Batik dikenal sebagai warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui dunia internasional. Eksistensi batik sebagai sebuah karya cipta peninggalan budaya makin diperkuat dengan keberagaman jenis dan motifnya di setiap wilayah tanah air. Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki batik khas yang menjadi kekayaan bernilai seni tinggi. Motifnya yang dinamis menjadikan batik banyak dimodifkasi dan dikreasi mengikuti perkembangan jaman. Salah satu motif pengembangan batik yang banyak digemari masyarakat dewasa ini adalah penggunaan prada. Prada merupakan cara menghias batik dengan menggunakan warna keemasan dalam bentuk lapisan.
Salah satu pembuat batik yang saat ini menggunakan prada sebagai tambahan nilai jualnya adalah Ibu Sajinah (53). Ditemui di rumahnya Sabtu (14/5), Ibu Sajinah mengaku jika produksi kain batik prada tersebut sudah ditekuninya sejak 10 tahun yang lalu. “Awalnya saya menekuni produksi bordir kain, dan itu sudah berjalan 25 tahun, namun saat ‘pemain’ bordir mulai menjamur saya memutuskan untuk menekuni produksi batik prada yang saat itu belum banyak dilirik orang,” jelasnya kepada tim liputan bisnisUKM.
Daftar Isi
Proses Produksi Batik Prada
Proses produksi kain batik prada sendiri diakui Bu Sajinah cukup sederhana. Bahan baku yang digunakan adalah kain batik cap maupun batik tulis sesuai dengan pesanan konsumen. Bahan berikutnya yaitu lem dan serbuk prada. “Sebenarnya untuk prada sendiri ada dua macam, yaitu prada serbuk yang memiliki tekstur kasar dan prada kertas yang memiliki tekstur halus, tergantung pesanan,” tambah ibu tiga orang anak tersebut. Sementara lem yang digunakan adalah lem khusus kain yang selama ini dibelinya dari Solo dengan harga Rp.1.500.000,00-Rp.2.000.000,00/ drum tergantung kualitasnya.
Dengan proses produksi yang membutuhkan penjemuran untuk pengeringannya, maka cuaca menjadi faktor penting untuk menghasilkan kain batik prada. “Jika cuaca mendukung (panas), maka proses produksinya hanya memakan waktu dua hari, namun jika cuacanya tidak mendukung bisa bertambah satu hari (3 hari),” tambah Ibu Sajinah. Meskipun hasil produksinya tidak menentu, namun Bu Sajinah rutin memasok kain batik prada buatannya ke tujuh orang pedagang kain batik yang ada di Pasar Beringharjo Yogyakarta. “Dalam sehari, minimal saya membawa 20 biji kain batik prada ke pasar yang menjadi langganan saya sejak dahulu,” imbuh Bu Sajinah.
Di akhir wawancaranya, Ibu Sajinah mengaku bersyukur saat ini dirinya masih kuat untuk mempertahankan eksistensi kain batik prada. “Dengan modal awal 250 ribu yang merupakan uang pinjaman, saya bisa mengembangkan usaha yang mampu memberikan lowongan kerja bagi masyarakat sekitar,” imbuh Ibu Sajinah. Menurutnya pengalaman menjadi guru yang terbaik dalam menjalankan sebuah usaha.
Tim liputan bisnisUKM
Bisa minta alamat dan nomor tlp ibu sajinah?
Saya sangat tertarik dengan batik prada yg sangat cantik Dan modern ini,saya ingin tau lebih banyak tenting batik ini karna saya ingin mengambil batik ini Untuk saya promosikan ,klau bisa saya ingin KERJA sama