MODAL PENGALAMAN PRIBADI KINI SUKSES BERBISNIS BAJU MENYUSUI

Modal Pengalaman Pribadi Kini Sukses Berbisnis Baju Menyusui

MODAL PENGALAMAN PRIBADI KINI SUKSES BERBISNIS BAJU MENYUSUI

Berawal dari pengalaman pribadi Dwi Astuti Ningsih (35) ketika harus menyusui putri tercinta di tempat-tempat umum, siapa sangka bila modal pengalaman tersebut kini bisa mengantarkan ibu dua anak ini sukses berbisnis baju menyusui.

Ditemui tim BisnisUKM.com pada Kamis (17/4), Dwi mengaku bahwa awalnya ide bisnis ini Ia dapatkan dari pengalaman pribadinya yang sering kali kesulitan memberikan ASI ketika sedang beraktivitas di tempat umum.

“Saya menyusui anak saya selama 2 tahun, dan saat itu saya mengalami kesulitan untuk mendapatkan baju-baju menyusui. Dari situlah saya mulai memiliki ide untuk membuat baju menyusui agar bisa memudahkan ibu-ibu untuk tetap memberikan ASI ketika berada di luar rumah,” ujar Dwi kepada tim liputan BisnisUKM.com.

Memulai Usaha Dari Satu Baju

Meski memiliki profesi utama sebagai ibu rumah tangga, istri dari Agung ini tak lantas menguburkan ide bisnis yang Ia miliki. Mengawali usahanya di tahun 2010, pada mulanya Dwi hanya memproduksi satu baju dalam waktu satu bulan. “Dulu satu bulan saya baru memproduksi satu baju, kemudian saya kenalkan ke teman-teman ternyata responnya bagus dan di tahun 2011 saya mulai berani untuk mengembangkan usaha baju menyusui dengan brand aMomzing,” paparnya.

Ketika ditanya mengenai kendala usaha yang sering Ia hadapi, Dwi mengungkapkan bahwa sebagai mompreneur kesulitan yang paling berat adalah harus bisa membagi waktu untuk urusan keluarga dan keperluan usaha. Selain itu, sebagai salah satu start up Dwi mengaku bahwa awalnya ilmu yang Ia miliki masih sangat kurang.

“Saya tidak memiliki background pendidikan di bidang desain maupun jahit menjahit. Untuk mengatasinya saya mulai belajar sedikit demi sedikit dari tenaga jahit yang saya miliki. Sedangkan untuk desain saya mulai mencari informasi untuk kursus desain serta update model terbaru dari browsing-browsing di internet,” kata pengusaha wanita yang sekarang ini telah dikarunia dua orang putri.

Tak jauh berbeda dengan lika-liku perjalanan bisnis yang dilalui para pengusaha sukses lainnya, awalnya Dwi juga masih cukup kesulitan untuk memperkenalkan produk baju menyusui yang Ia produksi. “Selama ini saya menjalankan strategi pemasaran online dan offline. Kalau untuk konsumen online kebanyakan sudah mengenal baju menyusui bentuknya seperti apa, tapi untuk pasar offline malah belum banyak yang mengetahui apa itu baju menyusui,” terang Dwi.

Sukses Meraih Omzet Puluhan Juta

bisnis baju ibu menyusuiMelalui strategi pemasaran online yang Ia jalankan, permasalahan yang awalnya sering dihadapi Dwi lambat laun mulai teratasi. “Sosial media cukup membantu saya untuk memperkenalkan baju menyusui dan ibu hamil ke jangkauan pasar yang lebih luas. Dari situ saya sedikit demi sedikit mulai merambah pasar offline seperti misalnya butik-butik di Jakarta yang sekarang ini lebih banyak yang memasarkan via offline,” jelasnya.

Dibantu oleh sembilan orang tenaga produksi, setiap bulannya Dwi bisa memproduksi ratusan baju ibu hamil dan menyusui. Dari usaha sampingan yang Ia jalankan disela-sela kesibukannya menjadi ibu rumah tangga tersebut, setiap bulan Dwi bisa mengantongi omzet puluhan juta rupiah.

Kendati saat ini bisnis baju menyusui dan ibu hamil yang Ia kembangkan telah memberikan hasil cukup memuaskan bagi Dwi, namun kedepannya Ia berharap agar bisnisnya bisa berkembang di pasar offline baik di pasar lokal maupun luar negeri. “Harapan ke depan semoga aMomzing bisa menjadi brand image sebagai baju hamil dan menyusui nomor satu di Indonesia dan bisa merambah pasar luar negeri terutama negara muslim, karena sekarang ini produk-produk yang saya kembangkan kebanyakan baju muslimah,” ungkap Dwi sekaligus mengakhiri pertemuannya dengan tim liputan BisnisUKM.com.

Tim Liputan BisnisUKM.com