ANGIN KEHIDUPAN

perahu-tua“ Seorang yang konsisten percaya pada nasib,

sedangkan seorang inkonsisten percaya pada peluang. “

( Benyamin Disraeli )

Nasib atau suratan takdir, merupakan suatu hal yang intangible diluar kemampuan manusia untuk mengendalikannya. Apa yang bisa kita lakukan untuk melawan sebuah nasib?
Kaya, miskin; pintar, bodoh; laki, perempuan; untuk sebagian besar manusia menganggapnya sebagai suatu suratan takdir yang terkadang menimbulkan gejolak dalam kehidupan kita sehari-hari.

Menjadi orang kaya kita bilang, “ nasibnya lagi baik “. Ketika kita jatuh miskin atau dalam keadaan serba kekurangan, kita bilang, “ nasib aja yang lagi jauh dari kita “. Kita lihat teman kita yang paling pintar waktu kita sekolah, kita bilang, “ yah… emang udah takdirnya jadi orang pinter “. Giliran kita ngelihat diri kita sendiri, “ yah…emang udah nasibnya otak cuma segini “.

Sungguh ironi, betapa pada akhirnya kita ini hanya menjadi pasrah pada sebuah garis hidup tanpa adanya sebuah perlawanan untuk merubahnya. Bukan berarti kita akan melawan suratan takdir, namun kita pun diajarkan untuk tetap berusaha, semampu kita karena yang akan dinilai oleh Tuhan adalah proses kita dalam menjalaninya, bukan hasilnya. Hasil boleh jadi baik untuk diri kita, tapi belum tentu hasil tersebut baik untuk orang lain. Namun jika dalam prosesnya baik, tentu hal ini akan punya dampak yang juga baik untuk kita maupun untuk orang lainnya.

Teringat akan sebuah pepatah lama yang mengatakan, “ Kita tak akan pernah bisa merubah arah tiupan angin, namun yang bisa kita lakukan adalah merubah arah layar perahu kita “ . Bukan berarti kita melawan nasib ( arah angin ), namun kita justru diperintahkan  untuk berdamai dengan nasib ( merubah arah layar perahu kita ).

Setiap detik dalam kehidupan, maka setiap detik pula arah angin kehidupan kita berubah. Lalu bagaimanakah cara kita agar mampu mengamati perubahan arah angin kehidupan yang selalu berubah? Peluang setiap detik bisa jadi muncul dihadapan kita, namun betapa banyak pula kesempatan yang hadir hilang begitu saja tanpa menyisakan apa-apa untuk kita.

Sumber gambar : www.chip.co.id/gallery/showphoto/Perahu