Theo Indra Mahara owner Nanarella, usaha olahan pisang

Ditangan Sang Mantan Koki, 3 Bulan Berdiri Nanarella Mulai Merajalela

Theo Indra Mahara owner Nanarella, usaha olahan pisang
Theo Indra Mahara owner Nanarella, usaha olahan pisang

Yogyakarta – Memulai sebuah usaha bisa dari mana saja. Bisa pula dari resep coba-coba seperti yang dilakukan Theo (27) dengan mengeksplorasi kudapan berbahan baku pisang yang juga merupakan makanan favorit sang istri. Tak disangka setelah beberapa kali trial eror mencoba resep inovasinya dan berhasil, Theo memulai menawarkan ke beberapa rekan di tempat kerjanya.

Theo pun menuai respon bagus dari rekan-rekannya terutama sang istri setelah mencicipi pisang olahannya tersebut. Dan tanpa berpikir lama, Theo dan istri sepakat menjadikan resep  pisangnya untuk dijadikan usaha olahan pisang yang belum ada sebelumnya di pasaran.

”Istri hobi makan pisang, biar ga bosan saya ingin buatin menu pisang yang beda. Ada waktu luang coba-coba resep bikinan sendiri. Dari olahan pisang saya combine dengan resep martabak manis. Ternyata istri dan anak-anak suka, terus coba tawarin ke temen-temen responnya bagus. Terus langsung optimis buat dijadiin usaha,” katanya.

Nanarella, usaha olahan pisang yang merajalela
Nanarella, dengan resep rahasia buatan Theo kini usaha olahan pisang ini merajalela di Kota Jogja.

Dalam memulai usahanya, Theo yang sebelumnya bekerja sebagai koki di sebuah hotel ternama di Yogyakarta itu menggelontorkan dana sekitar Rp 6 juta untuk membeli bahan baku dan peralatan untuk berjualan. Keyakinan untuk sukses dan bisa selalu memiliki waktu bersama keluarga kecilnya, membuat ayah dua anak ini terdorong untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya dan fokus mengelola usaha olahan pisang yang sedang ia rintis.

Agustus 2016, dengan nama usaha ”Nanarella” yang diambil dari nama putrinya Kinarella, Theo resmi membuka usahanya. Dengan dibantu sang istri, Theo melakukan sistem penjualannya melalui online terlebih dahulu. Tak hanya itu, ia pun terus melakukan promosi gratis hingga satu bulan ke sejumlah rekannya.

”Berani buat buka usaha ya buat anak dan istri. Ingin punya waktu lebih banyak buat mereka. Saya ga malu untuk mulai jualan door to door nawarin pisang Nanarella. Dan ga butuh waktu lama, satu bulan jalan sudah dapat pembeli yang lumayan. Setiap hari bisa jalan,” tuturnya.

Nanarella green tea jadi varian rasa yang paling laris
Nanarella green tea dan nutella jadi varian rasa yang paling laris disukai para konsumen.

Suami dari Chyntia ini juga mempromosikan Nanarella melalui usaha catering istrinya yang sudah berjalan lebih dahulu. Lewat promosi yang gencar itulah, setidaknya Theo mendapat 20 hingga 25 pemesan setiap harinya. Ia mengaku, jika weekend atau masa liburan tiba pemesan bisa lebih dari itu. Tak disangka hanya dalam kurun waktu 1,5 bulan Theo sudah balik modal.

Baca Juga Artikel Ini :

Bisnis Camilan Keripik Pisang Dengan Modal 20 Ribu

Peluang Usaha Pisang Goreng Kremes Labanya Serenyah Rasanya

Untuk menjaga kualitas produknya, Theo memesan pisang langsung dari petani di daerah Pakem, Sleman. Ia pun memilih pisang kepok yang masak pohon dan dalam kondisi yang segar dan bagus. Karena sebelum siap disajikan, Theo harus mengolah pisang kepok tersebut dengan cara dibekukan ke dalam freezer. Jika ada yang memesan, bisa langsung diambil dari freezer untuk diolah lagi (digoreng) dan kemudian diberi varian topping sesuai pemesanan. Nanarella lebih nikmat jika dinikmati selagi hangat dan taburan topping yang banyak.

Mantan koki hotel banting stir usaha olahan pisang
Mantan koki hotel banting stir usaha olahan pisang. Dibantu tiga orang karyawannya, setiap harinya Theo melayani 20 – 25 orderan dari konsumen di sekitar Jogja.

Tempat usaha yang berada di Suryodiningratan Yogyakarta ini, selain membuka kedai offline juga masih melakukan penjualan online dengan memberlakukan minimal order untuk delivery order. Theo membatasi wilayah delivery order hanya di wilayah Yogyakarta Kota sampai Condongcatur Sleman yang pemesanan dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Pembelinya kini tak hanya tetangga dan rekan kerjanya dahulu, tetapi Nanarella menjadi kudapan favorit bagi pekerja kantor, beberapa instansi, mahasiswa, dan keluarga.

Dengan meraup omzet hingga Rp 8 jutaan per bulan, kini Theo mampu mempekerjakan 3 orang karyawan. Kemajuan usaha yang begitu pesat, tak lantas membuatnya berpuas diri. Ia tetap mengatur strategi penjualannya. Salah satunya dengan rutin mengikuti even, agar produknya yang baru 3 bulan berjalan itu semakin dikenal luas.

”Kalau ikut even atau pameran kami bisa laku lebih banyak. Misal dalam 4 hari pameran saja setidaknya 200 porsi laku terjual. Dari 6 varian rasa Nanarella, yang paling jadi favorit Greentea dan Nutella,” ungkapnya.

Pemilik nama lengkap Theo Indra Mahara ini memiliki harapan tak hanya membuka outlet di rumahnya, melainkan bisa menambah outlet di tempat lain. Ia juga akan terus berinovasi dengan menambah menu dan varian rasa dengan bahan baku pisang yang menyehatkan, misalnya banana sandwich. ”Tipsnya ya jangan takut gagal. More Practice Make Perfect,” pungkasnya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Titis A.W)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Yogyakarta

One comment

Comments are closed.