Jangan Salah Memilih Warna Kemasan Makanan Ada Ilmunya Lho!

Salah memilih warna kemasan makanan ternyata bisa berakibat fatal. Menurut study pada startup analitik web populer mengatakan bahwa warna memiliki pengaruh yang sangat besar. Hampir 93% pelanggan menempatkan estetika dan warna kemasan di atas faktor lainnya ketika berbelanja.

Terbukti, warna juga sering kali dihubungkan dengan aktivitas branding. Sekitar 80% pelanggan rata-rata mengenal sebuah brand dari warna sebuah kemasan. Inilah mengapa produsen makanan menggunakan warna-warna tertentu dalam membuat kemasan.

Mereka ingin menanamkan brand produknya melalui warna kemasan yang digunakan. Nah, agar kami tidak salah pilih warna kemasan makanan, berikut ini paparan owner Abon Daun Emas dalam memilih warna-warna tertentu untuk kemasan produk andalannya.

Anis Riyati adalah owner dari home industry Abon Daun Emas. Untuk produk yang diproduksi ada aneka abon yang menuju pada zero waste. Ia memproduksi abon ayam, sapi, ikan tuna, vegan atau nabati, abon jantung pisang dan abon MPASI. Sedangkan untuk produk zero waste ada keripik kulit ayam serta kremes ayam. Dalam tuturan cerita Anis, ia memulai usaha ini dari tahun 2012.

Perkembangan Bisnis Abon Nabati dan Hewani

Inovasi Abon Nabati

Abon Daun Emas beserta kemasannya telah mengalami perubahan. Ia memulai bisnis abon vegetarian atas permintaan beberapa temannya yang tidak bisa mengkonsumsi daging. Hingga akhirnya ia mulai berinovasi membuat abon vegetarian nabati non hewani.

Pemilihan bahan kluwih didasarkan pada teksturnya yang mirip dengan daging. Agar rasa daging keluar, maka jatuhlah pilihan pada kacang tholo yang memiliki rasa gurih sebagai pendamping.

Peralihan Bahan Baku

Pada suatu ketika kacang tholo sempat mengalami kenaikan harga yang cukup spektakuler, dari harga 11 .000 per kg hingga menyentuh 33.000 per kg. Akhirnya Anis memutusakan mengganti campuran kacang tholo dengan kacang koro pedang.

Dari sana terciptalah abon 100% nabati atau non hewani. Jadi para kaum vegetarian bisa menikmati tanpa khawatir terdapat kandungan daging. Tak sampai di situ saja, Anis juga mulai berinovasi lagi dengan jantung pisang.

Inovasi Baru Abon Nabati

Ide menjadikan jantung pisang sebagai bahan abon tercetus setelah ia melihat banyak pohon pisang dan jantung pisang yang terbuang. Namun abon jantung pisang ini masih ada tambahan 10% daging ayam. Sedangkan untuk penguat rasanya ada tambahan kacang koro pedang.

Tidak hanya abon vegetarian, Anis juga mempersembahkanvarian abon sapi, ayam dan lain sebagainya. Kemudian ada produk unggulan lagi yang bisa dijadikan temen ngemil yakni Mister Bonte abon teri.

Untuk varian Mister Bonte, terdapat perpaduan rasa manis asin crunchy. Sangat cocok untuk taburan nasi, teman makan roti, dan sebagai camilan.

Ibu Anis ini melakukan beberapa percobaan dan riset hingga akhirnya bisa seperti sekarang ini. Termasuk komposisi di dalam abon ini, sebab tidak bisa ditemukan dalam google. Namun berdasarkan percobaan untuk bisa menemukan resep yang pas untuk abon hewani dan abon nabati.

Kemasan Makanan Yang Tepat

Untuk kemasan pemilihan warna kemasan setiap produk berbeda, agar konsumen mudah dalam membedakan varian abon nabati dan hewani. Produk abon kluwih dipilih kemasan warna hijau karena warna tersebut identik dengan sayuran.

Untuk abon daun pisang menggunakan gradasi warna hitam, kuning dan oranye. Untuk segmen yang dibidik produk Mister Bonte, dengan warna dan logo yang menarik, menyasar anak muda milenial.

Sedangkan untuk kemasan kluwih dan jantung pisang ini memang dipilih sesuai dengan segmen yang dibidik, yakni ibu-ibu. Untuk kemasan Mister Bonte pedas menggunakan warna merah yang diidentikkan dengan pedas cabai. Sedangkan untuk Mister Bonte warna coklat memiliki rasa gurih manis.

Bahkan untuk kemasan makanan abon sapi untuk MPASI memiliki gambar hewan lucu. Jadi target market yang berbeda perpengaruh suatu produk menyajikan kemasannya. Jadi penentuan warna dan kemasan yang dipakai tidak bisa begitu saja. Harus dilihat terlebih dahulu target yang diincar.

Tinggalkan komentar