Kesalahan Dalam Membangun Brand Positioning

brand positioningDalam dunia bisnis sering kali kita mendengar istilah “Posisi menentukan prestasi”. Kalimat ini memang sangat tepat, apalagi ketika membicarakan keberadaan brand produk sebuah perusahaan di mata para konsumennya.

Membangun brand positioning atau posisi sebuah brand produk dalam benak para pelanggan memang tidaklah mudah. Para pelaku usaha maupun pelaku pasar bahkan harus melakukan berbagai macam strategi pemasaran untuk mendapatkan posisi terbaik di hati para pelanggannya. Hal ini sangatlah penting, mengingat positioning menjadi gerbang awal bagi para pengusaha untuk meyakinkan calon pelanggan dan membangun loyalitas konsumen sebelum akhirnya mereka membeli produk yang Anda tawarkan.

Meskipun begitu, sampai hari ini masih banyak pelaku usaha maupun pelaku pasar yang mengalami kegagalan dalam melakukan strategi brand positioning. Kondisi seperti inilah yang membuat produk atau jasa mereka cepat dilupakan para konsumen, sehingga perkembangan bisnis mereka belum bisa maksimal dan tidak menutup kemungkinan akan mengalami gulung tikar sebelum mencapai puncak kesuksesan.

Untuk menghindari kemungkinan buruk tersebut, pada kesempatan kali ini akan kami informasikan empat kesalahan dalam membangun brand positioning yang sering dilakukan para pelaku usaha.

Pertama, under positioning. Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat dalam menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk yang ditawarkan bukanlah hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga sasaran pasar yang dibidik kurang berminat dengan produk tersebut dan pastinya brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di benak para konsumen. Contohnya saja seperti strategi yang dijalankan restoran cepat saji CFC “Bukan Cuma Ayam” yang ternyata kurang berhasil menarik minat konsumen, karena dalam benak konsumen yang tertanam kuat adalah brand KFC yang gerainya telah tersebar di berbagai belahan dunia.brand produk

Kedua, over positioning. Berbanding terbalik dengan kesalahan yang pertama, yang dimaksudkan dengan over positioning adalah menanamkan brand produk terlalu tinggi di dalam benak konsumen, sehingga mereka beranggapan bahwa harga jual yang ditawarkan pastinya kurang terjangkau semua kalangan.

Ketiga, confused positioning. Kesalahan yang ketiga yaitu membuat pelanggan bingung dengan citra brand yang terlalu banyak klaim ataupun adanya perubahan brand produk yang terlalu sering. Contohnya saja seperti strategi pemasaran produk keripik pedas maicih yang sekarang ini pecah menjadi dua kubu dan sama-sama mengusung nama maicih namun menggunakan gambar atau logo yang berbeda. Strategi seperti ini ternyata kurang efektif, karena hanya akan membuat pelanggan bingung dan lambat laun kepercayaan mereka bisa menurun.

Keempat, doubtful positioning. Dalam kasus ini konsumen sulit untuk mempercayai klaim sebuah brand, kaitannya dengan fitur suatu produk, harga atau manufakturnya. Contohnya saja seperti strategi pemasaran sebuah perusahaan yang mengklaim produknya memiliki kualitas paling bagus, biasanya malah diragukan para konsumen karena mereka takut hanya termakan promosi.

Dengan memperhatikan empat kesalahan diatas, diharapkan para pengusaha maupun pelaku pasar di Indonesia bisa mengoptimalkan strategi pemasaran yang digunakan untuk memperkuat brand positioning yang sedang dikembangkan. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Sumber gambar :
1. http://blogs.ubc.ca/elainepoon/files/2011/06/Rebel-Brown-Quote-Positioning.jpg
2. http://hamiltonfinancials.com/wordpress/wp-content/uploads/2012/01/Brand_Loyalty-Brand_Positioning-Brand_Awareness-Branding_Definition.jpg