Iseng Posting Foto Makanan di Sosmed, Maulia Eksis Usaha Katering

Maulia sukses usaha katering rumahan
Mulanya Maulia membuat sejumlah camilan untuk anak-anak dan suami tercinta, lantas ia iseng memposting foto makanan di sosmed hingga teman-temannya penasaran dan mulai memesan.

Iseng jika disalurkan dengan cara positif ternyata tidak hanya bisa mengusir jenuh. Tapi, juga bisa menghasilkan keuntungan seperti yang dilakukan Maulia Keumalahayati yang kini makin eksis dengan usaha makanan dan katering rumahan.

Maulia menekuni hobinya memasak sejak 2011. Mulanya ia membuat sejumlah camilan untuk anak-anak dan suami tercinta. Dalam waktu singkat biasanya makanan buatannya langsung tandas diserbu anggota keluarganya.

Namun, karena sayang makanan itu hanya habis begitu saja tanpa diabadikan terlebih dahulu, ia pun biasanya memfotonya untuk kemudian menaruhnya di media sosial (medsos).

“Awalnya hanya iseng-iseng buat makanan, trus di-share ke teman-teman. Akhirnya mereka pesan makanan yang saya buat,” ujarnya, Selasa (20/12).

Baca Juga Artikel Ini :

Berkah Catering Layanan Jasa Katering Online di Surabaya

Kunci Sukses Usaha Katering Skala Rumahan

Produk yang dibuat awalnya hanya sebatas kue kering. Tapi, seiring perjalanan waktu ia juga makin mahir membuat kue basah dan makanan berat dengan aneka lauk- pauk. Bahan baku yang digunakan pun hanya menggunakan bahan-bahan kualitas nomor satu. Tentu saja, bahan tersebut sudah bermerk dan ada logo halalnya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jaminan produk yang menggunakan bahan bermutu itulah yang membuat konsumen makin mempercayai produknya untuk kebutuhan syukuran, ulang tahun anak, acara arisan, sunatan, pernikahan, dan acara sekolah.

Maulia yang melihat potensi usaha kulinernya itu makin semangat berpromosi. Apalagi, potensi ekonominya sangat besar ke depannya

“Semua orang pasti butuh makanan. Jangka waktu untuk makanan sepertinya gak terlalu lama ya. Kita buat satu jenis makanan pun kita sudah bisa balik modal,” jelasnya.

Produk Beragam, Omzet Rp 10-15 Juta

Pesanan lewat medsos sehari-hari justru lebih besar
Pesanan lewat medsos sehari-hari justru lebih besar dibandingkan ketika mengikuti event bazaar.

Produk Maulia bisa dibilang cukup beragam. Dari kue tradisional hingga modern pun dia buat. Harganya pun cukup terjangkau kantong. Untuk klapetart dijualnya Rp 10 ribu/ cup, risol mayo Rp 3500/ pcs, pie susu Rp 3000 pcs, biji ketapang Rp 35 ribu/ 500 gram, kentang teri balado Rp 50 ribu/ 250 gram, nasi kotak mulai dari Rp 25 ribu-40 ribu/ kotak, bento Rp 25 ribu, cupcake, 10-15 ribu/ cup, nasi bogana Rp 20-25 ribu/ bungkus dan kue kering Rp 80-85 ribu.

“Biasanya pesanan dari teman-teman sekitar, teman medsos dan sekolah-sekolah,” ucap wanita yang berlatar belakang sarjana psikologi itu.

Peran medsos memang dirasakannya cukup membantu penjualannya. Bahkan, jika dibandingkan ikut bazar, pesanan lewat medsos sehari-hari justru lebih besar. Tak heran omzet Rp 10-15 juta bisa didapatnya dalam sebulan.
“Keuntungan setengahnya,” sebutnya.

Produk Tidak Gunakan Bahan Pengawet

Usaha katering Maulia bebas bahan pengawet
Usaha katering Maulia bebas bahan pengawet, karena baginya menjaga kepercayaan konsumen adalah kunci penting usahanya.

Menjaga kepercayaan konsumen adalah kunci penting usahanya. Karena itu, selain pesanan harus tepat waktu, dalam usahanya Maulia tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Itulah sebabnya, produk buatannya tidak tahan lama. Untuk kue kering misalnya, daya tahannya hanya sampai satu tahun. Begitu pun risol jika dimasukkan frozen hanya tahan 2 minggu.

“Namun kalau matang hanya 1 hari. Begitu juga dengan kue-kue basah dan nasi kotak hanya bertahan 1 hari,” tandasnya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Dunih)

Kontributor Daerah Untuk BisnisUKM.com