
Pengalamannya jatuh bangun dalam merintis usaha tak lantas membuat Mawan kapok untuk bisa sukses di dunia usaha. “Tahun 2009 usaha saya di bidang trading saham hancur dan disitulah saya terpuruk. Mobil dan rumah pun terjual. Saya pun stress dan bingung. Kemudian saya mencoba terjun di bisnis online, tiap malam pergi ke warnet terdekat dari rumah untuk browsing produk serta menawarkan dagangan berupa mainan anak–anak yang barangnya saya ambil dari teman yang jualan di pasar. Saya membantu menjualkannya secara online dengan modal gambar yang saya foto dengan kamera handphone,” ujar Mawan sembari mengenang pahit getirnya merintis usaha.
Daftar Isi
Mendapat Ide Bisnis Dari Obrolan Santai
Dari obrolan santai bersama sang adik di teras rumah, alhasil Mawan mulai memproduksi beberapa kain batik dengan motif abstrak. “Awalnya saya bercerita kepada adik saya tentang harga batik tulis yang cukup mahal, dan kebetulan adik saya mengatakan ada tugas dari dosen untuk membuat sebuah karya, dan itu bisa diwujudkan salah satunya batik. Lalu ketika ide bisnis tersebut saya share ke teman saya yang ada di Jakarta, dia bersedia meminjamkan modal uang sebesar Rp 13.900.000,- untuk memulai usaha itu,” kata pengusaha sukses yang masih menyempatkan diri untuk berbisnis merchandising pada tahun 2008 dengan bergabung bersama Kedai Digital.
Saat itu Mawan mengaku bingung untuk membuat brand batiknya, hingga salah satu adiknya mengusulkan nama Batik Proboparon yang artinya Probo adalah Prabu, dan Paron berarti Separo. “Konsep kami saat itu adalah dalam satu kain batik ada motif yang beraneka ragam, bisa separo motif tradisional dan separo motif abstrack kontemporer. Saat itu produksi kami lakukan di kost adik saya di belakang kampus UNS Surakarta. Hasil produksi kemudian saya promosikan melalui media sosial, berbekal pengalaman berbisnis online saya sudah tidak awam dengan internet dan promosi online. Media sosial, iklan online, lapak jual beli dan lainnya saya pasang produk batik tulis Proboparon tersebut. Akhirnya banyak yang mengenali dan melakukan pemesanan,” ucap Mawan.
Mulai Memberdayakan Pengrajin Batik
Langkah strategis yang diambil Mawan ternyata tidak meleset. Saat ini Batik Proboparon telah memiliki kurang lebih 10 pengrajin dan perkembangan produknya cukup signifikan, tidak hanya batik tulis yang diproduksinya namun juga mulai melayani pembuatan batik cap atau printing. Pengembangan usaha di batik cap dan printing merupakan salah satu upaya Mawan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beraneka ragam. “Ikon dari Batik Proboparon tetap batik tulis. Dan saat ini pun kami melayani pemesanan baik batik tulis, cap maupun printing,” imbuhnya.
Selama kurang lebih tiga tahun menjalankan bisnis batik Proboparon, Mawan mengaku kendala bisnis yang paling sering Ia hadapi adalah kenaikan harga bahan baku seiring dengan naiknya harga–harga barang akibat kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak. Selain itu, faktor cuaca seperti saat musim penghujan juga menjadi kendala karena untuk proses pengeringan kain batik memerlukan bantuan sinar matahari yang cukup.
“Untuk mengatasinya, kami melakukan upaya pengembangan usaha lain untuk menutup kekurangan yang ada pada proses produksi batik. Diversifikasi kami lakukan dengan membuat divisi yang kami namakan SG Pro. Disini kami memproduksi sablon kaos idenitas, komunitas, kaos kata dan di dalamnya selalu kami selipkan motif batik. Kedepannya, kami akan memproduksi merchan lainnya seperti sandal slop motif batik, keris batik, mug batik, tas batik, bahkan muncul ide membuat celana dalam batik,” katanya.
Batik Proboparan Rambah Pasar Internasional
Dengan mengandalkan 10 pengrajin batik yang menjadi mitranya dan 8 orang tenaga kerja untuk mengerjakan pesanan merchandising, rata-rata Mawan bisa memproduksi 50 – 100 kain batik dan saat ini Batik Proboparon juga sedang mulai memproduksi batik identitas dimana konsumen minta untuk dibuatkan motif daerahnya dan dikolaborasikan dengan motif abstrack kontemporer khas Proboparon.
“Harapan kedepan, tujuan kami selain membesarkan usaha ini kami juga bertujuan melestarikan kearifan budaya lokal khususnya batik. Maka disetiap produksi merchandising kami nantinya akan selalu ada konsep motif batiknya. Dan semoga kami bisa menjadi perusahaan besar yang mampu merekrut banyak orang. Kami pun siap membuka kemitraan bagi reseller maupun agen yang tersebar di seluruh nusantara,” harapan pengusaha sukses yang menjadikan Batik Keris dan Batik Danarhadi sebagai inspirasi bisnisnya.
Mawan mengaku, kemenangan terbesar yang didapatkan Ia dapatkan saat ini yaitu selain bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya Ia juga bisa bermanfaat bagi bangsa dengan melestarikan budaya asli bangsa Indonesia yaitu batik. “Sebab, jika bukan kita yang melestarikannya siapa lagi. Konsep batik Proboparon yang unik dan memadukan berbagai warna ini adalah agar khususnya para anak muda menyukainya, dan mereka tidak lagi berpikir memakai batik itu kuno,” ujarnya kepada tim liputan BisnisUKM.com.
Tim Liputan BisnisUKM
Info Usaha dan Kemitraan Agen Batik Proboparon :
KLIK DISINI