

Secara ukuran Alpukat Cipedak juga memiliki keunggulan. Jika alpukat biasa hanya berukuran sekepalan tangan, satu Alpukat Cipedak yang dibudidayakan Abdul Karim (56) beratnya bisa sampai 7 ons. Tak heran, sejumlah supermarket besar kini berlomba-lomba menyediakan Alpukat Cipedak.

“Kita punya kelompok sendiri. Tercatat ada 15 indukan milik anggota. Indukan yang sudah berbuah lima kali, satu pohon bisa menghasilkan 1 kwintal. Tapi. kalau indukan yang baru pertama kali berbuah, hasilnya kurang dari 10 kilogram,” ujarnya kepada BisnisUKM.com di rumahnya kawasan Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (1/6).
Baca Juga Artikel Ini :
Menurutnya, dinamakan Alpukat Cipedak karena yang pertama kali menemukan bibit dan membudidayakannya adalah warga setempat. Karena itu, sebagai ciri khas akhirnya digunakan nama Kelurahan Cipedak, tempat buah itu ditanam sebagai nama jenis alpukat. Beberapa warga Depok pun sudah mulai ada yang menanamnya, tapi nama Cipedak sebagai tempat asal benih itu tetap disematkan.
“Budidaya Alpukat Cipedak sangat menguntungkan, karena harganya stabil. Sekilo harganya antara Rp 15-20 ribu. Rasanya pulen seperti mentega. Dimakan tidak pakai gula juga tidak apa-apa, karena rasanya sudah manis,” jelasnya.
Tengkulak Bikin Harga Alpukat Makin Tinggi

“Alpukat Cipedak bisa berbuah setiap saat. Tapi, karena proses pematangannya cukup panjang, bisa juga diakali dengan teknik pemupukan yang benar. Jadi, bisa diatur giliran panennya,” katanya.
Menurutnya, meski terkadang sesama anggota kelompok panen, namun harga alpukat tidak pernah jatuh. Tak heran, banyak tengkulak datang langsung ke warga dan membeli buah secara ijon.
“Di supermarket harganya bisa Rp 25 ribu per kilo. Dari mana mereka dapat, kalau bukan dari tengkulak yang beli langsung ke warga. Sebab, beberapa warga yang bukan anggota kelompok, ada juga yang punya pohonnya. Kita juga tidak bisa larang mereka jual ke tengkulak, karena mereka tergiur harga tinggi,” ucap Karim.
Jual Bibit ke Berbagai Daerah

Sejumlah daerah di Indonesia juga kerap memesan benih kepadanya seperti, Padang yang baru-baru ini memesan 1200 pohon, Kuningan, Cirebon hingga ke Bali.
“Yang ajak kerja sama juga banyak, termasuk dari pemerintahan. Termasuk ada tawaran kerja sama dari Bali. Mungkin habis Lebaran baru bisa terlaksana,” tuturnya.
Untuk satu bibit, Karim menjualnya beragam sesuai tinggi pohon, mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 110.000. “Lumayan omzetnya Rp 5 juta sebulan. Paling banyak dari jual bibit. Bibit pohon alpukat juga cukup kuat, dia tahan dari serangan ulat,” tandasnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Dunih)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Depok
minta alamat dan nomor contact pak abdul karim..budidaya alpukat cipedak.trimss
Silahkan email contac bpk ke saya pak sigit.sudarman@gmail.com jika beliau bersedia saya akan infokan ke bapak