Virus jualan online kini sedang mewabah di Indonesia. Terbukti tak hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang ingin meraup untung besar dari internet, bahkan kalangan pemula yang hanya bermodalkan jempol dan smartphone pun juga ingin mendapatkan keuntungan dari transaksi penjualan online.
Muhammad Fahrian selaku Head of Project Management aCommerce juga mengamini perkembangan tersebut. Ia mengatakan sekarang ini penetrasi pasar nasional dapat lebih mudah dilakukan melalui sistem online. “Membuka toko online juga dapat membantu pelaku usaha untuk menjangkau orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh toko offline miliknya,” katanya.
Tapi bagi mereka yang ingin terjun ke bisnis online, Ia menegaskan sebaiknya para pelaku menjalankan bisnis online tersebut dengan sepenuh hati. Disamping itu, dukungan pihak manajemen juga menjadi satu modal yang diperlukan untuk bisa sukses di ranah maya, sebab meski melibatkan peran serta internet, namun penjualan online tidak akan langsung menjadi besar.
“Anda harus sadar bahwa bisnis online adalah bisnis baru, jangan dibandingkan dengan bisnis offline Anda,” kata CMO Alfacart, Haryo Suryo Putro dikutip dari Metrotvnews.com.
Untuk pemula yang tertarik terjun ke bisnis online, Haryo menyarankan untuk bekerjasama dengan e-commerce marketplace yang sudah besar. Langkah ini perlu diambil agar para pemula yang masih awam dengan dunia online tidak harus menyiapkan semuanya sendiri.
Selain itu, umumnya pihak pengelola marketplace juga telah memiliki pengalaman dan tim handal yang dapat membantu pelaku usaha untuk memasuki dunia e-commerce. “Dengan menggunakan platform yang sudah ada, Anda bisa meminimalisir risiko. Jadi, tidak harus melakukan investasi besar di awal,” imbuh Fahrian.
Kendati sekarang ini banyak penjual offline yang mulai ikut-ikutan menjual barangnya via online, namun nyatanya justru semakin banyak penjual online yang kini mengembangkan bisnisnya dengan membuka toko offline. Umumnya langkah ini diambil para pemilik toko online yang memiproduksi barang, sehingga mereka membutuhkan toko nyata untuk memajang produk-produknya guna memperkuat brand bisnisnya.
“Biasanya, orang membuka toko offline jika mereka menghadapi masalah kepercayaan atau menjual barang yang kalau dideskripsikan masih belum jelas,” ucap Fahrian.
Cara ini bisa kamu coba, karena dengan adanya toko offline, maka calon pembeli dapat melihat barang yang dijual atau bahkan mencobanya. Biasanya, jika pelanggan seorang sudah merasa puas dengan barang yang mereka beli, maka selanjutnya mereka tak akan sunkan untuk menjadi pelanggan setianya.