Memproduksi Beragam Kreasi Berbahan Baku Kain Batik

Setelah ditetapkan UNESCO sebagai produk warisan dunia, batik saat ini bisa dikatakan sedang berada dalam masa keemasannya. Dalam dunia fashion pun, batik dikenal sebagai salah satu primadona yang gaungnya sudah mendunia. Hal itu tentunya menjadi sebuah kebanggaan sekaligus tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk senantiasa menjaga eksistensi batik, sebagai sebuah warisan budaya yang adiluhung.

Banyak hal yang kemudian dilakukan sebagai cara untuk menjaga eksistensi batik. Salah satuya adalah dengan mengkreasinya menjadi sebuah produk bernilai seperti baju, kemeja, souvenir, dll. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ibu Diah Widuretno (35). Jebolan Biologi IPB tahun 1993 tersebut mempunyai cara tersendiri dalam upaya pelestarian batik, yakni dengan mendirikan Butik Larasati Batik.

mukena batik Larasati“Butik Larasati Batik sendiri merupakan showroom yang memproduksi dan menjual produk berbahan dasar batik, diantaranya kain batik, kemeja, dress, blus, baju anak batik (termasuk baju pasangan sarimbit dan seragam), mukena batik, sajadah batik, juga accessories, souvenir dan pernak-pernik batik,” ujarnya kepada tim liputan bisnisUKM. Berlokasi di Pleret Bantul, Ibu Diah mengaku mulai menekuni usaha berbasis batik tersebut sejak tahun 2009.

Belajar Bisnis Dengan Menjadi Reseller

Awalnya, ibu dua orang putra tersebut belajar bisnis dengan menjadi pemasar kreasi produk milik orang lain, khususnya kain dan pakaian batik. “Saat memasarkan produk tersebut, ada semacam rasa ketidakpuasan dari dalam diri pribadi saya, bisa jadi karena kualitas yang saya nilai kurang atau latar belakang lainnya, dari situlah saya mulai berfikiran untuk memproduksi sendiri,” jelasnya.

Diah WiduretnoProses pembelajaran dijalani ibu dua orang putra tersebut dengan membuat mukena dari bahan baku kain perca dan batik. Setelah itu, baju dan berbagai accessories batik tidak ketinggalan dijadikan sebagai salah satu kreasi produk yang ditekuninya. “Yang utama itu tentunya baju, tetapi dengan berjalannya waktu tidak sedikit konsumen atau pasar yang minta untuk dibuatkan kreasi lain seperti mukena, accessories, pernak pernik, dll,” imbuhnya.

Dibantu 10 orang tenaga produksi, Ibu Diah kini bisa memproduksi ratusan jenis produk pada setiap bulannya. “Untuk mukena rata-rata 100 pcs, baju/ kemeja 100 pcs, dan accessories bisa menembus angka ribuan pcs,” katanya. Beragam kreasi produk tersebut selanjutnya dipasarkan melalui media online, butik (showroom), dan pameran-pameran.

“Adanya butik ini memberikan kemudahan bagi kami, karena tidak sedikit konsumen baik dari online maupun pameran yang kemudian datang langsung ke sini,” ujar Ibu Diah. Dengan banyaknya konsumen yang langsung datang ke butiknya diakui Ibu Diah mampu memberikan efek yang bagus untuk branding produk-produknya. “Biasanya konsumen yang datang ke sini bisa dipastikan akan membeli produk lain di samping tujuan produk utamanya, seperti yang niatnya ingin membeli baju karena melihat produk lain jadi ikut membelinya,” imbuhnya.

Info Produk Butik Larasati

accesories batikUntuk harga produk di Butik Larasati Batik cukup bervariasi. Karena sejauh ini pihaknya juga membuka sistem reseller bagi siapa saja yang tertarik untuk memasarkan kreasi produknya. “Harga pasti beda, untuk retail kreasi baju harganya Rp.100.000,00 s.d. Rp.300.000,00/ pcs; mukena Rp.180.000,00 s.d. Rp.200.000,00/ pcs; dan accessories Rp.7.000,00 s.d. Rp.50.000,00/ pcs, sedangkan untuk reseller akan kami berikan harga khusus,” jelasnya sembari tersenyum.

Dengan patokan harga seperti itu, dalam sebulan Ibu Diah mengaku bisa memperoleh omzet rata-rata 12-13 juta Rupiah. “Makin optimis sejauh ini, karena selain pasar juga masih terbuka luas, kami sendiri juga memiliki berbagai macam sisi keunggulan produk, seperti limited edition, bahan baku yang kami gunakan pilihan, kualitas jahitan istimewa, dan selalu update perihal model dan jenisnya,” lanjut Ibu Diah.

Bahkan untuk meminimalisir kekecewaan dari konsumen, Ibu Diah menerapkan quality control yang ketat, yakni sebanyak dua kali pengecekan. “Sejauh ini belum ada konsumen yang complain terkait kualitas dari produksi kami, itu menandakan bahwa mereka sejauh ini puas,” jelas Ibu Diah yang dikenal juga memiliki Sekolah Rakyat Sumbu Panguripan.

Di akhir wawancara, Ibu Diah berpesan bagi siap saja yang ingin membangun atau mengembangkan usaha untuk jangan takut memulai. “Dibutuhkan keberanian memang, dengan bermodal berani sebesar apapun halangan atau kendala yang menghadang pasti mudah dihadapi, selain itu kembangkanlah imajinasi tanpa batas yang kalian miliki,” katanya.

Tim liputan bisnisUKM

 

2 Komentar

Komentar ditutup.