Sukses menurunkan berat badan hanya dalam kurun waktu 13 hari, Sari Maheswary (27) tak ingin menikmati keberhasilannya seorang diri. Ia mencoba menularkan pola hidup sehat yang Ia jalankan kepada teman-teman di sekitarnya dengan merintis bisnis katering diet mayo untuk memudahkan mereka yang ingin memulai hidup sehat dengan cara yang mudah dan juga murah.
Ditemui di kediamannya pada Senin (9/11) yang lalu, Sari sedikit menjelaskan yang disebut dengan diet mayo adalah diet selama 13 hari dengan pantangan seperti tanpa garam, tanpa gula dan juga tanpa nasi.
Baca Juga Artikel Ini :
Ketika ditanya alasannya memilih bisnis katering diet mayo, Sari berkata yang utama Ia ingin membantu menyehatkan konsumen khususnya masyarakat di sekitar kota Jogja. “Jadi misal ada konsumen memiliki penyakit gula, mereka bisa mengikuti diet mayo untuk mengontrol kadar gula. Program yang kedua untuk mengarahkan teman-teman terutama kalangan wanita agar tidak sembarangan mengkonsumsi obat diet, dan beralih ke cara diet yang sehat,” katanya.
Sukses Memanfaatkan Kesibukan Masyarakat Kota
Bermodalkan gaya hidup sehat yang Ia jalankan, istri dari Hari Saka ini begitu jeli melihat peluang bisnis yang ada di sekitarnya. Melihat mayoritas masyarakat Jogja mulai sibuk dengan rutinitasnya di luar rumah, Sari membuka katering diet mayo untuk memudahkan mereka yang ingin diet tetapi tidak memiliki waktu luang untuk memasak menu diet.
“Sejauh ini respon dari masyarakat sangat luar biasa. Kebanyakan konsumen adalah mereka para pegawai yang tidak memiliki cukup waktu untuk memasak. Apalagi banyak masyarakat yang belum mengetahui cara mengolah menu diet mayo, jadi harga yang saya tawarkan juga relatif lebih terjangkau daripada mereka memasak sendiri,” ungkapnya.
Dibutuhkan Inovasi Resep Untuk Bisa Tetap Bersaing
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini
Seiring dengan meningkatnya popularitas diet mayo di kalangan masyarakat Jogja, Sari pun harus siap menghadapi persaingan pasar yang mulai bermunculan. Menurutnya, semakin banyak kompetitor berarti semakin bagus peluang bisnis tersebut. “Dulu dari awal sebenarnya Jogja belum ada yang buka katering diet mayo, dan salah satunya adalah saya. Sekarang sudah banyak, tapi tidak mengurangi konsumen saya sedikitpun,” ujarnya.
Justru bagi Sari tantangan terbesar dalam menjalankan bisnisnya yaitu bagaimana caranya untuk bisa tetap menciptakan menu-menu baru bagi para konsumennya. “Karena bahan utamanya itu hanya daging, kentang, tempe, tahu, olive oil, dan sayuran, jadi kita harus pintar-pintar mengolah bahan tersebut menjadi makanan yang menarik dan orang tidak merasa hambar sekali untuk menikmati makanan tersebut,” papar Sari. Melihat perkembangan bisnis kateringnya mulai pesat, kedepan Sari berharap bisa membuka cabang di beberapa kota lain di Indonesia.
Tim Liputan BisnisUKM