Tips Menghindari Pembajakan Karya/ Produk

Lima tahun terakhir perkembangan teknologi begitu pesat dan tentunya ini beriringan dengan semakin meningkatnya kebiasaan “copy-paste” atau kegiatan plagiat suatu karya/ produk. Hal ini memang sudah menjadi budaya yang tak bisa terpisahkan lagi di kalangan masyarakat luas, karena hampir setiap produk yang berkualitas memiliki peluang atau kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti salah satunya terkena pembajakan.

Dan sebagai salah seorang pelaku di bidang konveksi, bisnis saya pun (Mbojo Souvenir) sudah beberapa kali mendapati langsung pelaku plagiat dan hasil produk yang mereka bajak. Agar hal tersebut tak terjadi pada bisnis Anda, kali ini saya akan memberikan tips kepada teman-teman bisnisUKM seputar “Tips menghindari pembajakan karya/ produk”.

1. Aktifkan anti copy paste pada konten Anda

Sampai saat ini plagiat masih sering membuat kening para pengusaha ikut mengkerut. Karenanya bagi teman-teman yang mungkin sering memberi spesifikasi terhadap produk dan desain, sudah saatnya menggunakan anti copy-paste untuk melindungi konten yang dimiliki. Ini akan menyulitkan pelaku plagiat untuk meng-copy paste karya kita. Panduannya bisa langsung teman-teman Googling dengan cara mengetik keyword “cara agar artikel atau gambar tidak bisa di copy”.

2. Ukuran gambar desain/ produk usahakan penuh

Gambar memang menjadi alat yang jitu untuk meningkatkan rating brand kita, dan gambar memang bisa menjelaskan banyak hal. Pengalaman saya dalam mengupload gambar dan desain yang saya buat, saya selalu mengedit ukuran gambar menjadi hampir penuh, agar nantinya si plagiat tidak mudah untuk meng-croping (memotong) hasil karya kita.

3. Pasang “Watermark”

Watermark, ini sangat penting dan memang suatu kewajiban buat teman-teman yang sangat mengantisipasi karyanya diplagiat. Watermark bisa dilakukan dengan cara membubuhkan logo perusahaan kita atau tulisan alamat web/ Facebook/ Twitter/Blog kita. Hati-hati dalam menulis watermark, usahakan ukurannya ideal untuk dilihat. Dengan ini, ketika plagiator ingin menggunakan gambar kita akan kesusahan untuk membersihkan Watermark tersebut

4. Jangan sering meng-upload desain/ produk

Masih berkaitan dengan gambar, semisal teman-teman bergerak dibidang desain yang mengharuskan konsep tersebut dipersentasikan. Untuk mengantisipasi kegiatan plagiat, sebaiknya upload gambar ke email/ BlackBerry Messenger/ inbox Twitter atau Facebook, dsb. Selanjutnya bila produk yang akan dibuat sudah jadi, baru desainnya bisa diupload ke sosial media. Namun yang terpenting lindungi desain Anda dengan watermark dan jangan terlalu sering upload desain, upload juga penting agar calon konsumen tahu tentang aktifitas kita,  akan tetapi agendakan waktu yang ideal untuk meng-upload produk/ desain kita

5. Lakukan survey di media social atau mesin pencari

Tiga bulan terakhir, saya melakukan analisa, untuk mencari tahu tentang aktifitas plagiat. Media sosial adalah alat yang jitu untuk survey apakah produk/ karya kita diplagiat atau tidak. Misalnya memasukan keyword di google tentang produk apa yang kita miliki atau melihat aktifitas pelaku usaha yang mirip dengan usaha kita. Memang ini gampang-gampang susah, tapi terbukti saya menemukan karya Mbojo Souvenir yang sudah diplagiat.

6. Tegurlah bila menemukan pelaku

Kalau teman-teman menemukan karya teman-teman sudah diplagiat. Teman-teman punya hak untuk menegur pelaku tersebut. Tegur dengan cara sebaik-baiknya dan berikan himbauan untuk mencantumkan nama perusahaan kita di semua karya yang mereka ambil dari desain kita.

Terimakasih sudah mampir ke bisnisUKM.com , semoga bisa memberikan manfaat bagi teman-teman yang sedang merintis usaha.

Salam sukses buat semua “Good business for Good people”.

Sumber gambar : http://www.rts.ch/2011/11/25/08/26/3607433.image?w=534&h=301