
”Tanpa pikir panjang, langsung diiyakan saja. Karena pada saat itu saya masih menganggur setelah lulus kuliah,” ungkapnya.
Baca Juga Artikel Ini :
Tidak disangka, hasil otodidak membuat baki lamaran tersebut membuat temannya puas. Dari situlah perempuan asli Kudus ini mendapat pengalaman membuat bunga atau aplikasi lainnya berbahan dasar kain perca. Novi pun penasaran, sisa kain milik ayahnya yang juga seorang penjahit atribut sekolah menjadi bahan uji cobanya. Jadilah satu bros cantik.
Ia pun mulai membeli bahan bros lainnya dengan modal Rp 50.000,00. Waktu itu Novi mencoba membuat beberapa bros untuk kado ulang tahun sahabatnya. Lagi, pujian pun datang. Sahabatnya sangat suka dan memesan bros buatan Novi. ”Nah itulah order bros pertama yang saya terima dari sahabat sendiri. Setelah itu, sahabat saya suka memposting bross buatan saya ke social media. Ternyata banyak yang respon dan memesan,” ungkapnya.
Mulai Serius Terjun di Bisnis Aksesoris
Jenuh membuat bros yang jumlahnya hampir ribuan, putri ke dua dari tiga bersaudara itu pun mulai mencoba membuat produk aksesoris lain. Di antaranya seperti bandana, jepit rambut, kalung, dan kerudung.
Dengan banyaknya produk yang ditawarkan, pembeli pun semakin banyak yang berdatangan. Di awal tahun 2015, Novi pun merekrut karyawan untuk membantunya. Meski begitu Novi tetap memperhatikan detail produk buatannya. Untuk desain dan finishing tetap ia kerjakan sendiri.
”Keunggulan produk Phiand Fashion sendiri terlihat dari bentuknya yang eksklusif dan kualitas bahan yang digunakan. Untuk satu model kami hanya membuat satu lusin berbagai warna. Dan tidak memproduksinya kembali. Sehingga jika ada konsumen yang memesan lagi, kami tidak bisa membuatkannya yang sama persis,” papar putri dari pasangan Muhtadi dan Sumirah tersebut.
Tahun ke-2 Mulai Merambah Mancanegara
Istri dari Andy Mahendra ini mengaku untuk bahan baku tidak semua diperoleh dari Kudus. Bahkan untuk kualitas yang bagus ia tak segan berburu ke berbagai kota. Mengingat pesanan aksesoris yang terus berjalan, Novi pun belanja bahan dalam jumlah besar. ”Jadi sekalian saya belanja, sebagian untuk kebutuhan sendiri sebagian lagi saya jual. Karena beberapa bahan di Kudus tidak ada. Dan kini pembuat aksesoris di Kudus dan sekitarnya mulai menjamur,” ungkap wanita berkerudung ini.
Perjalanan menuju tahun ke dua, Novi juga terus mengembangkan kemampuannya dalam mendesain aksesoris, eksplore bahan, penjualan, dan manajemen usaha. Kini produk Phiand Fashion pun bertambah lagi, Novi juga membuat head piece, bros sibori, dan clucth pandan. ”Kini produk Phiand Fashion tak hanya ekspansi se-nusantara, bahkan mulai merambah ke luar negeri seperti ke Kuala Lumpur, Maroko, Singapura, Turkey, Australia dan Jepang,” bebernya.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Dengan doa dan kerja keras serta dukungan dari suami dan keluarga, Novi ingin segera memiliki kediaman sendiri yang satu lingkup dengan gerai dan mess karyawannya. Ia pun berharap tidak hanya menjadi pengusaha sukses di bisnis aksesoris wanita, tapi juga ingin menerapkan ilmu yang Ia peroleh dari bangku kuliahnya.
”Ingin mengajar. Ya mengajarnya membuat aksesoris untuk masyarakat yang membutuhkan. Semoga bisa menjadi modal mereka meningkatkan perekonomiannya,” pungkasnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Titis Ayu W)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kudus