Pengusaha Sukses Bus Pariwisata Ini Rajin Berangkatkan Karyawan Umroh!

juragan-bus-pariwisata-ini-rajin-berangkatkan-karyawannya-berumrah

Relasi antara perusahaan dengan para pekerja biasanya sebatas hubungan kerja saja. Namun bagi Haji Much Su’udi (54), pengusaha sukses yang menggeluti bisnis bus pariwisata di Sidoarjo ini, relasi dengan para pekerjanya sama seperti keluarga.

Dari hal inilah, Perusahaan Otobus (PO) Pratama Putra milik Su’udi berhasil menjadi besar.

Dia selalu menghargai kerja keras para karyawannya dengan cara membiaya mereka untuk umrah dan naik haji.

Ini perbuatan mulia yang tak lazim ketika semakin banyak pengusaha besar berusaha menekan upah untuk buruhnya.

Su’udi baru saja selesai senam ketika SURYA mengunjungi garasi bus Pratama Putra di Jalan Raya Becirongengor No 2, Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (28/10/2016) lalu.

Kegiatan senam ini rutin dilakukan pada Jumat terakhir di tiap bulannya.

Selain untuk menjaga kesehatan, kegiatan senam ini ternyata sarana Su’udi untuk semakin mempererat hubungan kekeluargaan dengan karyawannya.

“Jumat lainnya juga kami gunakan untuk konsolidasi. Antar karyawan solid, perusahaan pasti maju,” kata juragan besar itu kepada Surya Online.

“Siapapun pasti setuju keluarga itu nomor satu. Kalau bekerja bersama keluarga, pasti akan berupaya maksimal,” ujarnya.

Saking menghargainya jasa para karyawannya, sejak 2005 Su’udi memberikan penghargaan berangkat haji dan umroh kepada karyawan-karyawan berprestasinya tiap tahun.

Mulai dari supir, kernet, mekanik, admin, hingga satpam, berkesempatan diberangkatkan haji atau umrah oleh Su’udi.

Dengan apresiasi yang besar itu, jelas Su’udi, karyawannya akan semakin giat bekerja dan memajukan usahanya.

“Naik haji atau umroh itu impian semua orang. Saya berikan kesempatan itu kepada karyawan saya agar mereka juga menghargai perusahaannya dan makin terpacu memajukan usaha ini,” paparnya.

Rasa kekeluargaan yang diiringi kegigihan untuk terus maju terbayar. PO Pratama Putra menjadi PO terbaik se-Jatim pada 2014.

“Piala dan sertifikatnya diserahkan langsung Menteri Perhubungan saat itu, EE Mangindaan,” ungkapnya.

Bangkit dari Krisis

Sebelum membangun usaha PO Pratama Putra hingga berjaya seperti sekarang, Su’udi adalah karyawan di sebuah bank.

Jabatan terakhirnya adalah Marketing Manager Bank Jakarta yang berkantor di Surabaya dari 1992 hingga 1998.

Namun, krisis moneter (krismon) melanda Indonesia. Imbasnya, kantor perwakilan Bank Jakarta di Surabaya ditutup dan Su’udi pun dipecat.

Setahun penuh, Su’udi berpikir untuk bisa kembali memiliki penghasilan. Menurutnya, Sidoarjo masih jarang yang memiliki usaha persewaan bus.

Dari hasil tabungan selama bekerja di bank, Su’udi nekat membeli satu unit mobil Elf untuk disewakan.

Ayah empat anak ini mempekerjakan anggota keluarganya dan beberapa warga sekitar Wonoayu karena sulitnya mencari pekerjaan saat itu.

“Bahkan saya juga jadi kernetnya,” kenang Su’udi.

Nama Pratama Putra diambil dari nama putra pertamanya. Lima tahun berjalan, pelanggan Su’udi semakin banyak.

Perlahan-lahan, armada busnya pun bertambah. Sampai pada titik ini Su’udi mulai mempekerjakan karyawan dari Sidoarjo.

Pertimbangan peningkatan profesionalitas, jadi alasan Su’udi mempekerjakan mereka.

Meski dari luar Sidoarjo, Su’udi tetap memperlakukan karyawannya itu seperti anggota keluarga. Pendekatan personal menjadi sarananya mengenal lebih dekat karyawan-karyawannya tersebut.

“Seperti mimpi. Kena krismon, lalu memiliki usaha transportasi bus pariwisata dan bertambah anggota keluarga baru,” ujarnya.

Lebarkan Sayap

Kini, Su’udi memiliki 80 karyawan dan 36 armada bus. Perusahaannya fokus untuk persewaan bus pariwisata, bukan trayek.

Su’udi menyatakan sebenarnya ia bisa saja membuka trayek jurusan. Namun, rasa sungkan kepada sesama pemilik PO membuatnya tetap di jalur persewaan.

Kendati demikian, hal itu tak menghalanginya untuk melebarkan sayap. Penggemar olahraga tinju ini akan membuka usaha baru, yaitu persewaan truk.

“Tapi masih terkendala izin,” ucapnya.

Su’udi menerangkan pihaknya dan juga perusahaan PO lainnya keberatan dengan Permenhub tentang PO yang menyatakan umur kendaraan tak boleh lebih dari 10 tahun.

“Peraturan itu berlaku juga untuk persewaan truk,” jelasnya.

Didapuk menjadi juru bicara PO se-Sidoarjo, Su’udi tengah memerjuangkan agar Permenhub itu bisa diberi kelonggaran kepada PO-PO kecil.

“Kalau saya sendiri sebenarnya bisa menerapkan Permenhub itu. Namun, saya juga memikirkan nasib kawan-kawan saya di mana saya pernah berada di posisi mereka,” ucapnya.

Jika tak ada aral melintang, usaha baru Su’udi akan mulai berjalan tahun depan. Su’udi berharap keluarganya semakin menjadi besar dan makmur.

“Semuanya kembali untuk keluarga,” imbuhnya.

SUMBER