Sukses Berwirausaha Dari Resep Camilan Khas Kerajaan

Mengangkat camilan tradisional khas Kerajaan Melayu ternyata bisa mendatangkan keuntungan yang tak kalah sensasional. Hal inilah yang dialami oleh Ariyani yang sejak tahun 1998 silam menekuni bisnis kue deram-deram yang menjadi camilan khas Tanjungpinang.

 

SUKSES BERWIRAUSAHA DARI RESEP CAMILAN KHAS KERAJAAN MELAYU

Setelah menikah pada tahun 1984, Ariyani yang saat itu menjadi ibu rumah tangga ingin membantu sang suami untuk menambah penghasilan keluarga. “Suami saya waktu itu bekerja di rumah sakit umum sebagai tenaga honorer yang gajinya bagi kami belum mencukupi. Dari situ saya mulai berkeinginan untuk menambah penghasilan keluarga dengan membuat kue kering yaitu kue deram-deram yang berasal dari resep nenek saya,” ungkap Ariyani ketika ditemui Tim BisnisUKM pada Rabu (21/5) silam.

Di awal karirnya merintis usaha kue deram-deram, Ariyani menitipkan kue tersebut di kantin rumah sakit tempat suaminya bekerja serta di warung-warung kecil yang ada di pulau penyengat.

“Kue deram-deram adalah kue oleh-oleh khas Pulau Penyengat yang dulu dijadikan camilan kerajaan, orang-orang kerajaan makan kue deram-deram setiap sore disantap bersama secangkir kopi. Waktu itu masih belum dikemas seperti sekarang ini, saya menitipkannya di toples besar dan saya jual per bijinya lima ratus rupiah,” kenangnya.

Modal Uang Lima Puluh Ribu

Bermodalkan uang Rp 50.000,00 yang Ia gunakan untuk membeli bahan baku, Ariyani mengawali usahanya berdua bersama sang suami. “Saya mengawalinya berdua dengan suami, dari mulai membuat adonan, menggoreng, mengemas, sampai mengantar ke pasar berdua dengan suami,” tutur Ariyani.

Setelah berjalan satu sampai dua tahun, home industri kue yang Ia beri nama “Terus Jaya” ini mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan dan Disperindag Kota Tanjungpinang. “Saya mendapatkan bantuan ilmu dari Dinas kesehatan dan Disperindag Kota Tanjungpinang, bagaimana caranya memproduksi yang bagus, membuat label produk yang bagus dan memilih kemasan kue yang bagus,” papar ibu dua anak tersebut.

Meski awalnya tak mudah bagi Ariyani untuk mengangkat kue tradisional khas kerajaan Melayu ini ke pasar-pasar tradisional, namun Ia tak mudah menyerah untuk bisa mempromosikan kue deram-deram di minimarket dan pusat oleh-oleh yang ada di sekitar Tanjungpinang.

Fokus dan Pantang Menyerah Hadapi Tantangan

“Saya dulu hampir 5 kali datang ditolak terus masuk ke minimarket karena mereka belum mengenal kue kita. Saya bilang coba dulu 10 bungkus, kalau misalnya tidak jalan besok saya ambil lagi. Saya coba berkali-kali seperti itu, dan ternyata laku di minimarket. Sekarang mereka yang nelepon kita minta dikirimkan kue karena stok di toko telah kosong,” ujarnya dengan bangga.

Dibantu oleh dua orang tenaga kerja yang Ia miliki, sekarang ini Ariyani bisa menggenjot kapasitas produksi sekitar 200 kue deram-deram setiap harinya. “Waktu dulu dikerjakan dengan Bapak baru bisa produksi 50 per hari. Sekarang ada dua karyawan bisa produksi 200 per hari. Saya hanya bantu membuat adonan, Bapak bantu antar pesanan dan karyawan menggoreng dan packing produk,” kata pengusaha wanita dari Pulau Penyengat ini.

Kendati sekarang ini di Pulau Penyengat sendiri ada sekitar 10 orang produsen kue deram-deram, namun Ariyani mengungkapkan bahwa setiap produsen menawarkan kualitas dan keunikan rasa yang berbeda.

“Walaupun teman-teman saya mulai memproduksi jenis kue lainnya di luar deram-deram, saya hanya fokus pada satu produk. Karena dulu saya pernah buat kue macam-macam namun tidak jalan, kasian karyawan juga mengeluh capek buat ini besok ganti lagi buat itu. Jadi saya pilih fokus satu saja, yaitu kue deram-deram khas Pulau Penyengat,” jelasnya.

Dari bisnis kue tradisional yang Ia jalankan, Ariyani mengungkapkan tak hanya bisa menambah penghasilan keluarga namun juga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga mendapat gelar sarjana. “Lebih kurang ada 20 mitra yang membantu pemasaran. Alhamdulillah dari usaha kue deram-deram ini bisa mengantarkan saya dan suami ke Mekah dan di tahun 2021 mendatang giliran anak-anak saya yang ke Mekah,” cerita Ariyani dengan senyum bahagia.

Menutup perjumpaannya dengan tim BisnisUKM.com, Ariyani memberikan sedikit pesan bagi teman-teman pemula yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan keluarga baik untuk membantu suami ataupun menambah uang jajan anak, jangan ragu-ragu untuk segera mencoba menjadi pengusaha dan mengalirlah seperti air karena setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses.

Tim Liputan BisnisUKM

3 Komentar

  1. Ternyata saya kurang gigih. Saya baru 1x tawarkan titip toko dan ditolak, sudah menyerah. Memang butuh dikuatkan ya tekadnya.

Komentar ditutup.