
Ibu Ratna, demikian wanita 58 tahun ini akrab disapa, mengaku memilih membuat bisnis Rotikap karena pengerjaannya yang ringkas dan untuk satu kali memanggang, bisa menghasilkan 300 buah Rotikap sekaligus.
Pengalaman Merugi Dua Nampan
“Kelapa parut yang saya beli di warung itu ternyata menggunakan kelapa muda sehingga kualitas santan cepat basi. Saya terpaksa harus membuang sebanyak lima kilogram bahan Rotikap yang sudah terlanjur dibuat,” ujar Ratna.
Baca Juga Artikel Ini :
Sun Vera, Kenalkan Lidah Buaya Khas Pontianak Hingga Angkasa
Seiring dengan banyaknya permintaan konsumen, di tahun 2003 Ratna kemudian memberi merek ‘Rotikap Kadriyah’ untuk produk kue tradisional khas Melayu tersebut. “Rotikap Kadriyah tersedia dalam 3 rasa, original (tanpa isi), isi nenas, dan isi coklat,” ucapnya.
Selain itu, Rotikap Kadriyah juga dapat diisi dengan gula durian, dan cempedak. Ratna bercerita, pernah ada seorang konsumen dari Jakarta yang minta diisi abon sehingga Rotikap buatannya menjadi asin seperti pastel. “Padahal, selama ini semua Rotikap selalu manis. Tapi, demi kepuasan pelanggan saya turuti saja,” ujar Ratna sambil tertawa.
Dengan kisaran harga jual mulai dari Rp 1.000 dan untuk kemasan siap antar isi 20 dengan harga Rp 25.000 per paket, omzet per bulan yang mampu ia raih yakni sekitar Rp 6 juta. Kendati bisnisnya dijalankan dari rumah, akan tetapi pemasasan Rotikap Kadriah ini sudah menyebar di Pontianak, Jakarta, dan Bandung.
“Rotikap buatan saya tidak mengandung pengawet dan tahan hingga 2 minggu. Saat ini setiap hari saya bisa membuat 500 buah Rotikap dengan berbagai varian rasa,” tambah Ratna.
Kendala Merintis Usaha Hingga Dibawa ke Eropa
“Kadang ada pesanan dalam jumlah besar, tapi buah nenas tidak ada di pasaran karena sedang tidak musim. Di tambah lokasi rumah saya berada di dalam gang sempit dan berkelok-kelok menyebabkan orang sukar menemukannya,” ungkapnya ketika ditemui tim liputan BisnisUKM.com.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini
Tak disangka, Rotikap Kadriyah buatan Ratna sudah ‘terbang’ hingga ke Arab Saudi dan Eropa. Karena tahan lama, beberapa jamaah haji asal Pontianak pernah memesan Rotikap buatannya sewaktu hendak berangkat ke tanah suci. Selain itu, keluarga Ratna yang menikah dengan pria berkebangsaan Perancis juga membawa serta Rotikap Kadriyah ketika harus mengikuti suami ke Paris, Perancis.
Setahun terakhir, Rotikap Kadriyah mulai diikutkan pameran UKM dan mengisi stand yang diadakan di Kota Pontianak. Selain Rotikap, Ratna juga menjual Bingke seharga Rp 1.000 per buah dan dititip ke warung dekat rumahnya. Juga Tart susu seharga Rp 40.000 per cetakan. Ke depan, Ratna ingin lebih mengembangkan usahanya dan menyewa ruko untuk memudahkan konsumen menemukan tempat produksi rotikap ini.
Setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, Ratna harus memenuhi pesanan Rotikap sampai ribuan butir. “Tapi kalau menjelang Lebaran, harga jual terpaksa saya naikkan karena harus menyesuaikan dengan harga telur yang juga naik,” pungkasnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat