenyahkan bayangan ragu tersebut, “bisa dibilang saya nekat karena di sini jalan mati, bandara sudah pindah. Prinsip saya, kalau kita kebanyakan mikir, enggak jalan-jalan”. Bagi perempuan satu ini, penting untuk meminta persetujuan dan dukungan dari keluarga.
Beruntung kedua orang tuanya merestui langkah Ayu. Ia pun memutuskan untuk menggunakan bangunan milik keluarga untuk disulap jadi kedai kopi. Maka Ayu tidak perlu repot-repot membayar uang sewa juga tidak perlu berurusan dengan orang lain, “jadi ini pure, murni milik keluarga, dan istilahnya ya saya dipercaya untuk mengelola.”
Tantangan Membuat Kedai Kopi
Tidak ada usaha yang baru dimulai langsung lancar tanpa hambatan. Sepertinya mencoba-jatuh-bangkit kembali adalah rumus yang nyaris semua pengusaha rasakan. Nah tidak ketinggalan kedai kopi Polonia ini. Ayu berkata awalnya ada trial dan error, terutama karena kopi sebenarnya sangat sensitif dalam pembuatan. “Kopi itu kalau suhu airnya berbeda, ya menghasilkan rasa yang lain,” terang perempuan yang biasa disapa Umi Zaki oleh teman-temannya ini.
Namun bukan Ayu namanya jika tidak merasa tertantang. Lewat arahan dari si teman barista, ia mencoba segala metode pembuatan kopi: mulai dari V16, Vietnam drip, metode tubruk, ekspresso, americano, coffe latte, hingga cappucino. Ayu berkata dengan tegas, “semua tergantung dari skill kita. Kalau kita kurang mahir ya nanti enggak jadi. Untuk sementara ini saya masih terus belajar. Sambil jalan ya sambil belajar. Gitu.”
Pentingnya Konsep Ketika Membangun Bisnis Kedai Kopi Polonia
Apakah bisnis perlu konsep? Bagi Ayu, sangat perlu, “kalau mau bikin usaha ya harus ada konsepnya dulu, terus mau dibikin kayak apa.” Ia sendiri telah memiliki modal, yaitu pertemanan dengan seorang barista yang banyak membantunya. Bagi Ayu, kedai kopi dengan konsep family, wifi yang tersedia sepanjang buka, ruang karaoke gratis bisa jadi daya tarik. Konsep ini secara serius ia bicarakan dengan keluarganya terlebih dahulu. Baru setelah itu ia meminta pertimbangan teman, yang sangat mendukung idenya. “Dia dukung banget, sambil bilang ya ayok kamu bisa. Nah akhirnya saya sedikit bisa sekarang, masih banyak yang perlu dipelajari,” terangnya.
Ayu memang menargetkan kedai kopinya ramah untuk segala jenjang umur, karena itu yang terlintas pertama kali adalah konsep keluarga. Konsep family ini ia tuangkan dalam pilihan menu yang beragam. Ia menegaskan, “jadi kalau mau bawa anak-anak bisa, makanan yang saya sajikan juga anak-anak suka. Tidak ada makanan berat juga di sini, jadi menu utamanya adalah kopi, cemilan yang sesuai dengan anak-anak. Jadi orangtua bisa sambil kerja, bawa laptop anak juga bisa main.”
Strategi Marketing Kedai Kopi Polonia
Ada tips-tips menarik nih dari Ayu untuk kamu yang baru saja memulai bisnis. Bagi Ayu, penting untuk menguatkan promosi secara online, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Ia menggunakan Instagram, Facebook, dan bergabung dengan aplikasi layanan pesan antar untuk mengenalkan produk-produknya. Sedangkan marketing offline, ia mengandalkan testimoni teman-temannya, “marketing offlinenya ya dari mulut ke mulut. Jadi temen-teman saya yang kebanyakan nongkrong di sini bisa merekomendasikannya kepada orang lain.”
Menu Andalan ala Kedai Kopi Polonia
Menu yang paling disukai konsumennya justru adalah varian kopi lokal nusantara, yaitu kopi Dieng. Semakin tinggi dataran di mana kopi tumbuh, maka rasanya akan semakin enak. Ayu bercerita, “unggulan di sini ya kopi Dieng dengan metode V16. Langganan saya suka sekali dengan menu ini.” Selain kopi Dieng, kopi susu ala polonia dengan racikan khusus dari Ayu juga banyak dipesan karena rasanya yang dingin, segar, dan manis. Untuk pelanggan anak-anak, menu greentea, redvelvet, chocolate milkshake menjadi andalan.
Motivasi Ayu Membangun Usaha Kedai Kopi
“Kedai ini juga jadi kesibukan saya selain menyalurkan hobi minum kopi,” ceritanya. Di tengah pandemi seperti ini, Ayu memang paham bahwa penjualan tidak bisa dipaksa, “Ada masanya nanti kita ramai, kalau sekarang ya disabar-sabarin dulu sambil dikencengin untuk marketingnya, sembari cari-cari celah mana yang bisa dikreatifkan lagi.”
Bagi Ayu, inovasi menjadi kunci untuk bertahan di tengah persaingan yang kuat. Sebagai golongan ibu-ibu, ia merasa bahwa jaringan pertemanan memotivasinya untuk terus bergerak. Komunitas kecil bersama teman-temannya justru memperbanyak ide jualan mulai dari modal 100 ribu hingga 500 ribu. “Jadi untuk emak-emak yang masih ragu unntuk membuka usaha sebagai sampingan bisa ayo kita bareng-bareng saling suppot, nyari usaha sampingan jadi perempuan hebat,” pesan Ayu di akhir wawancara.
Nah di atas adalah cerita Ayu dengan bisnis kedai kopi Polonianya. Seru kan? Kalau kamu mau mencoba varian menu yang dibuat Ayu, silakan meluncur ke Instagram @kedai-polonia. Atau jika kebetulan sedang di Jogja, kamu bisa mengunjungi ke alamat kedai kopi Polonia yang sudah tertera di atas ya. Jika tulisan ini memberikan inspirasi untuk memulai usaha, jangan lupa membagikannya kepada teman-teman ya. Salam UMKM!
Ikuti terus informasi menarik seputar usaha kuliner lainnya hanya di BisnisUKM.com