Desain kemasan snack

Survey Terkini: Pasar Milenial Utamakan Desain Kemasan Ketimbang Rasa

Desain kemasan snackBagi generasi milenial, eksistensi dan teknologi jadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dari kesehariannya. Generasi yang didominasi kalangan usia produktif ini lebih mementingkan eksistensi dibandingkan hal lainnya.

Pergeseran pola pikir ini ternyata turut mempengaruhi pertumbuhan industri di dalam negeri. Bahkan saking besarnya pengaruh generasi milenial, saat ini hampir semua pelaku usaha menyasar kaum milenial sebagai target pasar potensial.

Tak terkecuali pada industri makanan dan minuman. Sekarang pasar milenial lebih mengutamakan tampilan desain kemasan produk ketimbang kualitas rasa.

Isu ini juga dibenarkan oleh Gabriell Angriani selaku Manajer Komunikasi PT Tetra Pak Indonesia, sekarang konsumen terutama para kaum milenial tidak terlalu peduli lagi dengan rasa produk food & beverages. “Justru daya tarik konsumen itu lebih karena faktor desain kemasannya lucu atau nggak,” ujarnya dikutip dari Industri.bisnis.com.

Sayangnya sampai saat ini para pelaku industri makanan dan minuman belum terlalu merespon perubahan tersebut. “Biasanya pemegang merk food & beverages dan consumer goods itu ingin menaruh tulisan sebanyak mungkin di setiap desain kemasan, tapi trennya bukan seperti itu lagi. Ini yang mestinya diantisipasi,” tambah Gabriell.

Meski proyeksi laju pertumbuhan bisnis kemasan terbilang melambat dengan adanya penurunan angka penjualan ritel produk makanan minuman dan consumer goods. “Prediksi nya pertumbuhan industri pengemasan pada tahun ini sebesar 5%. Tetap tumbuh tapi lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yang bisa 7%—9%. Tak seperti tahun lalu bisnis kemasan mencapai Rp 83 triliun,” ujar Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Henky Wibawa.

Untuk mengantisipasi hal ini, di tahun 2017 Federasi Kemasan Indonesia sudah mempersiapkan beberapa langkah seperti menciptakan inovasi desain kemasan yang unik, inovasi pemakaian material, hingga kemudahan teknologi digital dalam kemasan.

Sampai tahun 2022 diprediksi industri kemasan Indonesia akan terus berkembang karena ada tren ready to eat. Yang paling diminati flexible packaging lantaran nilainya sangat ekonomis untuk industri makanan dan minuman. Sedangkan rigid plastic banyak digunakan untuk beverage.

Dilansir dari Kontan.co.id, Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Kemasan Indonesia, Ariana Susanti mengatakan hampir 70% pemakaian kemasan dari industri makanan dan minuman. Setelah itu baru farmasi, dan sebagainya.

“Saat ini perkembangan pasar industri pengemasan di Indonesia didominasi oleh plastik terutama flexible packaging sebesar 42% dan rigid plastic packaging sebanyak 14%,” pungkasnya.