Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pendidikan dan kota budaya, juga populer karena ragam kuliner khasnya. Selain Gudeg yang telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta, dewasa ini muncul beberapa kuliner lain yang tidak kalah lezatnya, diantaranya adalah olahan kue berbahan baku ubi ungu. Salah satu produk olahan ubi ungu yang menawarkan cara yang berbeda dalam menikmatinya adalah Ubiyabi.
Ubiyabi merupakan produk olahan ubi ungu yang dibuat dengan cara dikukus. Dikatakan berbeda karena dalam menikmati Ubiyabi bisa juga ditambahkan campuran coklat, keju, strawberry, dan blueberry. Adalah Angga Kusuma Aribowo (23), pemuda asal Sleman yang memiliki inisiatif mengembangkan olahan ubi ungu menjadi makanan yang memiliki nilai tambah tersebut. “Ubi ungu diketahui berkhasiat sebagai pencegah kanker, sebagai antioksidan dan dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung,” jelas Angga ketika ditanya mengapa memilih mengembangkan ubi ungu.
Ditemui Tim Liputan BisnisUKM di rumah produksinya Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Angga Kusuma mengungkapkan agar produknya mudah dikenal maka harus memiliki tagline yang dapat mewakili produk makanannya. ‘Ubiyabi Melted Sweet Potatoes Coklat Yang Meleleh Membuat Nikmatnya Kebawa Mimpi’ menjadi pilihan tagline dari Angga agar produk kreasinya tersebut mampu menarik perhatian dari khalayak, khususnya generasi remaja.
Ubiyabi kreasi Angga disajikan dalam berbagai pilihan rasa, yakni Ubiyabi original, keju, coklat, strawberry, blueberry, kacang, dan mix. Masing-masing dibandrol dengan harga antara Rp. 4.000 sampai Rp. 27.000 untuk ukuran kemasan tertentu. “Meskipun disajikan dengan beragam pilihan, namun citarasa khas dari ubi ungu tetap dipertahankan,” imbuhnya.
Saat ini Ubiyabi dipasarkan melalui jejaring sosial dan beberapa toko kue di wilayah Yogyakarta, diantaranya Foodcourt Jogja Paradise. “Konsumen kami rata-rata adalah mahasiswa/i, jadi pas ketika produk ini kami pasarkan melalui jejaring sosial dimana mereka (mahasiswa/i) sudah sangat familiar,” terang mahasiswa yang disibukkan juga dengan skripsinya tersebut. Respon yang positif dari para pelanggannya, membuat Angga semakin optimis jika produknya tersebut memiliki prospek yang cerah ke depannya.
Dengan kapasitas produksi 100 pcs per hari, Angga saat ini mengaku bisa memperoleh omzet rata-rata Rp 200.000,00 s/d Rp 400.000,00/ harinya. Omzet tersebut sejalan dengan makin dikenalnya serta diminatinya Ubiyabi oleh masyarakat (khususnya mahasiswa), baik di wilayah Yogyakarta, maupun konsumen online yang selama ini loyal dengan produk-produknya.
Ketika ditanya mengenai harapan kedepan untuk bisnis Ubiyabi ini, Angga berujar ingin mematenkan produknya tersebut serta membuka 1.000 outlet. “Yang terpenting itu dengan adanya produk ini (Ubiyabi), saya bisa memberikan edukasi ke masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi makanan dari olahan ubi ungu,” lanjut Angga.
Diakhir pertemuan dengan tim bisnisUKM, Angga menyempatkan diri untuk membagi tips bagi para pengusaha yang ingin memulai usahanya. “Jangan pernah ragu untuk mencoba, dan jangan pernah putus asa untuk mencoba,” pungkasnya.
tim liputan bisnisUKM
Maaf,,,,saya mau buat usaha juga kayak ubiyabi boleh gak ya?dan berapa lama tahan ubiyabi?
maaf,, ubiyabi ini tahan berapa lama untuk di konsumsi?
semoga semakin sukses….