
Sebelum membuat bubur pedas dalam kemasan, Muryannie telah dikenal sebagai pelaku bisnis camilan khas Kalimantan Barat yaitu teri kremes lidah buaya. Dengan mengusung nama “Gilang” sebagai brand produknya, dalam seminggu pengusaha sukses yang akrab dipanggil Yani ini mampu memproduksi 600 bungkus teri kremes lidah buaya, dengan omzet Rp 5 juta per bulan.
Baca Juga Artikel Ini :
Wariskan Resep Masakan Melayu Hingga Generasi Ketiga
Warung Sambal Nek Uwan, Andalkan Menu Sambas Tempo Doeloe
“Pemerintah Kabupaten Kubu Raya sudah memesan 500 bungkus teri kremes lidah buaya “Gilang” untuk menyongsong MTQ tanggal 23 Mei nanti di Kubu Raya,” ujar perempuan kelahiran Singkawang ini.
“Selama ini, belum ada yang bisa membuat Bubur Pedas dalam bentuk kering dan sudah dikemas. Semua rumah makan dan pengusaha kuliner di Kalimantan Barat membuat bubur pedas yang sudah jadi dalam bentuk cair sebagaimana bubur pada umumnya, jadi sangat repot untuk dibawa ke luar kota,” ucapnya.
Waktu berada di luar Kalbar, Yani pernah mencoba membuat sendiri bubur pedas. Tapi masalahnya, daun kesum dan daun kunyit yang menjadi ciri khas rasa bubur itu hanya terdapat di Kalbar. Alhasil citarasa bubur pedas yang dihasilkan tidak sama dengan aslinya. “Saya terpaksa menggantinya dengan daun lain dan rasanya tidak sama dengan bubur pedas Sambas,” kata Yani.
Tak berhenti disitu saja inovasi yang Ia kembangkan, selain bubur pedas, ia juga membuat gule tarek dan kopi pinang muda. Gule tarek merupakan makanan anak-anak tempo dulu, terbuat dari gula merah yang ditaburi tepung tapioka. Sedang kopi pinang muda merek berkhasiat meningkatkan stamina bagi para lelaki. Dalam seminggu, dibantu 5 orang karyawan termasuk salah satunya sang putrid tercinta, ia bisa membuat hingga 50 bungkus kopi pinang muda.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini
“Omzet gule tarek Rp 3 juta per bulan, omzet kopi pinang muda Rp 1,5 juta per bulan,” ujar Yani.
Sedangkan untuk pameran, Yani telah menjelajahi Pulau Bali, Jakarta, Banjarmasin, Singkawang, Sambas, Bengkayang, Surabaya, dan Batam. Ia juga sering memberi pelatihan kepada pelaku UMKM di daerah tentang pengolahan produk, dan cara pembuatan surat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan tim liputan BisnisUKM.com, Yani berharap ke depan bisa lebih maksimal lagi dalam penjualan.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat