Anda pernah mendengar kota Liwa?. Liwa merupakan salah satu pusat kota yang ada di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Jarak kota Liwa dengan Bandar Lampung lumayan jauh, yaitu sekitar 6 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Kota dengan slogan “kota berbunga” ini berada di dataran tinggi yang dikelilingi bukit barisan.
Berbicara mengenai kota Liwa tidak lengkap jika tidak membahas tentang produk kopinya yang terkenal. Produk kopi dari tanah lampung memang menakjubkan, bahkan brand kopi yang sudah mendunia seperti “Nescafe” juga mengambil kopi dari daerah ini untuk produknya.
Produk kopi unik dari Liwa adalah kopi beraroma ginseng dan pinang, yang disebut punya khasiat kesehatan. Proses untuk membuat kopi ginseng dan pinang khas Liwa ini relatif cukup panjang. Pertama kopi disangrai dalam oven sampai panas 190 derajat untuk mencapai kualitas dan warna yang diinginkan. Sementara pencampuran ginseng atau pinang disesuaikan kebutuhan saat kopi dimasukkan oven.
Selain kopi dengan ginseng dan pinang, Liwa juga memiliki kopi unggulan lainnya yaitu Kopi luwak. Terdapat sentra kopi luiwak di Liwa ini yaitu Danau Ranau yang memang menghususkan untuk memproduksi kopi luwak.
Kopi luwak adalah kopi hasil dari fermentasi sistem pencernaan luwak yang kemudian dikeluarkan sebagai feses. Luwak yang terdapat di Liwa merupakan luwak yang sudah dikandangkan dan diberi makan kopi-kopi yang sudah melalui sortiran. Tidak semua biji kopi yang disajikan dimakan oleh luwak. Hanya biji kopi pilihan dengan kualitas terbaiklah yang dimakan.
Sekitar 6 jam setelah luwak memakan biji kopi, biji kopi tersebut sudah terfermentasi dan akan dikeluarkan kembali melalui feses luak dalam bentuk sekumpulan biji. Biji hasil fermentasi tersebut kemudian dikumpulkan dan dibersihkan. Setelah dibersihkan, biji kopi kemudian dikeringkan, disangrai lalu ditumbuk. Kopi luwak dari Danau Ranau ini kemudian didistribusikan ke pasaran.
Dalam sehari, hanya sekitar 1,5 ons sampai 2 ons produk yang bisa dihasilkan. Harganya kopi yang bisa mencapai Rp 1,9 juta per kg tentu harga yang sepadan dengan kualitas produk yang dihasilkan dengan proses yang begitu panjang.