Untung Berlimpah dari Produk Herbal Ashitaba

Melihat tidak adanya persaingan bisnis, Iwan Setyabudi sukses memanfaatkan tanaman langka asal Jepang bernama Ashitaba sebagai bisnis produk herbal.  Sebelum mengolahnya menjadi produk teh herbal siap ekspor, ia membudidayakan tanaman Ashitaba secara organik.

Mulanya, Iwan adalah seorang kontraktor. Ketertarikannya di bidang perkebunan, membuatnya beralih menjadi pembudidaya tanaman yang di Indonesia dikenal sebagai Seledri Jepang ini. Ashitaba dengan nama latin Angelica Keiskei Koidzumi merupakan sayuran hijau atau tanaman penyembuh yang memiliki kandungan anti-oksidan tinggi berupa Chalcone pada getah kuning di dahannya.

Menyadari prospek yang cerah dari tanaman Ashitaba, Iwan pun merintis bisnis produk herbal yang bernama Ashitaba Trawas Industry. Kata Trawas sengaja Iwan sertakan, karena tanaman ini ia budidayakan di daerah Trawas, Mojokerto. Di Indonesia, tanaman Ashitaba tidak bisa hidup di sembarang wilayah.

Produksi tanaman Ashitaba segar oleh Ashitaba Trawas Industry telah mencapai kisaran 1500-2000 kg setiap bulannya. Produk Ashitaba Trawas berupa teh herbal dan Chalcone dari getah dahan Ashitaba. Produk teh herbal Ashitaba seduh dibandrol seharga Rp 35.000,- per 100gr. Penjualan seluruh produk secara ekspor mampu mendatangkan  omzet sebesar Rp 65.000.000,- setiap bulannya. Di mana modal awal Iwan dalam memulai bisnis produk herbal ini sebesar Rp 200.000.000,-.

Iwan mengaku mendapatkan keahlian budidaya dan produksi teh herbal Ashitaba secara otodidak. Ia pun belajar marketing secara mandiri. Pada awal usahanya, produk teh herbal Ashitaba Iwan belum memiliki pasar. Iwan pun kerap kali mencoba-coba memasang iklan secara online. Seringnya mencoba-coba dengan beriklan online, produk Ashitaba Trawas pun mulai dikenal. Tidak hanya itu, Iwan pun memasarkan bisnis produk herbal Ashitaba melalui surat penawaran yang dikirimkan pada buyer di luar negeri. Kini pemasaran produk Ashitaba Trawas telah menjangkau negara Jepang, Korea, dan Philipina.

Saat ini Ashitaba Trawas Industry telah memiliki karyawan sebanyak 9 orang, dengan pembagian 3 orang di bagian produksi dan 6 orang mengurus kebun. Produksi produk Ashitaba dilakukan setiap hari saat Ashitaba masih segar, sehingga tidak ada kata menyetok barang. Kendala yang sering ditemui oleh Iwan terjadi pada saat musim kemarau, dimana tanaman banyak yang mati dan menyebabkan produksi berkurang.

Ke depan, Iwan ingin mengembangkan bisnis produk teh herbal Ashitaba ke pasar dalam negeri. Selain, Ashitaba memiliki kandungan anti-oksidan tinggi, produk Ashitaba Trawas Industry juga bebas dari bahan pengawet. Menurutnya, produk Ashitaba sangat cocok untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Terakhir, selama menjalankan bisnis produk herbai ini, kemenangan terbesar yang dialami Iwan adalah ketika ia mampu berbagi rezeki dengan tetangga sekitar tempat usahanya. Ke depan, Iwan berharap agar usahanya dapat memberi kebermanfaatan bagi lebih banyak orang lagi.

Di akhir sesi tanya jawab, Iwan pun memberikan pesan dan tips sukses bagi para Sobat bisnis. Ia berpesan bahwa dalam memulai bisnis niat menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Mengapa? Karena di awal perintisan usaha akan banyak cibiran dan cobaan, sehingga kita tidak boleh mudah menyerah dan harus tetap semangat. “Yakinlah bahwa apa yang kita lakukan dengan susah payah akan membuahkan hasil, salam sukses!” papar Iwan bersemangat.

Tim Liputan BisnisUKM