Geluti Bisnis Baju Anak-anak Karena Prihatin Maraknya Baju Impor

Bermula dari keprihatinan terhadap maraknya produk baju anak dari luar negeri, membuat Mirna Paramita berinisiatif menghadirkan busana untuk anak yang secara kualitas tidak kalah dengan produk impor.

geluti-bisnis-busana-anak-anak-karena-prihatin-maraknya-baju-impor

Sarjana Manajemen Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini bersyukur baju anak yang diberi label Lei & Kei itu bisa menerobos gerai busana papan atas Tanah Air macam Sogo.

Saat ini Lei & Kei sudah akrab dengan masyarakat penikmat fashion anak di Kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

“Kunci bisnis itu kan ada di tiga sektor, yaitu sandang, pangan, dan papan, sedang lainnya sekunder,” tegas CEO Trimitra Fashion Indonesia, produsen Lei & Kei ini.

Kalau Mirna kemudian membidik konsumen anak-anak, alasannya adalah lantaran pasar di usia anak-anak selalu tumbuh dinamis. “Updatenya lebih cepat.,” ungkapnya.

Peluang ini lah yang membuat sulung dari dua bersaudara ini menawarkan kreativitasnya di bidang fashion anak-anak.

“Selain itu dunia anak-anak ini menyenangkan buat saya,” ucap Mirna yang sempat mengenyam pendidikan S2 di Jurusan Media & Komunikasi Unair.

Di sisi lain, menurut Mirna, anak sekarang lebih berani mengekspresikan keinginannya terhadap produk fashion yang diinginkan.

Meski diakui, dorongan orangtua tak lepas dari pertimbangan seorang anak memilih busana yang akan dia pakai.

Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Mirna memang tidak sendiri. Wanita asal Surabaya, 26 Agustus 1981 ini bersyukur bisa bertemu dengan teman-teman yang punya visi sama.

Tim yang mendukung angannya menghadirkan busana anak itu punya ketrampilan yang beragam. Ada yang menguasai bidang digital, desainer, serta bagian kreatif.

Kerjasama yang dilakukan bersama-sama ini dilakukan untuk menghadirkan beragam busana sesuai selera masyarakat. “Selera orang Jakarta itu berbeda dengan Surabaya,” beber Mirna.

Orang Surabaya, lanjut Mirna, cenderung menyukai warna-warna cerah.

“Terutama mereka yang tinggal di daerah Timur suka sekali warna cerah. Sedang warga Jakarta suka yang soft. Tapi, yang di daerah pinggiran suka pula warna cerah ini,” imbuhnya.

Mirna optimistis, bila dibuat dengan bagus dan kualitas terjamin, maka produk baju anak lokal tidak akan kalah dengan merek luar negeri.

“Obsesi saya sih, produk ini bisa menembus pasar luar negeri. Jadi akan kita putar balik, kalau dulu Indonesia digerojok merek luar negeri, nantinya produk kita yang menguasai pasar luar negeri,” tandasnya penuh semangat.

SUMBER