Besarnya potensi bisnis budidaya jamur shiitake ternyata sudah diketahui masyarakat Tiongkok sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan menurut sejarahnya, jenis jamur kayu ini sudah dikonsumsi masyarakat di daratan Tiongkok dari tahun 199 masehi dan mulai dibudidayakan pada jaman Dinasti Song (960-1127).
Cita rasanya yang khas (seperti jengkol) dan banyaknya kandungan gizi yang terdapat dalam jamur shiitake, menjadikannya mudah diterima pasar dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan serta bahan obat. Di beberapa negara seperti Hong Kong, Taiwan, RRC, Jepang, dan Korea, jamur ini sering dijadikan sebagai bahan campuran dalam masakan khas daerah setempat. Selain itu menurut hasil penelitian, kandungan gizi dalam jamur shiitake juga dipercaya mampu meningkatkan kekebalan tubuh manusia, mencegah penuaan dini, serta memiliki zat anti-bakteri dan anti-virus. Sehingga tidak heran bila jamur shiitake memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan jenis jamur konsumsi lainnya.
Disamping memiliki banyak manfaat, jamur shiitake juga memiliki peluang pasar yang masih sangat luas. Menurut sumber yang terpercaya, sejak tahun 1994 kebutuhan jamur shiitake di negara Jepang mengalami peningkatan yang cukup tajam. Sebagai informasi, kebutuhan jamur shiitake segar di tahun tersebut mengalami peningkatan dari yang awalnya 98.850 ton menjadi 114.850 ton pada tahun 2.000, sedangkan permintaan jamur shiitake kering juga ikut melonjak dari 15.240 ton menjadi 16.450 ton. Dan tentunya permintaan tersebut mengalami peningkatan secara berkala, sehingga kini kebutuhan jamur shiitake di pasaran jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Melihat prospek jamur shiitake yang semakin cerah, saat ini banyak masyarakat di berbagai negara yang mulai tertarik membudidayakan jamur tersebut sebagai barang komoditas ekspor. Sebut saja Cina, Korea Selatan, Korea Utara, Kanada, Brasil, Amerika Serikat dan tidak ketinggalan pula negara Indonesia yang mulai mengembangkan bisnis budidaya jamur shiitake untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun internasional.
Meskipun Indonesia belum bisa memenuhi seluruh permintaan pasar lokal dan internasional, namun setidaknya setiap bulannya beberapa petani di sekitar Lembang, Cipanas, Ciwidey, Cianjur, Sukabumi, Sumedang, Bogor, Cisarua, Pangalengan, serta beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara telah melakukan ekspor jamur shiitake segar maupun kering ke negara Singapura, Hongkong, Jepang dan Australia.
Adanya permintaan pasar yang semakin meningkat dan tingginya harga jamur shiitake di pasaran, menjadi salah satu bukti nyata bahwa prospek bisnis jamur shiitake masih sangat cerah. Jadi, tidak ada salahnya bila Anda memanfaatkan prospek tersebut sebagai salah satu potensi daerah di sekitar tempat tinggal Anda. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, mulailah dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Ayo berbisnis jamur !!!
Sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com/-uplS2bAfLfU/Te4Fh6rAEyI/AAAAAAAAAJQ/YJ8-6PL-kos/s320/Jamur-Shiitake.JPG dan http://kebunjamur.files.wordpress.com/2009/12/jamur-shiitake-2.jpeg
Posisi saya di Jakarta. saya membutuhkan jamur shitake. apakah ada info, saya harus menghubungi siapa? atau bisakah diberikan informasi dari bagian marketingnya UKM?