
Anton menyebutkan, tujuan diadakannya pelatihan tersebut karena saat ini masih banyak pelaku UMKM di Kalbar yang belum mengetahui trik memotret yang murah tapi mampu menghasilkan kualitas sekelas foto studio. Untuk itu, pengambilan sudut foto dan teknik pencahayaan yang tepat dapat memperbaiki kualitas produk mereka, terutama dari segi penampilan produk.
Baca Juga Artikel Ini :
“Selama ini saya melihat para pelaku UMKM di Kalbar masih belum berinovasi dalam pemasaran produknya. Tujuan diadakan pelatihan ini untuk mendongkrak pemasaran produk mereka, khususnya di media sosial,” kata Anton.
Anton mengungkapkan, selama ini masih banyak pelaku UMKM di Kalbar yang menggunakan jasa pihak ketiga berupa fotografer profesional dengan bayaran mahal untuk memotret produk mereka, terutama makanan. Padahal menurutnya, dengan menggunakan peralatan sederhana seperti kardus bekas, bekas kotak/dus mi instans, lampu bohlam dan kertas minyak, biayanya di bawah Rp 100.000. Selain pelatihan food fotography, PLUT Kalbar rutin mengadakan pelatihan serupa setiap minggu dari Senin-Kamis, mulai pukul 09.30-11.00 wib.
Tantangan Pelaku UMKM Kalbar di Era MEA
Di era MEA, Pelaku UMKM Kalbar dihadapkan dengan berbagai tantangan, terutama Kalbar yang merupakan wilayah perbatasan. Salah satunya adalah banyaknya produk dari Malaysia dan Thailand yang menyerbu Kalbar dengan kemasan produk yang cantik dan menarik, dengan harga relatif murah. Sementara produk UMKM di Kalbar dituntut untuk bersaing dengan mereka, dengan segala keterbatasan yang dihadapi.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Video.
Klik Disini
“PLUT Kalbar mencoba membantu para Pelaku UMKM Kalbar agar dapat memetakan pasar, memetakan pesaing, potensi dan masalah yang ada,sehingga mereka mampu bersaing di era MEA,” tandasnya seraya mengakhiri perbincangan dengan Tim Liputan BisnisUKM.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat