Sukses Menjalankan Bisnis Kulit dan Natural Handicraft

SEAGA natural handycraftMemadukan produksi kerajinan dari bahan baku kulit dengan bahan baku lain seperti serat alam pandan, mendong, enceng gondok, agel dan lidi ternyata bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Dengan bahan baku yang beragam tersebut, maka produk yang dihasilkan juga memiliki variasi yang beragam pula. Hal itulah yang sejak tahun 1971 ditekuni oleh Ibu Siti Galwati (57), seorang pengusaha sukses di bidang kerajinan yang berasal dari Manding Bantul Yogyakarta. Mengusung SEAGA sebagai nama usahanya, produk-produk yang dihasilkan kini tersebar hingga ke beberapa negara seperti Amerika, Australia, Selandia Baru, Meksiko, Spanyol, Perancis, Oman, Belanda, Inggris, Singapura, Thailand, dan beberapa negara lainnya.

Ditemui di rumahnya Selasa (15/3), Ibu Siti mengungkapkan jika pada awalnya beliau menggeluti usaha dibidang modiste dan kulit. Terlebih di daerah Manding selama ini sudah dikenal sebagai sentra  kerajinan kulit yang sudah tersohor hingga ke mancanegara. Namun, dalam menjalankan usahanya tersebut, banyak jalan berliku yang harus dilalui Ibu dua orang putri tersebut. “Sekitar tahun 80’an usaha kulit sempat vacum karena mahalnya bahan baku, kemudian saya menekuni usaha modiste hingga tahun 1993,” kata Ibu Siti. Dan dua tahun setelah menghentikan usaha modistenya, usaha kulit Manding ternyata bangkit lagi. Sehingga tahun 1995 tersebut menjadi titik balik bagi Ibu Siti membangun bisnisnya kembali.

produksi natural handycraftDengan dibantu manajemen yang lebih solid, usaha yang sebelumnya berkonsentrasi pada kerajinan kulit mulai melakukan diversifikasi dan diferensiasi produk dengan mengembangkan produk-produk baru dari bahan alami seperti: bagor, eceng gondok, pandan, mendong, seagrass, agel, bungkus chiki, rotan, bambu, batu, serat goni, pelepah pisang, dan masih banyak lagi. Pada tahun 1996, usaha yang kemudian diberi nama SEAGA tersebut sudah memiliki lebih 150 jenis produk kerajinan dari bahan dan jenis yang bervariasi. Proses pemasaran yang pada mulanya hanya skala lokal kemudian dialihkan lebih luas, yaitu dengan bekerjasama dengan para trader lokal, nasional, dan internasional untuk membantu proses pemasarannya.

Seiring dengan perkembangan usaha yang semakin pesat, SEAGA juga berkali-kali berhasil memenangkan berbagai penghargaan di tingkat lokal dan nasional. Beberapa penghargaan yang pernah didapatkan antara lain: juara lomba manajemen tingkat nasional tahun 2000 dan masuk 50 besar sebagai urutan ke-14 dengan kategori UKM yang terbaik dalam hal inovasi, pemasaran, produksi dari Enterprise 50. “Kami juga pernah memperoleh penghargaan karena menjadi supplier dengan item produk terbanyak pada tahun 2002,” tambah Ibu Siti tentang prestasinya.

SEAGADengan permintaan produk yang semakin meninggi, kebutuhan akan tenaga kerja juga menjadi hal yang penting bagi SEAGA. Penambahan tenaga produksi dilakukan bertahap sesuai dengan kebutuhannya. Sampai pada tahun 2001, SEAGA pernah memiliki tenaga kerja hingga 445 orang. Dengan banyaknya tenaga kerja tersebut, SEAGA kemudian mendirikan anak perusahaan yang mengurusi masing-masing bidang, yaitu Hamparan Seaga yang menangani eceng gondok, pandan, mending, agel, dan seagrass; serta anak perusahaan yang satunya menangani pemotongan karton. Kedua anak perusahaan tersebut kini dipegang oleh putri-putri dari Ibu Siti.

Kesuksesan yang diperoleh Ibu Siti juga bisa dilihat dari omset yang diperoleh perusahaannya. Menurut Ibu Siti, rata-rata omset yang diperoleh per tahunnya sebesar 1,2 milyar. Dengan omset sebesar itu, saat ini SEAGA mulai mengembangkan sayap pemasaran hingga ke Kalimantan. “Selain workshop yang ada di Manding dan Pasar Seni Gabusan, kini kami mencoba memasarkan produk kami di salah satu mall di Kalimantan,” imbuh Ibu Siti.

Siti GalwatiMeskipun pernah mengalami kerugian besar ketika terjadi musibah gempa bumi Bantul tahun 2006, namun dengan optimisme tinggi dan tidak mau terpuruk terlalu lama, SEAGA mampu bangkit hanya dua bulan pasca gempa. Dan di tahun 2011 ini, aneka produk yang diproduksi SEAGA antara lain tempat tissue, megazine holder, tempat korek, frame/ pigura, tempat pakaian kotor, sandal, bunga, bandul, dompet, tas, sepatu, lilin, tempat pensil, karpet, bantal, round container, tikar, alas Makan, box, tempat coklat dan lain-lain.

Di akhir wawancaranya dengan tim bisnisUKM, Ibu Siti berharap untuk terus bisa berinovasi dan berkreasi di usianya yang sudah tidak muda lagi. Dan saat ini, Ibu yang sudah memiliki 4 orang cucu itu sangat yakin bahwa putra-putrinya mampu melanjutkan bisnis kerajinan yang sudah dirintisnya puluhan tahun yang lalu.

Tim liputan bisnisUKM

3 Komentar

Komentar ditutup.