Bisnis mainan edukatif

Inspirasi Bisnis Dari Sulitnya Mencari Mainan Anak

Bisnis mainan edukatifBerawal dari pengalaman sulitnya mencari mainan kayu yang aman dan bisa menstimulasi perkembangan sang buah hati, sekitar tahun 2008 Muhammad Rofi (34) mencoba bergabung menjadi reseller mainan edukatif dan memasarkannya via internet. Tak disangka langkah kecil tersebut menjadi awal cerita bagi Rofi hingga kini Ia bisa sukses memproduksi mainan edukatif yang aman untuk tumbuh kembang anak.

“Waktu itu anak saya masih berusia 2 tahun, dan ketika itu saya merasa kesulitan mencari mainan kayu yang aman dan bisa menstimulasi perkembangan anak tapi dengan harga terjangkau. Dengan modal awal sekitar 1 juta saya mulai membeli domain untuk website dan stok barang,” cerita Rofi sembari mengingat pengalaman awal merintis usaha.

Baca Juga Artikel Ini :

Dulu Reseller Kini Jadi Supplier Mainan Edukatif

Mengembangkan Bisnis Mainan Edukasi Melalui Internet

Melalui website toko online yang Ia bangun, Rofi mulai serius memasarkan produk mainan edukatif dengan mengusung brand Rumah Edukatif. “Alhamdulillah ternyata respon dari customer sangat luar biasa, sekitar 3 bulan pemasaran online banyak customer yang menginginkan menjadi agen,” begitu ujarnya.

Meski di awal-awal merintis usaha banyak kendala yang pernah Ia alami, namun Rofi tak lantas menyerah dengan kendala yang menghadang karena Ia yakin peluang pasar di bisnis mainan edukatif masih sangat menjanjikan. “Saat itu kendala yang kami hadapi meliputi pengadaan bahan mentah yang tergantung suplier, tenaga kerja yang butuh keahlian pengerjaan mainan yang kecil dan detail, produksi yang tergantung cuaca, pemasaran yang masih belum tergarap optimal, dan tidak ketinggalan adalah kendala terkait pendanaan,” ungkap pengusaha sukses yang satu ini.

Maju dan Berkembang Tanpa Modal Perbankan

Finishing jam dudukKhusus untuk masalah pendanaan (modal usaha), Rofi berkomitmen untuk tidak bersentuhan sama sekali dengan permodalan dari berbagai lembaga keuangan yang ada seperti bank dan sebagainya. Sehingga sampai saat ini Rofi masih mengandalkan modal pribadi dan menyisihkan keuntungan sedikit demi sedikit untuk menambah modal usaha.

“Kedepannya kami berencana untuk membuka investasi tetapi dalam lingkup kecil, cukup dari kerabat dan teman dekat terlebih dahulu untuk mengatasi kendala pendanaan. Adapun kendala terkait produksi dan pemasaran bisa diatasi dengan menjalin komunikasi kekeluargaan dengan tukang, suplier bahan mentah dan customer,” imbuh Rofi.

Terbukti strategi yang dipilih Rofi sangatlah tepat, berawal dari status reseller kini Ia telah memiliki workshop sendiri dengan 10 orang tenaga produksi dan memiliki lebih dari 80 agen yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap bulannya, pengusaha sukses ini bisa memproduksi 2.000 pcs mainan edukatif (dengan asumsi jumlah karyawan normal 10 orang). Jika ada proyek besar, maka ada tambahan tukang borongan dan lembur.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi dengan Video.

Klik Disini

“Alhamdulillah saat ini pemasaran Rumah Edukatif sudah menjangkau seluruh wilayah Indonesia dari Sumatera hingga Papua dan pernah beberapa kali ada pembelian dari negara tetangga Malaysia. Dari tahun ke tahun perkembangannya juga semakin meningkat. Kualitas produk yang semakin meningkat berbanding lurus dengan banyaknya agen baru yang kontinyu melalilam order. Adapun kedepan, kami ada rencana untuk membuka cabang pemasaran offline di daerah lain dan membuka investasi dengan lingkup orang-orang dekat,” tambahnya.

Kesuksesan Rofi dalam merintis bisnis mainan edukatif tak bisa lepas dari minat minat atau passion yang Ia miliki. “Yang terpenting temukan minat kita, hindari riba, berjuang mengembangkan usaha dengan penuh keuletan, jujur dan menjaga amanah dari semua pihak. Selain itu sebagai pengusaha kita juga harus bisa menjalin komunikasi kekeluargaan dengan semua pihak, sabar menjalani proses termasuk kegagalan, dam jadikan kegagalan sebagai motivasi untuk memperbaiki kesalahan,” pesannya menutup wawancaranya dengan tim liputan BisnisUKM.com.

Tim Liputan BisnisUKM

One comment

  1. Saya ingin belajar berbisnis.
    Bolehkah berbagi pengalaman.
    Smg ke depan nya saya bs seperti anda.
    Terima kasih

Comments are closed.