Nezatullah Ramadhan pernah suatu ketika merasa resah. Keresahan itu muncul manakala dalam dirinya timbul tanda tanya besar saat melihat semakin banyak anak-anak yang turun ke jalanan Ibu kota. Melihat fakta menyedihkan tersebut, tiba-tiba terbersit dalam pikirannya, bagaimana caranya mengalokasikan kegiatan anak jalanan itu menjadi lebih baik?
Hingga sampailah Neza sapaan akrabnya berinisiatif untuk mendirikan Nara Kreatif sebagai sebuah wadah untuk mendayagunakan potensi sekaligus membantu anak-anak jalanan untuk meningkatkan taraf hidupnya. ”Pada prinsipnya kita ingin terapkan konsep employment model. Jadi tidak hanya semata-mata tujuan ekonomi saja tapi bagaimana mengubah mereka dari attitude, karakter dan kemandirian,” ungkapnya.
Baca Juga Artikel Ini :
Berdiri pada tahun 2012 silam, kala itu Nara Kreatif dibentuk oleh Neza yang masih kuliah di Politeknik Negeri Jakarta. Kebetulan dan mungkin sudah takdirnya, Neza mendapati modal dari kampusnya. Dari modal program mahasiswa wirausaha inilah roda Nara Kreatif digerakkan. Neza bersama beberapa temannya pun turun ke jalan seraya mencari anak-anak jalanan dan mulai mencari tahu apa yang sekiranya mereka butuhkan dan harapkan. Tak hanya itu, mereka pun membuat mesin bubur kertas dan pengurai serat, guna membuat kerajinan kertas daur ulang. Dari situlah anak jalanan yang dibimbing Nara Kreatif mendapatkan nilai ekonomi yang lebih baik.
Di awal merintis Nara Kreatif, tentu bukan perkara mudah bagi Neza dan kawan-kawannya untuk meyakinkan anak-anak jalanan tentang program tersebut. Hanya saja Neza tak menyerah dengan kendala yang dihadapinya, bahkan Ia tak sungkan untuk mempelajari karakteristik anak jalanan. “Caranya tidak langsung menanyakan maksud dan tujuan melainkan salah satu teman mereka kami dekati. Memang karena dia tidak full aktivitasnya di jalanan. Sebulan mendekati mereka barulah kami meminta untuk berkarya bersama kami,” tutur Neza beberapa waktu lalu di Markas Nara Kreatif yang berlokasi di Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Mereka menerima kami dan mereka pun menjelaskan apa saja yang mereka butuhkan. Tidak hanya itu saja, mereka juga tak sungkan bercerita apa yang membuat mereka seperti itu. Untuk memancingnya tentu kita harus punya uang untuk membuatnya tertarik, disinilah rintangan tersulitnya karena keterbatasan dana yang kami miliki,” tambah Neza.
Modal Habis, Usaha Semakin Berkembang
Seiring berjalannya waktu, modal kampus pun habis untuk membeli mesin, sewa rumah dan biaya operasional lainnya. Pada saat itu, satu per satu rekan Neza mulai mengundurkan diri dari Nara Kreatif dan tinggalah Neza bersama salah seorang rekannya bernama Dian Hardiyanti Karen yang sampai hari ini masih bertahan. Namun Neza tak patah arang, malah usahanya bersama anak jalanan semakin berkembang.
“Saya mempunyai tanggung jawab, disaat diberikan tugas harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Ini bisa dikatakan tanggung jawab moral saya untuk terus menjalankan Nara Kreatif,” tutur pria kelahiran Padang, 8 April 1991 ini.
Kepada tim liputan BisnisUKM.com, Neza berujar konsep Nara Kreatif sebenarnya adalah Green Office yang mana limbah perusahaan mereka kelola hingga menjadi sesuatu yang berguna. “Limbah di sekitar sini tidak ada yang bertangggung jawab dan kami memberikan solusi. Disini limbah kami olah dan masyarakat membelinya lagi sesuai kebutuhannya. Dana yang terkumpul kami alokasikan lagi untuk kegiatan sosial.” kata Neza
Limbah yang mereka olah berupa kertas, HVS dan kardus yang kemudian mereka buat kategori office supply, ada juga untuk kebutuhan dekorasi, membuat kemasan produk, paper bag, box give dan yang lainnya. Produk kerajinan limbah kertas tersebut didistribusikan ke beberapa perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Nara Kreatif.
“Selain menghasilkan produk, kami juga membuka peluang kerjasama di bidang jasa. Kami diberikan kepercayaan untuk menjalan program pelatihan. Kami ditunjuk oleh perusahaan untuk memberikan pelatihan dan yang mengajarkan adalah anak didik yang telah diasmarakan di Nara Kreatif,” kata Neza.
Mengenai strategi promosi produk dari Nara Kreatif, selama ini produk-produk kerajinan kertas ini masih dipasarkan offline. Pasalnya, dari dulu Nara Kreatif menawarkan produknya ke perusahaan secara langsung. Neza mengingat, pada setahun berdirinya Nara Kreatif, Neza seperti melamar kerja seraya menawarkan dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Setelah melihat kemajuan bisnisnya, kedepan Nara Kreatif akan memanfatkan penjualan online sebagai media untuk mempromosikan sekaligus menjual produknya.
Lalu, bagaimana dengan omzet yang berhasil diraih oleh Nara Kreatif? Neza mengatakan masih bersifat fluktuatif. Walaupun belum tentu berapa hasil yang didapatkannya, tetapi Neza mentargetkan pendapatan hingga puluhan juta dalam sebulanya untuk mencukupi biaya operasional. ”Dan memang kegiatan kami masih perlu banyak dukungan, semakin hari kegiatan kami semakin bertambah. Belum lagi dengan biaya over headnya atau biaya yang tidak terduga.” tutur Neza.
Merambah Kegiatan Sosial
Nah, selain memproduksi limbah kertas daur ulang. Nara Kreatif juga mengembangkan kegiatan sosial dengan mendirikan asrama untuk anak asuh dan program kejar paket gratis dari SD sampai SMA pada tahun 2013. Tujuan diadakannya program ini adalah untuk menjembatani anak yang putus sekolah dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu rencananya Nara Kreatif juga ingin memberikan pendampingan usaha bagi mereka yang ingin berwirausaha.
Program ini dimulai pada pagi sampai sore, anak yang tinggal disini mengerjakan produk yang kreatif, malam harinya setiap hari selasa, dan hari seterusnya digunakan untuk pendidikan sekolah kejar paket gratis. Selain itu ada pula program Nara bersih dimana mereka yang tinggal disini membersihkan lingkungannya.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Selain visinya menjadi rumah kreatif untuk melayani umat yang berbasis kekeluargaan, Nara Kreatif juga melakukan sejumlah kegiatan di luar seperti pameran dan kegiatan sosial lainnya. Nara Kreatif juga memperoleh prestasi juara pertama Wirausaha Sosial Mandiri 2014 dan menjadi Duta Sosial Nasional pada tahun yang sama. Bahkan salah satu punggawa Yayasan Nara Kreatif, Dian Hardiyanti Karren, juga dianugerahi sebagai Pemenang Favorit 2014 Women Of Worth Loreal Paris berkat kegigihannya mengembangkan bisnis kreatif berbasis lingkungan sekaligus menyebarluaskan kegiatan sosial yang Ia jalankan.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Harry Prasetyo)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jakarta