Dulu Budak Korporat, Sekarang Sukses Jadi Owner Usaha Kedai Kopi

dulu-budak-korporat-sekarang-sukses-jadi-owner-usaha-kedai-kopi

BisnisUKM.com baru-baru ini melakukan obrolan bisnis bersama Steve, asal Surabaya pemilik kedai kopi Tema Kava, yang berlokasi di Jalan Damai, Sleman, Yogyakarta.

Saya pencinta kopi, jadi awal mulanya membuat kedai kopi adalah karena ingin mengenalkan kopi yang asli Temanggung dan kayaknya ga ada sih, Kayaknya ini baru pertama kali ini di Jogja itu semua kopi kita murni kopi Temanggung. Dan prosesnya natural, ga ada yang lain. Itu aja sih ide nya awal Tema Kava. Juga menyediakan tempat buat mahasiswa daerah sini untuk mengerjakan tugas dengan tenang, bisa bantu mereka buat belajar di sini, melakukan kegiatan yang positif.

Usaha Kedai Kopi Tema Kava Punya Ciri Khas Yang Menarik

usaha-kedai-kopi-tema-cave-punya-ciri-khas-yang-menarik

Memulai usaha ini dari tahun 2017 tapi dulunya di Jalan Gito Gati (beda lokasi). Karena tempatnya sudah tidak memungkinkan, akhirnya memutuskan pindah ke Jalan Damai. Fokusnya ke kopi, karena sebelumnya lebih ke ‘restoran’.

Yang membedakan Tema Kava dengan kedai kopi yang lain, karena dasarnya dari hobi, jadi Tema Kava menyediakan banyak perlengkapan kopi. Bagi yang hobi main billiard bisa main billiard dan tersedia gratis. “Terus karena komunitas saya di mainan, saya juga menyediakan workshop untuk kalau yang suka merakit model kit, nge cat, kita sudah menyediakan di sini. Lebih fokus ke hobi yang di sini. Untuk hobi fotografi juga bisa, ada pemandangan, ada model, ada toys untuk properti.” tutur Steve menjelaskan perbedaan Tema Kava dengan kedai kopi yang lain di Jogja.

Yang di jual di Tema Kava, nomor satu adalah kopi. Kopi dengan variannya, kopi manual, pokoknya yang jadi andalan utama Tema Kava adalah kopi lemon (campuran kopi dan lemon). Tapi enaknya dinikmati dingin. Satu lagi, kopi rum, itu memang namanya rum tapi aslinya tanpa alkohol dan aman dikonsumsi muslim.

Strategi Marketing Yang Digunakan Oleh Tema Kava

strategi-marketing-yang-digunakan-oleh-tema-cava

Terkait pemasaran, Steve menjelaskan kalau sasaran usaha kedai kopi Tema Kava untuk pengembangannya memang para mahasiswa. Sehingga ia menyediakan tempat untuk kalangan mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas atau mengerjakan hobi atau sekadar cuman nongkrong. Sehingga strategi pemasaran Tema Kava lebih kepada media sosial: Instagram, Facebook, pasang di mading kampung area sekitar.

“Dan jam buka Tema Kava yang sangat fleksibel sekali, memungkinkan mereka mau nongkrong sampai malam juga bisa kita akomodasi.” tutur Steve. Ia juga menambahkan, bahwa harga yang ditawarkan juga tidak jauh-jauh dari kantung mahasiswa.

“Untuk produk kita membatasi, tidak terlalu lebar variasinya meskipun sudah sejak tahun 2017. Karena orang kalau diberi pilihan banyak biasanya bingung. Jadi, lebih baik fokus ke satu-dua produk unggulan. Tapi yang pasti, bahan-bahan baku yang jadi sorotan. Bahan baku yang digunakan murni Temanggung.” Itu yang dijelaskan Steve mengenai usahanya.

Alasan Memilih Kopi Temanggung Untuk Usaha Kedai Kopi Tema Kava

Kenapa Kopi Temanggung untuk usaha kedai kopi yang dijalankannya? Pertama, kopi ini tidak banyak yang mengeksploit. Padahal sebenarnya kopi Temanggung kualitasnya juga nggak kalah sama kopi toraja atau bahkan Kopi Temanggung ini level asamnya agak rendah sehingga aman untuk lambung. Selain itu, adanya mitos kalau minum kopi membuat tidak bisa tidur, ini tidak berlaku jika mengonsumsi Kopi Temanggung. Rasanya juga tidak terlalu pahit.

Tapi yang jadi catatan, kopi ini memang tidak cocok untuk penikmat kopi yang usianya bisa dibilang ‘tua’ ya. Karena kalau penikmat kopi yang tua kan mereka maunya kopi hitam dan pahit sedangkan Kopi Temanggung tidak bisa menghadirkan rasa seperti itu.

Soal aroma, rasa, dan after taste, bagus sekali. Apalagi kalau prosesnya natural. Natural itu cuman dijemur sama matahari. Usaha kedai kopi ini memang sangat inspiratif, ya!

Konsep Tema Kava Dan Perihal Packaging

Tekait konsep warung, “Konsepnya homey jadi kalau bisa jadi rumah keduanya ‘mereka’ lah. Jadi mereka mau ngapain aja silakan. Bahkan kita bebaskan kalau konsumen mau buat kopi sendiri ya silakan. Pilih kopi juga fleksibel. Mau nongkrong di mana saja, dipersilakan. Ada yang pernah tidur di mushola juga kita biarin, nggak masalah.” tutur Steve sambil tertawa.

“Bukan konsep hubungan konsumen sama penjual, tapi berteman lah istilahnya, supaya konsumen merasa sedang berada di rumah.” jelas Steve.

Kenapa kemudian akhirnya memutuskan pakai cup? Semua ini karena tuntutan progres, tidak mungkin tidak, karena sekarang ini kan jamannya banyak ke digital. “Jadi, fasilitas gojek, online lah, itu kan jadi tuntutan kita untuk memakai wadah yang bisa di bawa-bawa. Kita muter-muter akhirnya ketemu sama yang diKemas ini tadi. Dan saya rasa sih cocok karena bahannya dan harganya baik.”

Dengan packaging yang baru, dari orderan mengalami peningkatan. Dengan memakai kemasan seperti ini, itu praktis jadi orang tidak terpaku di sini. Katakanlah orang baru dateng baru order terus tiba-tiba dipanggil temennya, itu kan gabisa di bawa kalau bukan dengan cup plastik begini. Dan itu juga bantu sekali di penjualan online. Dengan packaging yang menyesuaikan kebutuhan masyarakat, sangat membantu dalam peningkatan penjualan di Tema Kava.

Motivasi Steve Menjadi Seorang Wirausahawan

Motivasi menjadi seorang enterpreneur, “Awal mulanya berkarir di kantoran, istilahnya budak korporatlah. 31-32 tahun, itu jadi kalau dibilang motivasi enterpreneur mungkin karena capek ya terkungkung di kantor dari jam delapan sampai jam lima gitu. Nah, makanya kita memutuskan untuk pindah ke JOgja, sebelumnya kan saya di Jakarta. Terus terang utamanya untuk menghindari hingar bingar karena di Jogja lebih santai, lebih selow phase-nya. Dan kenapa saya bikin konsep homey seperti ini karena kita tidak semata-mata mencari uang, tapi mencari kehidupan yang lebih baik di Jogja.”

Harapan untuk Tema Kava, “Saya lebih berharap bahwa Tema Kava benar-benar bisa dijadikan tempat kumpul ya, kelompok-kelompok, teman, atau keluarga. Yang pengen santai, pengen ngobrol, pengen sekadar menikmati kopi dan makanan-makanan kecil karena kita memang terus terang tidak menyediakan makanan yang berat sih. Ke depannya, bisa jadi tujuan utamanya kelompok-kelompok mahasiswa untuk nongkrong.”

Untuk yang bingung masa depannya mau ke mana, satu, jangan terpancing sama gaji besar di kota besar karena Anda harus memikirkan bahwa di balik gaji besar itu kewajibannya pasti besar, tanggung jawabnya juga besar. Dan kedua, jangan pernah takut untuk memulai. Apapun yang kalian inginkan, bikin pertimbangan aja pro sama kontra. Kalau memang banyak pro dan kalian sreg hatinya di situ, lakuin aja. Coba dulu lah istilahnya. Karena kalau ga mencoba, kita ga bakal tahu hasilnya seperti apa nanti ke belakang.”

Steve Kristanto Listiawan, Owner dari Kedai Kopi Tema Kava yang tadinya bekerja di Jakarta sebagai ‘budak korporat’, sekarang jadi juragan di Jogja. Tema Kava ini adalah salah satu klien diKemas.com (usaha di bidang creative packaging). Apabila kamu tertarik usahamu untuk diliput juga seperti ini, kamu bisa tinggalkan komentar, ya!