Jika selama ini besi bekas hanya diminati para tengkulak barang rongsokan, karena harga jualnya yang masih cukup tinggi. Di tangan G.S Adeasmara limbah filter oli bekas dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan kerajinan unik, art lighting. Dengan mengangkat desain ukiran batik di setiap produk yang diciptakannya, Ade (panggilan akrab G.S Adeasmara) membangun show room kerajinan besi bekas dengan nama Skala 6 di Jl. Rawa Indah No. 1579, Pondok Terong Pancoran Mas, Depok dan satu show room lainnya berada di daerah Bali.
Mengawali langkah bisnisnya di tahun 2000 ternyata tidak langsung mengantarkan Ade menuju gerbang kesuksesannya. Setelah lulus dari Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Pancasila, Ade bersama kelima sahabatnya mendirikan sebuah bisnis jasa konsultan desain arsitektur dan kontruksi dibawah bendera PT. Skala Enam Proyektama. Namun sayangnya bisnis tersebut tidak bisa bertahan lama. Belum genap dua tahun berjalan, terjadi perpecahan di dalam tubuh perusahaan tersebut. Hingga akhirnya menyisakan G.S Adeasmara dan seorang sahabatnya Nova M. Napitupulu yang kini telah resmi menjadi istrinya.
Dengan sisa semangat yang mereka miliki, Ade dan Nova meneruskan perjuangan usaha yang telah dibangun bersama dengan beralih jalur dari jasa konsultan menjadi produsen art lighting dan berganti nama menjadi Skala 6. Memanfaatkan filter oli bekas yang didapatkannya dari buangan limbah PT. Astra International Tbk. Surabaya, bapak dua anak ini mulai berkreasi menciptakan tempat lilin, lampu meja, serta divider lamp dengan motif batik yang sangat cantik.
Meskipun bahan bakunya menggunakan besi bekas, namun dengan sentuhan ukiran batik yang memiliki nilai seni cukup tinggi. Tidaklah heran bila banyak orang yang awalnya tidak percaya bila produk tersebut merupakan kerajinan daur ulang besi bekas. Banyak konsumen yang terpesona dengan kualitas produk yang dihasilkan lelaki bergelar insinyur ini, bahkan saat ini tidak hanya pasar lokal saja yang menggemari produk Skala 6. Maraknya isu pemanasan global di berbagai negara telah memancing pasar mancanegara untuk memesan produk daur ulang tersebut kepada G.S Adeasmara, sebut saja konsumen dari Malaysia, Thailand, Jerman, Perancis, serta Dubai sebagai pelanggan tetapnya.
Dibantu oleh sepuluh karyawannya, kini omset puluhan juta rupiah pun berhasil diterima Ade setiap bulannya. Memanfaatkan situasi pasar yang sedang ramai dengan kampanye go green, kini Ade bersama istrinya berhasil mengolah besi bekas menjadi produk berkelas. Kerja keras serta kreativitas yang dimiliki lelaki kelahiran 6 Oktober 1974 ini, telah mengantarkan bisnisnya menjadi salah satu UKM yang berkembang cukup pesat.
Perjalanan kisah sukses pengusaha yang terbilang masih muda ini bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi para pembaca untuk segera memulai usaha. Dari produk limbah yang terbuang, ternyata bisa juga diciptakan sebuah peluang bisnis baru dengan hasil yang cukup melimpah. Jadi, jangan pernah takut melangkah untuk meraih kesuksesan Anda !!! Salam sukses.
Sumber gambar : http://intisari-online.com//media/images/4494_mengubah_sampah_menjadi_rupiah.jpg
Tolong ajarin
wah,, ini namanya baru gagasan kreatif dalam bekerja!!! semoga di indonesia lebih banyak lagi orang kreatif yg membuat barang yang bernilai rendah menjadi barang yang berharga,,
mantap dan terus berjaya… pak bisa minta modul nya? kirim ke sergius_aripin@yahoo.com
sangat luar biasa, yang engga pantang menyerah akhir ny bisa menjadi orang sukses. semoga saya bisa seperti anda. amien
boleh mnt alamat pembuat besi bekas jd lighting art
dari olahan besi bekas, jadi barang berharga…
mantap
wowwwww…………
menarik skali dech
besi bekaz bisa menjadi barang yg berklaz banget