
“Rumah Makan Seribu Dinar menjual berbagai jenis masakan khas Melayu seperti pacri nenas, ikan asam pedas, dan sebagainya. RM. Seribu Dinar menggunakan Ikan Patin, Ikan Merah, dan Ikan Belidak. Juga tersedia sambal tempoyak yang terbuat dari durian yang difermentasi, serta Cencalok, sejenis sambal yang berwarna merah muda dan terbuat dari udang ebi,” jelas Rizal Edwin salah satu cucu menantu dari pemilik Seribu Dinar.
Baca Juga Artikel Ini :
Warung Sambal Nek Uwan, Andalkan Menu Sambas Tempo Doeloe
Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar
“Beliau kangen ingin mencicipi lagi ikan khas RM. Seribu Dinar. Namun, semua pejabat BKKBN Kalbar bingung karena tidak tahu di mana lokasi Seribu Dinar,’’ ujar Edwin sambil tertawa.
Selain sudah dikenal lama oleh masyarakat Pontianak, khususnya Melayu, saat ini RM. Seribu Dinar juga mengembangkan inovasi produk berupa katering dan menjual makanan fast food seperti burger, dengan tujuan untuk menggaet penikmat kuliner dari kalangan muda. “Ke depan, saya berharap dapat membuka cabang di wilayah lain sekitar Kota Pontianak,” imbuhnya.
Karena letaknya yang berada di dalam kawasan Pasar Mawar, terkadang bau sampah yang berasal dari para pedagang meruap sampai ke warung makan Seribu Dinar, sehingga para pejabat sedikit enggan berkunjung ke sana. Selain itu, di musim hujan atau akhir bulan saat jalanan becek, terkadang makanan yang tersedia banyak yang tidak abis terjual karena pengunjung berkurang.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
“Selain melayani pembeli di tempat, kami juga sering melayani pesanan katering untuk bank, perusahaan, instansi pemerintah, dan untuk acara seminar,” kata Edwin.
“Bisnis makanan adalah bisnis yang perputarannya cepat, namun jangan sampai latah. Semua bisnis yang latah tidak akan bertahan lama. Kalau di tempat kami, rata-rata pengunjungnya berusia di atas 30 tahun,” ujarnya.
Selain itu, pertahankan rasa dan kualitas masakan, jangan berubah-ubah. “Kita juga harus mengamati, meniru dan menginovasi produk kita secara kontinyu,” pesan Edwin di akhir wawancara.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat