Untung Besar Dari Bisnis Camilan Makaroni

Owner Marco MakaroniBisnis camilan dengan nama Marco makaroni mulai berdiri sejak tahun 2011. Pada saat itu di Bandung sedang ramai oleh banyaknya bisnis camilan pedas terutama yang berbahan dasar singkong, sehingga banyak sekali jenis keripik singkong pedas yang mulai bermunculan.

Melihat antusiasme masyarakat terhadap camilan keripik singkong, owner lama dari marco makaroni tertarik untuk turut meramaikan bisnis camilan dengan menawarkan camilan alternatif yang berbahan dasar makaroni. Ternyata respon yang diterima dari masyarakat pun sangat baik, sehingga permintaan pun terus bertambah.

Pada awal tahun 2013 bisnis camilan ini sempat terbengkalai karena kesibukan pekerjaan lain sang owner. Melihat kondisi itu akhirnya menarik perhatian Adnansyah Tayibnapis, Hilmanda, Hari Rahmadi dan Dimas K.H. (27) untuk mengambil alih usaha marco makaroni tersebut. Keputusan tersebut mereka ambil karena mereka masih melihat potensi bisnis camilan tersebut dan permintaan terhadap produk marco makaroni ini pun masih ada. Akhirnya terjadi kesepakatan diantara kami untuk terjadi peralihan pemilik pada akhir tahun 2013.

Dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah bisnis camilan ini terus berjalan sampai dengan saat ini meskipun masih banyak hal-hal yang harus dibenahi. Mereka berempat adalah orang-orang yang menyukai dunia bisnis dan pada saat itu ada kesempatan bagus untuk melanjutkan serta mengembangkan bisnis camilan, jadi tidak ada salahnya mereka coba.

Menggunakan modal usaha yang tak begitu besar yaitu Rp 4.200.000,00 saat ini produk yang berhasil mereka ciptakan hanyalah snack macaroni saja dengan 2 varian rasa yaitu original (asin) dan spicy (pedas). Mereka menjual produk dengan dua ukuran yaitu 100gr untuk ukuran kecil dan 250gr untuk ukuran besar. Tidak hanya itu saja, mereka juga menyediakan produk berupa gift pack, bundel paket snack makaroni dengan menggunakan toples (satu paket terdiri dari dua toples makaroni). Untuk harga Marco Makaroni yang kecil Rp 9.500, yang besar harganya Rp 19.000, sedangkan untuk gift pack mereka memasang harga Rp 50.000.

Dalam menjalankan bisnis camilan tersebut, mereka berempat memiliki 3 orang mitra bisnis dan setiap bulannya mereka mampu menghasilkan produk sebanyak 500 kg. Untuk mempertahankan kualitas rasa mereka menggunakan bahan baku yang berkualitas yang mereka dapat dari supplier dan terkadang mereka juga tak sungkan untuk membelinya sendiri di pasar.

Awalnya penjualan produk camilan ini hanya ditawarkan kepada teman-teman dan juga keluarga saja, namun seiring dengan berjalannya waktu mereka mencoba membuka sistem reseller. Selain itu mereka juga melakukan penjualan secara online melalui sosial media seperti facebook dan twitter.

Harapan mereka dari bisnis camilan ini adalah agar camilan dengan bahan dasar makaroni ini kelak bisa menjadi salah satu camilan khas Bandung dan banyak dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu mereka juga berharap bisa menghasilkan produk lebih banyak lagi.

Apapun bisnis yang kita jalankan pastinya tak akan luput dari suatu kendala atau hambatan, begitu juga dengan bisnis camilan yang mereka jalankan. Salah satu kendala yang sering mereka hadapi dalam menjalankan bisnis camilan tersebut adalah saat harga bahan baku meningkat maka akan mempengaruhi biaya produksi serta proses ditribusi. Dengan begitu mereka harus mengatur ulang dan merevisi harga.

Disamping adanya kendala yang harus dihadapi, mereka juga merasakan sebuah kemenangan terbesar disaat melihat beberapa reseller dari bisnis camilan makaroni tersebut bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan menjual produk yang mereka hasilkan.

Dalam wawancara, mereka juga mengungkapkan “ kami percaya bahwa usaha yang dikerjakan secara serius, consistent dan persistent serta diiringi oleh doa yang terus menerus akan membuahkan hasil yang sepadan”. Itulah yang menjadi kunci sukses mereka dalam menjalankan bisnis camilan.

Tim Liputan BisnisUKM.

2 Komentar

Komentar ditutup.