“Belalang”, Khas Gunungkidul Yang Berprotein Tinggi

penjual belalangBagi  masyarakat Wonosari dan Gunungkidul Yogyakarta pada umumnya, belalang kayu bukanlah hama. Serangga itu justru biasa dimasak untuk lauk makan sehari-hari. Kawasan Gunungkidul yang selama ini yang secara geografis dikenal tandus dan gersang, ternyata memiliki sebuah aset yang sangat berharga yang bisa dimanfaatkan. Setiap harinya, di sepanjang jalan Jogja-Wonosari dan Semanu banyak ditemui penjaja belalang yang menjual makanan unik khas Gunungkidul tersebut. Belalang itu direnteng/ disandhati (dalam jumlah banyak ditusuk menggunakan lidi panjang atau bambu). Dan dalam satu renteng bisa berisi belasan belalang.Belalang-belalang itu sendiri akan banyak ditemui pada pohon turi, ketela, jati, dan lain sebagainya. Pada musim kemarau, belalang kayu banyak ditemui pada pohon-pohon yang besar. Dengan pulut (dari getah buah nangka) atau lem tikus juga  memakai jaring belalang, maka belalang banyak ditangkap oleh masyarakat. Bahkan pada musim penghujan,  masyarakat sering mencari belalang di malam hari atau istilahnya nyuluh, bisa dengan tangan langsung,  belalang sudah bisa ditangkap.

Sebagian masyarakat daerah Gunungkidul menjadikan ‘berburu belalang’ sebagai mata pencaharian utama. Dengan modal galah, jaring, dan lem, para pemburu belalang mampu mendapatkan ratusan belalang dalam sehari. Dari hasil tersebut, rata-rata mereka mendapatkan pendapatan yang lumayan sebesar Rp.40.000,00 dalam seharinya.

Yang menjadikan masyarakat menekuni berjualan belalang itu karena sistem pemasarannya juga tergolong mudah. Dengan bermodalkan sebatang bambu dan rangkaian sandhatan, belalang mereka jajakan di pinggir jalan raya, sehingga orang yang lewat di jalan tersebut akan secara langsung membelinya jika berminat.

Dari segi gizi, berdasarkan penelitian kandungan protein dalam tepung Belalang Kayu (Melanoplus Cinereus) ternyata lebih besar dibanding dengan kandungan protein yang dimiliki Udang Windu. Kandungan protein belalang sekitar 62,2 persen, jadi suatu kandungan protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan makanan lainnya. Hal tersebut bila dikelola dengan maksimal akan mengurangi kekurangan gizi khususnya protein.

Pengolahan belalang untuk menjadi makanan yang siap saji tidaklah terlalu sulit, berikut tahap-tahapnya:

  1. Tahap pertama belalang dimasukkan kedalam air panas atau direbus atau digodhog dahulu
  2. Kemudian setelah direbus, belalang dibersihkan dari kotorannya, dihilangkan sayap dan suthangnya, dipotong potong menjadi kepala , dada, suthang (kaki bergerigi), perut bagian bawah.
  3. Setelah itu di beri bumbu secukupnya atau sesuai dengan selera, bisa pedas, manis, asin dan sebagainya (bumbu yang digunakan cukup sederhana antara lain bawang putih, bawang merah, dan garam), atau boleh juga dikasih penyedap rasa.
  4. Kemudian digoreng sampai keras ( kriuk-kriuk )
  5. Setelah itu belalang bisa disajikan sebagai makanan khas Gunungkidul yang murah, lezat, bergizi.

Diolah dari berbagai sumber

Sumber gambar: http://regional.kompas.com/read/xml/2009/05/02/07424243/foto.berjualan.belalang.kayu.

11 Komentar

  1. aku oarang temanggung yang merantau ikut istri di gunungkidul, pertama aku ketemu sama walang merinding, saya disuruh nyoba oleh saudara ipar katanya buat kenalan, kucoba ambil sutangnya ku gigit2 kok gurih…., terus kuambil badanya….kok tambah enak….wah sekarang jadi ketagihan,kalo disuruh milih daging sapi ma walang pilih walang………….
    maturnuwun

  2. wah belalang memang sudah tidak di ragukan lagi soal rasa. serangga yang mungkin biasa disebut hama ini memang kalau dipikir banyak juga peminatnya. tapi bagi yang mau mencoba dan khawatir akan alergi, jangan takut untuk memakannya, katanya si makan gula merah sebelum memakan belalang nya biar nggak alergi atau gatal-gatal. selamat mencoba :-)

  3. belalang kayu mengingatkan masa kecilku dulu,waktu berburu belalang….ngidak-idak tandurane wong akeh,,,,,,nyuwun apunten mbah,mbokde,pakde…..from CIBITUNG

  4. pancen walang kayu top markotop mak nyus, ga ada duanya.digoreng kering buat lauk sambel bawang thiwul………………..weleh-weleh rasane pingin mulih kampung………(dwi anto melikan,ngasem0

  5. Meski ada di kota besar, setiap kangen gurihnya belalang pasti satu kardus sepatu langsung dikirim ortu dari Sambeng, Ngawen sealian nostalgia waktu kecil; asal hujan di awal musim hujan tiba pasti bareng temen berburu belalang. Hasilnya digoreng dan dimakan rame2 pake tampah plus sambel bawang + THIWUL. Ih…sedapnye! Betul…betul…betul…!

  6. saya ingin tanya, bagaimana cara budidaya/ beternak belalang, baik masalah teknis budidaya, pakan, mengetahui jnis kelamin ( teknik reproduksi ) dan penyakit2nya, terima kasih

Komentar ditutup.