Bernostalgia mengenang masa lalu ternyata tidak hanya menghadirkan cerita-cerita lucu, namun juga berhasil mengantarkan ketiga sahabat karib Yeany Dahlan, Eby Karsono dan Satyorini mendapati puncak suksesnya.
Berawal dari obrolan seru di sebuah tempat makan di kawasan Kemang, ketiga sahabat tersebut mendapatkan sebuah ide segar untuk mengangkat kembali aneka camilan dan mainan tempo dulu sebagai peluang bisnis sampingan di sela-sela kesibukan kerjanya. Maklum saja, pada saat itu Yeany, Eby, dan Satyo masih tercatat sebagai salah satu karyawan di sebuah perusahaan periklanan.
Setelah sepakat menjalankan usaha sampingan berkonsep nostalgia di masa kecil, ketiga wanita cantik ini mulai berburu aneka camilan dan mainan tempo dulu ke pasar-pasar tradisional. Setiap akhir pekan bahkan mereka tidak sungkan-sungkan menghabiskan waktu liburnya untuk terjun langsung ke berbagai pelosok daerah guna mengumpulkan barang dagangan yang akan mereka pasarkan. Sedikit demi sedikit aneka camilan dan mainan pun mulai dikumpulkan dari berbagai daerah, seperti Jatinegara, Bogor, Cileungsi, Bandung, hingga Yogyakarta.
Dengan modal usaha sebesar Rp 60 juta dari hasil patungan ketiga sahabat karib ini, pada bulan Mei 2003 dibukalah sebuah kios kecil yang menyuguhkan nostalgia camilan dan mainan tempo dulu dengan nama “Cemal Cemil”. Di dukung dengan display ruangan yang serba zaman dulu dengan perabot tradisional seperti tampah, tenggok, dan kaleng kerupuk, Yeany, Eby dan Satyo menghadirkan kurang lebih 30 jenis makanan tempo dulu dan puluhan jenis mainan anak-anak di masa lalu. Sebut saja seperti permen cecak, permen rokok, cokelat payung, cokelat jago, camilan kuping gajah, kue safari, anak emas, serta aneka macam mainan tradisional seperti congklak, yoyo, bola bekel, gasingan, kitiran kertas, ular tangga dan lain sebagainya.
Kehadiran kios Cemal Cemil ternyata berhasil diterima pasar dan mendapatkan antusias yang cukup besar dari para konsumen yang rata-rata berasal dari kalangan remaja hingga orang tua. Biasanya mereka sengaja mampir ke kios Cemal Cemil untuk mencari makanan dan mainan tradisional yang memang sudah langka keberadaannya di kota-kota besar sembari mengenang kembali cerita indah mereka di waktu kecil. Bahkan tidak hanya melayani pembelian eceran saja, kios Cemal Cemil juga melayani pesanan camilan dan mainan dalam jumlah yang cukup besar. Biasanya pesanan tersebut untuk acara-acara spesial, seperti misalnya untuk acara ulang tahun, parcel lebaran, maupun souvenir pernikahan.
Melihat minat konsumen yang begitu besar, tidaklah heran bila omset puluhan juta rupiah kini bisa terkumpul setiap bulannya. Berkat kecintaannya terhadap kenangan indah di masa lalu, kini tiga sekawan Yeany, Eby, dan Satyo bisa meraih sukses dengan berbisnis camilan tempo dulu. Semoga kisah sukses pengusaha di bidang kuliner ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi para pemula untuk segera memulai usaha. Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Salam sukses.
Sumber gambar : 1. http://citizenimages.kompas.com/image/preview/ZmlsZXMvdXBsb2RfMV8wLmpwZw%3D%3D.jpg 2. http://www.thejakartapost.com/files/images/p25-b_13.jpg
semangt trus untuk membngun indonesia melalui wirausaha