Bisnis Penitipan Motor Raup Untung dari Pekerja Kantor

Bisnis Jasa Penitipan Motor Kemacetan Jakarta yang makin parah, membuat pengguna kendaraan pribadi dari daerah penyangga Jakarta seperti Bogor dan Depok beralih menggunakan Commuter Line. Peralihan penggunaan moda transportasi yang notabene dilakukan oleh mereka yang berkantor di Jakarta mendatangkan untung yang tidak sedikit bagi pemilik penitipan motor di Depok.

Warga sekitar stasiun yang dulunya menjadikan halaman rumah sebagai tempat bersenda gurau bersama keluarga, kini beramai-ramai mulai mengubahnya menjadi lahan parkir. Rezeki nomplok ini menjadikan pemilik rumah di kawasan dekat Stasiun Citayam dan Stasiun Depok berubah menjadi bos parkir dengan pendapatan jutaan rupiah per hari.

Salah satu pelopor usaha penitipan motor di dekat Stasiun Citayam adalah H Muhammad Soleh. Di tempatnya, ratusan motor terlihat berjejer rapi di ruangan seluas 100 meter persegi. Tumpukan helm dan jaket orang yang menitipkan motor tampak terlihat di pojok ruangan. Dengan dibantu tiga karyawan, tempat penitipan motornya melayani warga mulai pukul 04.00 Subuh hingga pukul 23.00 malam.

Tarif Lebih Murah dari Parkir di Mall

Bisnis Penitipan MotorSoal tarif, jelas lebih murah dibandingkan jika parkir di mall atau perkantoran. Sebab, tarif yang dikenakan tidak berdasarkan jam per jam. Tetapi, berdasarkan jam operasional tempat penitipan motor. “Tarifnya seharian Rp 5000, kalau lewat jam operasional atau nginap tarifnya Rp 8000. Semua tarifnya sama, karena sudah diatur sama pengurus paguyuban,” ujar Sodri, salah seorang pegawai H Soleh kepada BisnisUKM.com, Rabu (27/4).

Baca Juga Artikel Ini :

Bisnis Penitipan Sepeda: Bisnis Mudah dan Menguntungkan

Mengenal Konsep Dasar Pemasaran Bisnis Jasa

Sodri mengaku dalam sehari diperkirakan bisa masuk 500 motor di tempatnya bekerja. Jumlah motor sebanyak itu, tidak masuk sekaligus. Rata-rata mereka yang menitipkan adalah warga Depok yang berkantor di Jakarta.

“Kalau yang nitip ada yang seharian, ada yang cuma beberapa jam saja. Kalau yang tidak seharian, biasanya habis yang parkir pergi tempat yang kosong sudah ada yang ngisi kembali,” jelasnya.

Tak jauh dari tempat parkir H Soleh, terdapat tempat penitipan motor “Agung”. Di tempat yang cukup lapang ini setidaknya muat 100 motor mulai dari motor bebek hingga motor sports. Bisnis jasa penitipan motor semacam ini pendapatannya sangat tergantung dari besar dan kecilnya lahan yang digunakan. Semakin besar lahan yang dimiliki, maka semakin besar pula pemasukan yang didapat.

“Tempat ini muat 100 motor. Di sini masih baru, baru sekitar sebulan. Kalau yang lain-lain sudah lama,” ujar Husni, pegawai di tempat penitipan motor, Agung.

Hari Libur Omzet Berkurang

Bisnis Penitipan Motor di sekitar Stasiun DepokUsaha penitipan motor bisa dibilang tidak ada resikonya. Meskipun begitu, ada kalanya bisnis ini mengalami sepi lantaran hari libur atau pun ada agenda libur nasional. Jika hari libur, seperti Sabtu atau Minggu jumlah penitip bisa dibilang berkurang hingga 80 persen. Dengan begitu, pemasukan pemilik penitipan motor pun akan berkurang.

Bahkan, beberapa tempat penitipan motor sengaja mengurangi pegawainya di hari libur untuk menghemat pengeluaran. Namun, jika lagi ramai terutama hari Senin tempat penitipan motor seperti tidak mempunyai sela untuk parkir.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

Akibatnya, beberapa pemilik penitipan motor kecil seperti di dekat Stasiun Depok menggunakan sebagian jalanan umum sebagai lahan parkir tambahan meski dengan resiko kemacetan yang ditimbulkan lantaran motor yang parkir menghambat akses menuju stasiun.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Dunih)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Depok